Renungan Harian Virtue Notes, 26 Nopember 2010
Daging Dan Roh
Bacaan: Roma 7: 13–20
7:13 Jika demikian, adakah yang baik itu menjadi kematian bagiku? Sekali-kali tidak! Tetapi supaya nyata, bahwa ia adalah dosa, maka dosa mempergunakan yang baik untuk mendatangkan kematian bagiku, supaya oleh perintah itu dosa lebih nyata lagi keadaannya sebagai dosa.
7:14. Sebab kita tahu, bahwa hukum Taurat adalah rohani, tetapi aku bersifat daging, terjual di bawah kuasa dosa.
7:15 Sebab apa yang aku perbuat, aku tidak tahu. Karena bukan apa yang aku kehendaki yang aku perbuat, tetapi apa yang aku benci, itulah yang aku perbuat.
7:16 Jadi jika aku perbuat apa yang tidak aku kehendaki, aku menyetujui, bahwa hukum Taurat itu baik.
7:17 Kalau demikian bukan aku lagi yang memperbuatnya, tetapi dosa yang ada di dalam aku.
7:18 Sebab aku tahu, bahwa di dalam aku, yaitu di dalam aku sebagai manusia, tidak ada sesuatu yang baik. Sebab kehendak memang ada di dalam aku, tetapi bukan hal berbuat apa yang baik.
7:19 Sebab bukan apa yang aku kehendaki, yaitu yang baik, yang aku perbuat, melainkan apa yang tidak aku kehendaki, yaitu yang jahat, yang aku perbuat.
7:20 Jadi jika aku berbuat apa yang tidak aku kehendaki, maka bukan lagi aku yang memperbuatnya, tetapi dosa yang diam di dalam aku.
Dalam kehidupan manusia, pikiran, perasaan dan kehendak dalam jiwa berbeda dengan pikiran, perasaan dan kehendak dalam roh manusia. Pikiran, perasaan dan kehendak jiwa adalah hasil dari masukan, input, atau stimulus yang didengar dan yang dilihat orang dari dunia sekitarnya. Itu sangat dipengaruhi oleh kedagingan yang telah terjual di bawah hukum dosa untuk selanjutnya dimasukkan ke jiwa; sementara pikiran, perasaan dan kehendak roh adalah sesuatu yang sudah melekat dengan Allah, sesuai dengan pikiran, perasaan dan kehendak Allah.
Akibat jatuh dalam dosa, manusia terjual di bawah kuasa dosa (Rm. 7:14). Pikiran dan perasaan roh seperti tidur, lemah atau bisa dikatakan mati, karena tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Roh itu berniat baik, tetapi daging lemah (Mat. 26:41). Roh berkehendak melakukan kehendak Bapa, tetapi daging sudah terjual dibawah hukum dosa. Inilah yang tidak disadari oleh Adam. Setelah ia tahu apa yang baik dan jahat, ia tidak melakukan apa yang baik sesuai dengan kesucian Tuhan. Roh manusia tidak mampu mendominasi atau menguasai jiwa, padahal semestinya roh manusialah yang mendominasi jiwa, sehingga manusia hidup sesuai dengan kehendak Tuhan. Dengan demikian manusia tidak mungkin bisa berkenan kepada Allah, karena telah hidup menurut daging.
Yang dimaksud dengan tidak berkenan kepada Allah adalah tidak memenuhi tuntutan kesempurnaan sesuai dengan standar semula, yaitu manusia segambar dan serupa dengan Allah. Kejatuhan manusia ke dalam dosa mengakibatkan manusia mati, artinya terpisah dari Tuhan; secara fisik, manusia bisa mati, dan tidak mampu hidup dikendalikan oleh rohnya. Manusia terjual di bawah kuasa dosa. Bagaimanapun, manusia tidak akan mampu melakukan kehendak Tuhan yaitu apa yang baik, yang berkenan dan yang sempurna. Kebaikan manusia terbatas.
Keselamatan dalam Tuhan Yesus Kristus memberi kemungkinan pikiran dan perasaan roh menguasai jiwa manusia kembali. Lalu jiwa yang dikuasai roh ini mengendalikan seluruh kehidupan. Keselamatan adalah usaha Tuhan mengembalikan manusia kepada rancangan-Nya, artinya agar roh manusia kembali mendominasi kehidupan untuk mengerti dan melakukan apa baik, yang berkenan dan yang sempurna di hadapan-Nya. Dalam hal ini orang percaya dipanggil untuk sempurna. Inilah panggilan untuk hidup menurut roh, bukan menurut daging.
Kita dipanggil untuk diselamatkan, agar roh kembali mendominasi kehidupan kita
Dimodifikasi dari Truth Daily Enlightenment, dengan ijin penerbit.
0 komentar:
Posting Komentar