Renungan Harian Virtue Notes, 9 Oktober 2011
Menyelaraskan Kehendak
Bacaan: Yohanes 10: 4-5
10:4 Jika semua dombanya telah dibawanya ke luar, ia berjalan di depan mereka dan domba-domba itu mengikuti dia, karena mereka mengenal suaranya.
10:5 Tetapi seorang asing pasti tidak mereka ikuti, malah mereka lari dari padanya, karena suara orang-orang asing tidak mereka kenal."
Sebagai anak Tuhan yang sedang diproses dalam keselamatan dan sedang mengerjakan keselamatan, kita harus bersedia mengenakan kebenaran Firman Tuhan di dalam diri kita sebagai pilihan penting dan terutama dalam hidup ini. Kesediaan ini merupakan pilihan. Setiap kali kita dihadapkan dengan pengambilan keputusan dalam melakukan suatu tindakan, kita harus selalu mempertanyakan apakah tindakan tersebut sesuai dengan kehendak Allah atau tidak.
Komitmen untuk menyelaraskan kehendak kita terhadap kehendak Allah harus kita perbarui terus-menerus setiap hari. Kita harus selalu mengingat bahwa kita harus hidup sesuai dengan kehendak Allah. Sampai menutup mata selamanya, kita harus mengingat komitmen, “Aku telah mati dan tinggalkan cara hidupku yang lama” (1Ptr. 1:18), juga “Hidupku bukan aku lagi tetapi Kristus yang hidup didalam aku.” (Gal. 2:20) Kita harus meneladani Tuhan Yesus; kita harus hidup seperti Dia hidup. Komitmen ini harus melekat dalam diri kita dan tidak pernah kita tanggalkan sampai menutup mata.
Hendaknya kita berusaha menyelaraskan kehendak kita terhadap kehendak Tuhan. Di sini dibutuhkan saat teduh bagi kita untuk menghadap Tuhan dan berdialog dengan-Nya. Dialog dengan Tuhan juga dapat dikembangkan menjadi dialog setiap saat, sehingga penerangan Tuhan akan menyala dalam pikiran apabila hendak mengambil keputusan. Tanpa dialog ini kita akan berjalan dalam kegelapan. Domba yang terhilang pada dasarnya adalah anak Tuhan yang tidak memiliki penerangan dalan jiwanya untuk memahami apa yang Tuhan inginkan.
Tuhan Yesus berkata bahwa domba-domba-Nya mengenali suara Gembalanya. Kalau seseorang tidak bisa mendengarkan suara Gembala, berarti ia hanya bisa mendengarkan suaranya sendiri, yang diperolehnya dari markas Iblis. Suara Gembala dalam hati nurani kita akan menuntun kita kepada kehendak Allah yang baik, yang dikenan-Nya dan yang sempurna.
Dalam hal ini doa dan puasa tidak boleh menjadi sarana untuk mengatur Tuhan. Doa dan puasa kita merupakan sarana untuk hidup dalam pengaturan Tuhan, yaitu melenturkan hati supaya bisa hidup dalam penurutan terhadap kehendak Tuhan secara mutlak. Inilah proses kematian terhadap diri sendiri. Ini tahapan terberat dalam kehidupan Kristen kita. Ini adalah finishing dalam pembangunan bangunan kehidupan rohani.
Menyelaraskan kehendak membutuhkan dialog dengan Tuhan, agar kita sungguh-sungguh mengenali suara Sang Gembala Agung.
Diadaptasi dari Truth Daily Enlightenment, dengan ijin penerbit.
0 komentar:
Posting Komentar