Renungan Harian Virtue Notes, 13 Nopember 2010
Bertobat Dari Cara Hidup Yang Salah
Bacaan: Yohanes 8:31-32
8:31. Maka kata-Nya kepada orang-orang Yahudi yang percaya kepada-Nya:"Jikalau kamu tetap dalam firman-Ku, kamu benar-benar adalah murid-Ku
8:32 dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu."
Bertobat dari perbuatan yang salah dan bertobat dari cara hidup yang salah itu berbeda. Perbuatan yang salah bisa menunjuk satu atau lebih perbuatan yang dinilai salah; tetapi cara hidup yang salah menunjuk seluruh cara memandang hidup dan semua filosofinya yang tidak sesuai dengan maksud Tuhan dalam menciptakan kehidupan ini. Yang kedua ini menyangkut cara berpikir dan sikap hati. Pertobatan yang sejati berfokus pada perubahan pikiran dan sikap hati.
Dalam bahasa Yunani untuk kata bertobat ini adalah μετάνοια (metanīa) yang artinya perubahan pikiran. Ini berbeda dengan pertobatan menurut konsep agama-agama pada umumnya—termasuk pada bangsa Israel—yaitu perubahan perbuatan. Ini yang dinyatakan dalam kata “bertobat” yang digunakan di Perjanjian Lama, שׁוּב (shûb) yang artinya “berbalik”. Berbalik dari perbuatan yang salah ketika bangsa Israel tidak melakukan Taurat, dan menyembah allah asing. Memang secara umum dalam pertobatan perbuatan ada pula perubahan pola berpikir dan sikap hati, tetapi tidak menyeluruh atau tidak terlalu berarti, sebab kalau pikiran mengalami perubahan, maka perbuatannya pun pasti berubah; tetapi kalau satu atau lebih perbuatan salahnya diubah, belum tentu pola berpikirnya berubah secara menyeluruh. Setelah seseorang bertobat pun harus terus-menerus mengalami pembaruan pikiran (μεταμορφοῦσθε, metamorfústhe, Rm. 12:2). Pembaruan pikiran inilah yang membuat kita mengerti kehendak Tuhan: apa yang baik, yang berkenan dan yang sempurna.
Bertobat dari perbuatan yang salah bisa dilakukan dalam waktu singkat, tetapi bertobat dari cara hidup yang salah tidak bisa dilakukan dengan singkat. Bertobat dari perbuatan yang salah bisa dilakukan dengan cara menunjukkan perbuatan yang salah tersebut dan mengarahkan kepada perbuatan yang benar atau baik, tetapi bertobat dari cara hidup yang salah hanya bisa dengan cara memahami kebenaran (Yoh. 8:32).
Mengenal kebenaran memerlukan waktu yang panjang. Dalam Yoh. 8:31, kata tetap dalam teks aslinya adalah μένω (ménō) yang berarti “terus-menerus menetap” atau “terus-menerus bertahan”. Jadi, tetap dalam Firman artinya terus-menerus mempelajari Firman Tuhan. Dengan demikian bila digambarkan, pertobatan itu bukan suatu titik, tetapi seperti suatu garis panjang. Pertobatan juga merupakan pembaharuan pikiran yang tiada henti sampai maut menjemput kita. Jadi adalah wajar apabila selama hidup ini, kita akan terus merasa miskin di hadapan Tuhan, sebab keadaan kita belum seperti yang Tuhan kehendaki.
Jika ingin dimerdekakan, kita harus bertobat dari cara hidup yang salah.
Dimodifikasi dari Truth Daily Enlightenment, dengan ijin penerbit.
0 komentar:
Posting Komentar