Renungan Harian Virtue Notes, 8 Nopember 2010
Logos
Bacaan: Yohanes 1:1-3
1:1 Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.
1:2 Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah.
1:3 Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatupun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan.
Alkitab yang kita miliki sekarang sudah berusia ribuan tahun. Bahkan sebelum adanya Kekristenan, Perjanjian Lama sudah ada. Alkitab menjadi landasan agama-agama monoteis utama di bumi ini, bahwa Allah itu Esa. Tetapi patut diperhatikan bahwa Alkitab menunjukkan bahwa nama Allah sendiri mengandung kejamakan. Dalam kitab Perjanjian Lama, nama Allah dalam bahasa aslinya ditulis אֱלוֹהִים (Ĕlohim). Akhiran -im menunjuk kejamakan. Inilah yang dikatakan dalam Yoh 1:1, “Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah”. Firman di sini dalam teks aslinya adalah λόγος (Lógos).
Firman atau Logos yang dimaksud Yohanes ini tak lain dan tak bukan adalah Yesus Kristus sendiri. Ialah pribadi Allah yang bersama-sama dengan Allah Bapa, Tuhan Semesta Alam. Ayat 1 ini dalam bahasa aslinya lebih tegas lagi, lebih tepat diterjemahkan, “Pada mulanya Logos telah ada; Logos itu telah bersama-sama dengan Allah; dan Allah adalah Logos itu.” Ia telah ada sebelum pada mulanya.
Tuhan Yesus berkata, “Aku datang dari Bapa dan Aku datang ke dalam dunia” (Yoh. 16:28). Untuk mengaminkan perkataan Yesus ini dibutuhkan dua hal. Pertama, kerendahan hati untuk mengakui bahwa Yesus Kristus yang dikandung oleh Maria karena Roh Kudus adalah Allah, tetapi Ia adalah Allah Anak—Logos—bukan Allah Bapa. Bapa adalah Bapa dan Anak adalah Anak, tetapi keduanya satu adanya. Kedua, kesediaan memahami konsep bahwa Allah itu Esa (tunggal), tetapi tidak tunggal dalam arti matematis.
Mengapa Yesus disebut Anak? Kata ini hendak menunjukkan bahwa memang Sang Logos yang berasal dari Bapa, tetapi bukan Bapa. Ia bagian dari Bapa sebagai Allah. Saat datang ke dunia menjadi manusia, Ia benar-benar Anak Allah yang terpisah dari Bapa. Ia disamakan dengan manusia dengan cara mengosongkan diri-Nya— artinya melepaskan semua keagungan dan kemuliaan-Nya sebagai Allah. Dan ketika mengosongkan diri-Nya, roh dalam diri-Nya tetap Roh Anak Allah, tetapi tubuh-Nya dari Maria, jiwa-Nya terbangun dari pertemuan antara tubuh dan roh.
Kita bersyukur dengan mengenal Kristus maka kita bertumbuh menjadi dewasa dan disempurnakan melalui Firman. Berbahagialah orang yang percaya kepada-Nya bukan hanya dengan mulut tetapi juga dengan tindakan. Jadi selayaknyalah kita mengatakan, “Yesus, Engkau Tuhan dan Rajaku”, karena memang kita diciptakan bagi-Nya. Orang yang mengakui Tuhan Yesus di bumi ini akan diakui di kerajaan-Nya.
Sudah sepantasnya kita memuji Yesus sebagai Tuhan dan Raja kita, sebab Ia memang Allah sendiri.
Dimodifikasi dari Truth Daily Enlightenment, dengan ijin penerbit.
0 komentar:
Posting Komentar