Renungan Harian Virtue Notes, 14 Nopember 2010
Pertanggungjawaban Iman
Bacaan: 1 Korintus 9:26-27
9:26 Sebab itu aku tidak berlari tanpa tujuan dan aku bukan petinju yang sembarangan saja memukul.
9:27 Tetapi aku melatih tubuhku dan menguasainya seluruhnya, supaya sesudah memberitakan Injil kepada orang lain, jangan aku sendiri ditolak.
Ada suatu penyakit yang menjangkiti jiwa manusia, yaitu tidak bertanggung jawab—khususnya untuk kehidupan iman. Seseorang bisa bertanggung jawab dalam banyak hal, tetapi ironisnya untuk kehidupan imannya, ia tidak merasa perlu memiliki pertanggungjawaban. Banyak orang yang berhasil dalam berbagai aspek kehidupannya, tetapi kehidupan imannya gagal. Orang seperti inilah yang dimaksud Tuhan Yesus dalam pernyataan-Nya: “Apa gunanya seseorang memperoleh seluruhdunia tetapi kehilangan nyawanya?” (Mat.16:26).
Paulus bersaksi bahwa ia tidak berlari tanpa tujuan dan bukan petinju yang sembarangan saja memukul, supaya jangan sampai terjadi sesudah berkhotbah mengajar orang, dia sendiri ditolak. Kata “ditolak” dalam teks aslinya adalah ἀδόκιμος (adókimos) yang juga berarti “menjadi terbuang” , “tidak berharga secara moral”, “tidak lulus”. Untuk itu ia mengibaratkan dirinya seperti seorang atlet yang berjuang sekeras mungkin dalam pertandingan. Inilah yang dimaksud dengan pertanggungjawaban iman.
Orang yang bisa memperoleh segenap dunia adalah orang-orang yang bertanggung jawab dalam hidup. Ia pasti rajin belajar di sekolah, bekerja keras, berkarier dengan segenap hati dan memaksimalkan semua potensi demi sebuah kesuksesan. Tetapi orang yang bertanggung jawab dalam kehidupan umum belum tentu bertanggung jawab dalam kehidupan imannya. Sebaliknya, orang yang bertanggung jawab dalam kehidupan imannya pasti bertanggung jawab dalam kehidupan umumnya; jika tidak, berarti pertanggungjawaban imannya belum benar.
Pertanggungjawaban iman artinya menyaksikan kepada dunia sekitarnya bahwa dirinya adalah anak Allah. Tentu bukan untuk pamer, tetapi kehidupan iman yang benar akan menjadi kesaksian di dunia yang gelap ini. Banyak orang Kristen merasa telah memenuhi pertanggungjawaban imannya dengan pergi ke gereja seminggu sekali, membayar persepuluhan dengan setia. Lebih lagi, kalau seseorang sudah menjadi aktivis jemaat, bahkan menjadi pendeta, pasti ia merasa telah memiliki pertanggungjawaban iman yang baik.
Tetapi pertanggungjawaban iman yang benar adalah menjadi tidak serupa dengan dunia ini. Ini sangat penting, sebab dari sinilah tampak apakah seseorang melangkah menuju kerajaan terang, atau kerajaan kegelapan. Itu sudah terlihat jelas sejak masih hidup di dunia ini. Seorang yang beriman harus memiliki cara hidup yang berbeda dengan mereka yang tidak beriman kepada Yesus Kristus.
Pertanggungjawaban iman yang benar adalah menjadi tidak serupa dengan dunia ini.
Dimodifikasi dari Truth Daily Enlightenment, dengan ijin penerbit.
0 komentar:
Posting Komentar