Renungan Harian Virtue Notes, 9 Oktober 2010
Yesus Tanpa Ajaran-NYA
Bacaan : Roma 1 : 16-17
1:16. Sebab aku mempunyai keyakinan yang kokoh dalam Injil, karena Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang yang percaya, pertama-tama orang Yahudi, tetapi juga orang Yunani.
1:17 Sebab di dalamnya nyata kebenaran Allah, yang bertolak dari iman dan memimpin kepada iman, seperti ada tertulis: "Orang benar akan hidup oleh iman."
Ramai kita jumpai kenyataan bahwa banyak orang Kristen yang merasa sudah memiliki TUHAN Yesus, tetapi tidak memiliki ajaran-NYA, atau tidak memahami secara memadai apa yang diajarkan-NYA. Celakanya mereka merasa bisa memiliki TUHAN Yesus walaupun tidak memiliki ajaran-NYA.
Pernahkah saudara mempersoalkan, sebenarnya yang menyelamatkan kita itu TUHAN Yesus atau ajaran-NYA? Mungkin Saudara menjawab, “TUHAN Yesus,” tetapi Alkitab juga menulis bahwa Injil adalah kuasa ALLAH yang menyelamatkan. Dan Injil itu bukan saja berita mengenai pribadi TUHAN Yesus, tetapi juga ajaran-NYA. Dengan demkian sangatlah jelas bahwa yang menyelamatkan manusia adalah pribadi TUHAN Yesus yang mati di kayu salib untuk menebus dosa-dosa kita dan Firman-NYA yang menguduskan dan memperbaharui. Seseorang tidak mungkin memiliki TUHAN Yesus tanpa ajaran-NYA atau sebaliknya. Orang yang mengerti ajaran-NYA pasti memiliki-NYA; tetapi orang yang tidak memiliki ajaran-NYA pasti tidak akan pernah memiliki TUHAN. Karena menerima dan mengakui Yesus Kristu sebagai TUHAN, berarti juga menerima dan mengakui semua yang diajarkan-NYA, tanpa kecuali.
Apabila ajaran Yesus tidak terlalu penting tetapi yang menyelamatkan hanya pribadi-NYA, maka tidak perlulah IA berkeliling di seluruh Paletina selama tiga setengah tahun untuk memberitakan Injil Kerajaan Surga. Cukuplah dua minggu IA ada di Palestina, sekadar untuk mati di kayu salib. Pemberitaan Injil tidak perlu ditindaklanjuti dengan penggembalaan dan pengajaran, sebab Injil hanyalah berita mengenai penyaliban-NYA. Itu berarti TUHAN tidak perlu memberi amanat untuk menjadikan semua bangsa murid-NYA dan mengajar mereka melakukan segala sesuatu yang diperintahkan-NYA (Mat. 28:18–20). Keselamatan tidak perlu diperjuangkan. Tidak perlu orang percaya mengerjakan keselamatan dengan takut dan gentar.
Namun ternyata ajaran-NYA menyelamatkan, sebab apa yang diajarkan TUHAN Yesus menggiring kita kepada diri-NYA sendiri. Tanpa mengerti ajaran-Nya, orang tidak akan memiliki persekutuan yang harmonis dengan TUHAN. Tanpa mengerti ajaran-NYA, lambat laun seseorang akan menjadi pengkhianat seperti Yudas Iskariot yang tak pernah mengerti kebenaran akibat sifat materialistis dan sering tidak jujur. Ironis memang, tetapi ini terjadi dalam kehidupan banyak orang Kristen. Apabila itu termasuk kita, marilah kita bertobat dengan menjadikan ajaran-NYA milik kita agar kita bisa sungguh-sungguh menikmati keselamatan dari TUHAN Yesus.
Orang yang mengerti ajaran TUHAN Yesus pasti memiliki-NYA.
Dimodifikasi dari Truth Daily Enlightenment, dengan ijin penerbit.
