Renungan Harian Virtue Notes, 20 Nopember 2010
Orang Kristen Pajangan
Bacaan: 2 Timotius 3: 1-5
3:1. Ketahuilah bahwa pada hari-hari terakhir akan datang masa yang sukar.
3:2 Manusia akan mencintai dirinya sendiri dan menjadi hamba uang. Mereka akan membual dan menyombongkan diri, mereka akan menjadi pemfitnah, mereka akan berontak terhadap orang tua dan tidak tahu berterima kasih, tidak mempedulikan agama,
3:3 tidak tahu mengasihi, tidak mau berdamai, suka menjelekkan orang, tidak dapat mengekang diri, garang, tidak suka yang baik,
3:4 suka mengkhianat, tidak berpikir panjang, berlagak tahu, lebih menuruti hawa nafsu dari pada menuruti Allah.
3:5 Secara lahiriah mereka menjalankan ibadah mereka, tetapi pada hakekatnya mereka memungkiri kekuatannya. Jauhilah mereka itu!
Menakutkan sekali apabila seseorang merasa ada di pihak yang benar, padahal tidak; merasa sudah ada dalam keselamatan, padahal belum; merasa sedang bertumbuh, padahal sudah mati. Kuasa kegelapan yang jahat dan sangat cerdas bisa mengondisikan orang-orang Kristen seperti ini, sehingga mereka menjadi tersesat, tetapi tidak menyadari kesesatannya; mereka tidak tahu bahwa dirinya tidak tahu. Kondisi seperti ini terjadi terutama ketika fokus kehidupan seseorang selalu diarahkan kepada kesenangan hidup hari ini. Ini adalah penjara besar yang membelenggu hampir semua orang di bumi ini.
Kalau kita mau mengerti kondisi yang sebenarnya dalam hidup kita, kita harus memiliki kesungguhan memeriksa diri oleh tuntunan Roh Kudus dan pemberitaan Firman Tuhan yang murni. Jika tidak demikian, maka kita masih ada dalam belenggu kuasa kegelapan sampai tidak bisa lepas lagi untuk selamanya. Mendeteksi keadaan yang sebenarnya sedini mungkin adalah hal yang mutlak harus dilakukan. Terlambat berarti binasa. Dalam hal ini, Iblis akan berusaha membuat orang menunda memeriksakan diri dengan jujur dan bertobat.
Orang-orang yang tidak menyadari keadaannya tersebut akan makin banyak kita jumpai di dalam gereja. Paulus menyatakan bahwa secara lahiriah mereka menjalankan ibadah mereka, tetapi pada hakikatnya mereka memungkiri kekuatannya. (ay. 5). Kata “ibadah” dalam teks ini adalah εὐσέβεια (evsébīa) yang artinya “hidup saleh” atau “hidup kudus”. Orang yang hidup dalam kebenaran dan kesucian adalah orang yang beribadah. Dengan demikian yang memberi nilai ibadah seseorang bukanlah liturgi atau kegiatan gereja, melainkan kehidupan kita setiap hari.
Kata “kekuatan” (δύναμις, dýnamis) mengacu kepada yang memberi arti atau yang memberi nilai. Ibadah tanpa kekuatan adalah bak dummy handphone: yang ada hanya casing luarnya, tanpa perangkat elektroniknya. Handphone itu tidak ada kekuatannya, sebab tak lebih dari sekadar pajangan. Jadi, orang Kristen yang beribadah hanya secara lahiriah ialah orang Kristen pajangan; pajangan di gereja, pajangan di pelayanan, tetapi tidak memiliki kehidupan yang semakin saleh menurut Tuhan. Di mata manusia barangkali dipandang baik, tetapi di mata Tuhan tidak. Inilah tipu daya kuasa kegelapan yang membuat seseorang merasa diri sudah saleh, padahal belum. Ia tidak tahu hakikat kesalehan menurut Tuhan. Untuk mengerti kesalehan yang benar, kita harus memahami pribadi Kristus sebagai teladan yang benar bagi kita, sebab Ia lah pokok keselamatan bagi mereka yang taat kepada-Nya.
Yang memberi nilai ibadah bukanlah liturgi atau kegiatan gereja, melainkan kehidupan kita setiap hari.
Dimodifikasi dari Truth Daily Enlightenment, dengan ijin penerbit.
0 komentar:
Posting Komentar