Renungan Harian Virtue Notes, 6 Oktober 2011
Lebih Memilih Menyelamatkan Nyawanya
Bacaan: Matius 27: 15-26
27:15 Telah menjadi kebiasaan bagi wali negeri untuk membebaskan satu orang hukuman
27:16 Dan pada waktu itu ada dalam penjara seorang yang terkenal kejahatannya yang bernama Yesus Barabas.
27:17 Karena mereka sudah berkumpul di sana, Pilatus berkata kepada mereka: "Siapa yang kamu kehendaki kubebaskan bagimu, Yesus Barabas atau Yesus, yang disebut Kristus?
27:18 Ia memang mengetahui, bahwa mereka telah menyerahkan Yesus karena dengki.
27:19 Ketika Pilatus sedang duduk di kursi pengadilan,
27:20 Tetapi oleh hasutan imam-imam kepala dan tua-tua, orang banyak bertekad untuk meminta supaya Barabas dibebaskan dan Yesus dihukum mati.
27:21 Wali negeri menjawab dan berkata kepada mereka: "Siapa di antara kedua orang itu yang kamu kehendaki kubebaskan bagimu?" Kata mereka: "Barabas."
27:22 Kata Pilatus kepada mereka: "Jika begitu, apakah yang harus kuperbuat dengan Yesus, yang disebut Kristus?
27:23 Katanya: "Tetapi kejahatan apakah yang telah dilakukan-Nya?" Namun mereka makin keras berteriak: "Ia harus disalibkan!"
27:24 Ketika Pilatus
27:25 Dan seluruh rakyat itu menjawab: "Biarlah darah-Nya ditanggungkan atas kami dan atas anak-anak kami!
27:26 Lalu ia membebaskan Barabas bagi mereka, tetapi Yesus disesahnya
Pontius Pilatus sebenarnya diberi kesempatan untuk mengenal Kerajaan Tuhan Yesus Kristus, tetapi ia memilih untuk menyia-nyiakan kesempatan tersebut, dan akhirnya untuk selama-lamanya tidak pernah masuk Kerajaan yang ditawarkan Yesus kepadanya. Pilatus lebih memilih menyelamatkan “nyawanya”, yaitu kedudukan dan kehormatannya di Yudea dibandingkan kerajaan Yesus Kristus.
Menurut transkip kuno didapati catatan bahwa memang pada waktu itu reputasi Pilatus sedang menurun. Itulah sebabnya ia berusaha mengambil hati orang Yahudi dengan menyerahkan Yesus kepada mereka. Sebenarnya Pilatus juga memiliki hati nurani yang cukup baik. Ia sempat menyatakan bahwa ia tidak mendapati kesalahan apa pun dalam diri Yesus (Yoh. 18:38), dan istrinya pun diperingatkan Allah melalui mimpi agar tidak bertindak gegabah terhadap Yesus (Mat. 27:19). Tetapi Pilatus memilih menyelamatkan dirinya, akibatnya ia terhilang untuk selama-lamanya. Suatu hari nanti di hadapan penghakiman Tuhan, Pilatus tidak dapat berdalih, sebab Tuhan sudah cukup memberi peringatan kepadanya untuk tidak masuk ke dalam kebinasaan. Apakah ini berarti kalau Pilatus tidak menghukum Tuhan Yesus berarti Tuhan Yesus tidak disalib? Tentu Tuhan Yesus tetap akan disalib, tetapi Pilatus tidak ikut terlibat menentang-Nya.
Ini memberi gambaran mengenai banyak orang Kristen yang memang memiliki naluri yang cukup baik, berkelakuan santun di mata manusia dan tidak berhasrat masuk neraka, tetapi mereka memilih nyawanya sendiri di dunia. Mereka menganggap tindakan mereka tidak membuat mereka binasa, padahal Tuhan Yesus menuntut kesetiaan yang tinggi untuk berani meninggalkan kesenangan dunia demi Kerajaan-Nya. Kalau kita diperkenankan hidup hari ini, itu karena Kerajaan-Nya. Apa pun yang kita lakukan haruslah demi kepentingan Kerajaan-Nya.
Bagaimana kita hidup demi Kerajaan-Nya tersebut? Pertama-tama kita harus mengenal kebenaran yang tertulis di dalam Injil. Dengan mengenal kebenaran tersebut maka kita mengenal Kerajaan-Nya. Setelah itu, kita diajar untuk menyelamatkan jiwa-jiwa yang terhilang. Dengan melalui tahap ini kita dilayakkan masuk Kerajaan-Nya. Pertanyaannya adalah apakah hari ini kita masih mau menyelamatkan “nyawa kita”, yaitu reputasi, kedudukan dan kehormatan kita, atau beranikah kita mengorbankannya demi kepentingan Kerajaan-Nya. Ingat pernyataan Tuhan Yesus, “Barangsiapa tidak mengumpulkan bersama Aku, ia menceraiberaikan” (Luk. 11:23). Siapa tidak melayani Tuhan berarti mengganggu pekerjaan-Nya.
Demi kerajaan Kristus, kita harus rela kehilangan nyawa kita.
Diadaptasi dari Truth Daily Enlightenment, dengan ijin penerbit.
0 komentar:
Posting Komentar