Yesus Tanpa Ajaran-NYA
Bacaan : Roma 1 : 16-17
1:16. Sebab aku mempunyai keyakinan yang kokoh dalam Injil, karena Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang yang percaya, pertama-tama orang Yahudi, tetapi juga orang Yunani.
1:17 Sebab di dalamnya nyata kebenaran Allah, yang bertolak dari iman dan memimpin kepada iman, seperti ada tertulis: "Orang benar akan hidup oleh iman."
Ramai kita jumpai kenyataan bahwa banyak orang Kristen yang merasa sudah memiliki TUHAN Yesus, tetapi tidak memiliki ajaran-NYA, atau tidak memahami secara memadai apa yang diajarkan-NYA. Celakanya mereka merasa bisa memiliki TUHAN Yesus walaupun tidak memiliki ajaran-NYA.
Pernahkah saudara mempersoalkan, sebenarnya yang menyelamatkan kita itu TUHAN Yesus atau ajaran-NYA? Mungkin Saudara menjawab, “TUHAN Yesus,” tetapi Alkitab juga menulis bahwa Injil adalah kuasa ALLAH yang menyelamatkan. Dan Injil itu bukan saja berita mengenai pribadi TUHAN Yesus, tetapi juga ajaran-NYA. Dengan demkian sangatlah jelas bahwa yang menyelamatkan manusia adalah pribadi TUHAN Yesus yang mati di kayu salib untuk menebus dosa-dosa kita dan Firman-NYA yang menguduskan dan memperbaharui. Seseorang tidak mungkin memiliki TUHAN Yesus tanpa ajaran-NYA atau sebaliknya. Orang yang mengerti ajaran-NYA pasti memiliki-NYA; tetapi orang yang tidak memiliki ajaran-NYA pasti tidak akan pernah memiliki TUHAN. Karena menerima dan mengakui Yesus Kristu sebagai TUHAN, berarti juga menerima dan mengakui semua yang diajarkan-NYA, tanpa kecuali.
Apabila ajaran Yesus tidak terlalu penting tetapi yang menyelamatkan hanya pribadi-NYA, maka tidak perlulah IA berkeliling di seluruh Paletina selama tiga setengah tahun untuk memberitakan Injil Kerajaan Surga. Cukuplah dua minggu IA ada di Palestina, sekadar untuk mati di kayu salib. Pemberitaan Injil tidak perlu ditindaklanjuti dengan penggembalaan dan pengajaran, sebab Injil hanyalah berita mengenai penyaliban-NYA. Itu berarti TUHAN tidak perlu memberi amanat untuk menjadikan semua bangsa murid-NYA dan mengajar mereka melakukan segala sesuatu yang diperintahkan-NYA (Mat. 28:18–20). Keselamatan tidak perlu diperjuangkan. Tidak perlu orang percaya mengerjakan keselamatan dengan takut dan gentar.
Namun ternyata ajaran-NYA menyelamatkan, sebab apa yang diajarkan TUHAN Yesus menggiring kita kepada diri-NYA sendiri. Tanpa mengerti ajaran-Nya, orang tidak akan memiliki persekutuan yang harmonis dengan TUHAN. Tanpa mengerti ajaran-NYA, lambat laun seseorang akan menjadi pengkhianat seperti Yudas Iskariot yang tak pernah mengerti kebenaran akibat sifat materialistis dan sering tidak jujur. Ironis memang, tetapi ini terjadi dalam kehidupan banyak orang Kristen. Apabila itu termasuk kita, marilah kita bertobat dengan menjadikan ajaran-NYA milik kita agar kita bisa sungguh-sungguh menikmati keselamatan dari TUHAN Yesus.
Orang yang mengerti ajaran TUHAN Yesus pasti memiliki-NYA.
Dimodifikasi dari Truth Daily Enlightenment, dengan ijin penerbit.
0 komentar:
Posting Komentar