RSS
email

Dapatkan Renungan Virtue Notes Langsung ke Email Anda!

Menanggapi Dengan Tepat

Renungan Harian Virtue Notes, 17 Nopember 2010

Menanggapi Dengan Tepat



Bacaan: Matius 11: 15-17

11:15 Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengar!
11:16. Dengan apakah akan Kuumpamakan angkatan ini? Mereka itu seumpama anak-anak yang duduk di pasar dan berseru kepada teman-temannya:
11:17 Kami meniup seruling bagimu, tetapi kamu tidak menari, kami menyanyikan kidung duka, tetapi kamu tidak berkabung.


Seorang mahasiswa yang dikirim orang tuanya untuk berkuliah di suatu perguruan tinggi harus membiasakan dirinya bangun pagi untuk pergi kuliah dan belajar dengan sungguh-sungguh, agar tidak menyia-nyiakan pengorbanan orang tuanya yang berjerih lelah membiayainya. Mahasiswa yang tidak mau belajar giat demi masa depannya adalah anak yang bodoh. Bukankah orang tua melakukan segala usaha demi kebaikan anak itu sendiri? Kalau si anak tidak mau mengerti hal ini, berarti ia menjerumuskan dirinya kepada kehancuran.

Tuhan Yesus adalah pokok keselamatan (Ibr. 5:9). Orang yang bisa mencapai kesempurnaan iman seperti-Nya ialah mereka yang mau taat kepada-Nya. Taat berarti mematuhi perintah yang didengar, atau menanggapi perintah-Nya dengan tepat. Sudahkah kita memahami bahwa kematian Tuhan Yesus di kayu salib bermaksud menebus kita dari cara hidup yang salah? Sudahkah ada perjuangan yang kita lakukan untuk ini? Banyak orang hanya merayakan kebaikan Tuhan, pengorbanan-Nya di kayu salib untuk menebus kita, berkat-berkat-Nya, pemeliharaan dan kuasa-Nya, tetapi tidak mengerti tanggung jawab yang harus dipikul sebagai anak-anak Tuhan, yaitu belajar menjadi saleh demi keselamatan dirinya sendiri.

Firman Tuhan sesungguhnya jelas menyerukan tanggung jawab ini, tetapi nyatanya banyak orang yang tidak menanggapinya dengan benar, tidak mau dengar-dengaran. Mereka merasa yang penting masuk surga, dan yakin masuk surga. Ini seperti mahasiswa yang asal pergi kuliah ke kampus, dan beranggapan yang terpenting baginya adalah, “Pokoknya lulus.” Padahal yang terpenting baginya adalah bertanggung jawab belajar dan memahami apa yang diajarkan, agar ilmunya dapat dimanfaatkan dalam kehidupan sesudah ia lulus nanti.

Berkenaan dengan hal ini Tuhan Yesus mengumpamakannya dalam suatu puisi, “Kami meniup seruling bagimu, tetapi kamu tidak menari; kami menyanyikan kidung duka, tetapi kamu tidak berkabung” (ay. 17). Maksud pernyataan ini adalah bahwa banyak orang tidak menanggapi panggilan-Nya secara tepat; tidak mau memahami Firman-NYA secara tepat. Mereka bertelinga, tetapi mereka tidak mendengar (ay. 15). Sesungguhnya panggilan bertobat sama dengan panggilan berubah; bukan hanya dari perbuatan yang salah, tetapi dari cara hidup yang salah. Cara hidup di sini dimotori oleh pola berpikir. Perubahan ini harus diperjuangkan dengan sangat serius.


Kita harus menanggapi panggilan Tuhan melalui mempertanggungjawabkan iman kita dengan benar.


Dimodifikasi dari Truth Daily Enlightenment, dengan ijin penerbit.


Bookmark and Share

0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Lisensi Creative Commons
Renungan Virtue Notes is licensed under a Creative Commons Atribusi-NonKomersial-TanpaTurunan 3.0 Unported License.
Berdasarkan karya di virtuenotes.blogspot.com.
 
Powered By Blogger