Renungan Harian Virtue Notes, 5 Nopember 2010
Skolios
Bacaan: Wahyu 3:17-18
3:17 Karena engkau berkata: Aku kaya dan aku telah memperkayakan diriku dan aku tidak kekurangan apa-apa, dan karena engkau tidak tahu, bahwa engkau melarat, dan malang, miskin, buta dan telanjang,
3:18 maka Aku menasihatkan engkau, supaya engkau membeli dari pada-Ku emas yang telah dimurnikan dalam api, agar engkau menjadi kaya, dan juga pakaian putih, supaya engkau memakainya, agar jangan kelihatan ketelanjanganmu yang memalukan; dan lagi minyak untuk melumas matamu, supaya engkau dapat melihat.
Tuhan mengecam jemaat Laodikia dengan perkataan pedas. Mereka orang-orang Kristen yang tidak menyadari kemiskinan, kebutaan, kemelaratan dan ketelanjangannya, tetapi merasa dirinya tidak berkeadaan demikian. Keadaan ini sebetulnya banyak juga dijumpai pada orang-orang Kristen dewasa ini, yaitu mereka yang malang sebab menolak atau tidak memberi diri dengan sungguh-sungguh untuk diselamatkan.
Kemalangan inilah yang juga digambarkan pada seruan Rasul Petrus, “Berilah dirimu diselamatkan dari angkatan yang jahat ini.” (Kis 2:40). “Jahat” dalam teks aslinya ditulis σκολιός (skoliós) yang bermakna “tidak lurus”, “tidak jujur”, “bengkok”, atau “malang”. Orang yang skoliós adalah mereka yang tidak jujur dengan dirinya sendiri, sehingga tidak pernah mengalami pertobatan. Pada zaman para rasul, ini tampak terutama pada orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat yang menganggap dengan keberagamaannya, mereka bisa selamat. Sayangnya itu juga yang dipikirkan oleh orang-orang Kristen dewasa ini, yang menganggap setelah beragama Kristen, maka selamatlah mereka. Kalau cukup begitu saja, itu hanya usaha kecil.
Padahal yang dikehendaki Tuhan adalah usaha besar untuk keluar dari kubangan dosa atau kehidupan yang tidak sesuai dengan kehendak Tuhan. Untuk keluar dari Sodom, Lot harus berlari tanpa menoleh ke belakang (Kej. 19:17). Demikian pula dengan Nuh. Ia harus membuat bahtera yang begitu besar dengan peralatan sederhana yang ada pada zaman itu. Bahtera itu panjangnya 300 hasta, lebarnya 50 hasta dan tingginya 30 hasta (Kej. 6:15). Bagi mereka itu bukan pekerjaan mudah; tetapi memang tidak ada cara mudah untuk selamat. Tuhan Yesus pun mengatakan, “Berjuanglah untuk masuk melalui pintu yang sesak itu!” (Luk 13:24).
Kepada jemaat di Laodikia, Tuhan berfirman, “Belilah dari-Ku emas, minyak dan pakaian.” Ini berarti harus ada usaha untuk keluar dari keadaan kita yang buruk. Keselamatan dalam Tuhan Yesus Kristus adalah usaha Tuhan untuk menjadikan kita kembali menjadi manusia Allah (1Tim. 6:11). Kita yang menerima anugerah itu harus membeli, berarti ada yang kita tukar untuk memperolehnya. Paulus menyatakan bahwa ia telah melepaskan semua yang dimilikinya supaya ia memperoleh Kristus (Flp. 3:7-9). Berarti merupakan suatu penyesatan yang luar biasa kalau dikesankan bahwa keselamatan dalam Tuhan Yesus Kristus tidak membutuhkan pertaruhan sebagai barternya. Seseorang yang mau diselamatkan harus melepaskan kenyamanannya.
Anugerah keselamatan membutuhkan respons berupa usaha yang serius.
Dimodifikasi dari Truth Daily Enlightenment, dengan ijin penerbit.
0 komentar:
Posting Komentar