Renungan Harian Virtue Notes, 2 Oktober 2010
Ciri Penyesatan
Bacaan :Matius 10 : 28
10:28 Dan janganlah kamu takut kepada mereka yang dapat membunuh tubuh, tetapi yang tidak berkuasa membunuh jiwa; takutlah terutama kepada Dia yang berkuasa membinasakan baik jiwa maupun tubuh di dalam neraka.
Dengan memandang hari esok, dan kenyataan bahwa neraka itu nyata, kita dibawa kepada kesadaran bahwa ada kebutuhan yang jauh lebih penting dan utama dari segala kebutuhan. Bahkan, karena ini segala sesuatu yang dapat membunuh tubuh pun menjadi tidak berbahaya lagi (Mat.10:28).
Tanpa disadari, banyak orang terjebak dalam pola kehidupan “jalan tiada ujung”. Mereka hidup dengan pola berpikir bahwa seolah-olah hidup ini akan berjalan dan berlangsung seperti yang dijalaninya ini tanpa ada akhirnya. Mereka tidak memikirkan dan mementingkan hari esok, kehidupan setelah kematian. Inilah yang mengikat kehidupan banyak orang, juga sebagian besar orang Kristen. Bila hal ini terjadi, berarti orang Kristen tersebut tidak mengerti kebenaran. Ini adalah sebuah penyesatan iblis yang sukses.
Dalam hal ini kita harus senantiasa waspada atas penyesatan. Ada beberapa ciri penyesatan iblis yang efektif untuk menjerat orang percaya dewasa ini. Pertama, menjebak orang dalam kegiatan agama yang rutin, sehingga tidak mengalami perubahan atau pembaruan. Mereka puas dengan kegiatan keagamaan yang ada. Inilah contoh orang yang seperti hamba dalam perumpamaan mengenai talenta, yang tidak mau menjalankan usaha dan memperoleh keuntungan bagi majikannya (Mat. 25:14–30).
Kedua, mengajarkan bahwa keselamatan itu mudah sehingga tidak perlu berjaga-jaga. Akibatnya orang berkelakuan ceroboh. Mereka tidak peduli terhadap kenyataan hidupnya yang dililit berbagai dosa seperti kebencian, dendam, penipuan, perzinaan, permusuhan dan lain-lain yang memadamkan rohnya, seperti lima gadis bodoh yang pelitanya tidak menyala (Mat. 25:1–13).
Ketiga, mengatakan bahwa melayani TUHAN hanyalah untuk para rohaniwan, sehingga banyak orang tidak berusaha untuk berbuat sesuatu bagi TUHAN. Tidak sedikit dari mereka yang sama sekali tidak melayani TUHAN dalam hidupnya. Mereka tidak berprestasi atau tidak berbuah di hadapan TUHAN (Yoh. 15:1–6).
Keempat, membangkitkan hasrat untuk kaya, sehingga orang terikat oleh materi dan menjadikan harta sebagai tujuan hidup (Mat. 6:19–24). Mereka sibuk mengumpulkan harta di bumi, dan menjadikan TUHAN sebagai sarana untuk mencapai kekayaan duniawi; tetapi mereka lupa mengumpulkan harta di surga.
Kalau kita menolak kenyataan bahwa hidup ini akan berakhir, kita akan mudah disesatkan. Karena itu kita harus menerima kenyataan bahwa jalan hidup kita akan berakhir pada waktu yang tidak kita ketahui, sehingga di sepanjang sisa waktu kita di bumi ini, kita hidup dalam takut kepada ALLAH.
Hiduplah dalam takut kepada ALLAH, dan waspadalah terhadap penyesatan iblis.
Dimodifikasi dari Truth Daily Enlightenment, dengan ijin penerbit.
0 komentar:
Posting Komentar