Renungan Harian Virtue Notes, 27 Oktober 2011
Irama Penyembahan
Bacaan: Yohanes 4: 24
4:24 Allah itu Roh
Banyak orang yang tidak menghayati keberadaan Tuhan, sebab mereka tidak sungguh-sungguh mengakui dan menyadari bahwa mereka hidup di alam semesta yang dikuasai oleh Sang Pencipta. Orang-orang seperti ini pasti tidak menghormati Tuhan secara pantas. Bagaimana mereka bisa menghormati Tuhan secara pantas, kalau menghayati kehadiran-Nya saja tidak sanggup?
Hari ini penyembahan terlampau disederhanakan menjadi “pujian dan penyembahan” atau “praise and worship” yaitu nyanyian rohani dengan kata-kata penghormatan kepada Tuhan dalam liturgi di gereja. Akibatnya setelah menyanyikan nyanyian rohani, orang merasa telah menyembah Allah. Padahal menyembah seharusnya adalah irama jiwa yang dikendalikan oleh rohnya, sebab Allah menghendaki penyembahan dalam roh dan kebenaran.
Menyembah, proskynĂ©o artinya “memberi nilai tinggi Tuhan” atau memperlakukan Tuhan sebagai Pribadi yang paling terhormat. Irama penyembahan dikendalikan oleh roh, yaitu roh manusia yang berasal dari Allah (Kej. 2:7) telah sinkron dengan jiwa yang diperbaharui oleh kebenaran Firman Tuhan. Penyembahan dari roh dan kebenaran ini bisa terwujud kalau kita mengenal Allah dengan benar dan memiliki persekutuan dengan-Nya setiap saat. Tentu hal ini tidak bisa dimiliki seseorang dalam sekejap.
Jadi semestinya praise and worship di gereja menjadi sarana untuk mengekspresikan irama menyembah yang telah kita miliki dari kehidupan kita setiap hari, bukan usaha untuk menggerakkan jiwa agar bisa menyembah Allah. Usaha menggerakkan jiwa merupakan manipulasi perasaan yang mengakibatkan kemunafikan, sebab kata-kata yang diucapkan tidak sejalan dengan perbuatan setiap hari.
Satu hal yang sangat penting untuk diketahui adalah bahwa untuk bisa menghayati keberadaan Sang Pencipta, kita harus mengenal-Nya dengan benar. Tanpa mengenal-Nya dengan benar kita hanya mampu menghayati keberadaan Allah melalui ritual keagamaan, tetapi tidak sanggup menghayati keberadaan-Nya melalui segala kegiatan hidup setiap saat dan di manapun kita melangkah hidup. Jadi marilah kita selalu belajar mengenal-Nya dengan benar melalui kebenaran Firman-Nya, agar kita dapat hidup dalam irama penyembahan yang benar yaitu dalam sepanjang hidup kita, bukan hanya beberapa saat saja di kebaktian di gereja atau di persekutuan doa.
Irama penyembahan dihasilkan dari menghayati keberadaan Sang Pencipta melalui pengenalan dari kebenaran Firman.
Diadaptasi dari Truth Daily Enlightenment, dengan ijin penerbit.
0 komentar:
Posting Komentar