Renungan Harian Virtue Notes, 23 Oktober 2011
Persyaratan Untuk Menjadi Anak-anak Allah
Bacaan: Roma 8: 14
8:14 Semua orang, yang dipimpin Roh Allah, adalah anak Allah.
Alkitab mengatakan bahwa hanya orang-orang yang dipimpin oleh Roh Allah yang merupakan anak-anak Allah. Ayat ini secara tegas menunjukkan adanya persyaratan untuk menjadi anak-anak Allah, yaitu dipimpin oleh Roh Allah. Dengan hal ini maka hendaknya kita tidak dengan mudah menyatakan bahwa setiap orang yang mulutnya mengaku menerima Yesus telah secara otomatis menjadi anak Allah yang sah, yang nantinya akan diterima di Kerajaan Bapa.
Apabila kita memperhatikan dengan teliti apa yang dikatakan dalam Yohanes 1:12–13, maka dapat diperoleh suatu kebenaran, bahwa setelah seseorang menerima Yesus, maka ia diberi kuasa, atau tepatnya hak, supaya menjadi anak-anak Allah. Jadi belum otomatis menjadi anak Allah yang sah. Ia memang sudah terlebih dahulu diberi kuasa atau hak, dan hak itu bila dimanfaatkan akan membuat seseorang dapat menjadi anak Allah atau dilayakkan sebagai anak Allah. Dengan demikian jelaslah bahwa untuk menjadi anak Allah harus ada persyaratan yang harus dipenuhi. Dengan demikian tidak sembarang orang boleh mengaku dirinya sebagai anak Allah.
Dalam bahasa Yunani memang ada istilah yang digunakan untuk menyebut anak-anak sah dan anak-anak yang tidak sah. Anak-anak yang sah disebut huiós, sementara anak-anak yang tidak sah atau haram disebut nóthos. Contohnya dalam Ibr. 12:8, di mana orang-orang yang menolak didikan Bapa dikatakan berstatus anak yang tidak sah, bukan anak yang sah.
Jadi, kalau orang mengaku dengan mulut bahwa ia menerima Tuhan Yesus, belum tentu dia sudah menjadi anak yang sah di hadapan Tuhan. Penerimaannya terhadap Tuhan Yesus harus diuji. Pengujian tersebut melalui proses kehidupan, apakah ia memberi diri dididik oleh Bapa atau tidak. Dengan memberi diri dididik oleh Bapa berarti semakin seperti Bapa. Dengan semakin seperti Bapa, maka ia layak disebut anak Allah. Dengan kebenaran ini hendaknya setiap kita memeriksa diri dengan seksama dan jujur, apakah kita telah benar-benar melalui proses didikan oleh Bapa sehingga kita dianggap sah sebagai anak-anak Allah.
Dalam hal ini prestasi pelayanan bukanlah ukuran apakah seseorang adalah anak Allah yang akan diterima di Kerajaan-Nya, sebab bukan orang yang berseru kepada Yesus sebagai Tuhan akan selamat, tetapi mereka yang melakukan kehendak Bapa (Mat. 7:21–23). Orang yang melakukan kehendak Bapa adalah anak Bapa. Mereka yang menyebut diri anak-anak Allah haruslah melakukan apa yang dilakukan oleh Bapa di Surga.
Melalui proses kehidupan akan terbukti apakah kita benar-benar anak Allah yang sah.
Diadaptasi dari Truth Daily Enlightenment, dengan ijin penerbit.
0 komentar:
Posting Komentar