RSS
email

Dapatkan Renungan Virtue Notes Langsung ke Email Anda!

Mistis Dan Magis

Renungan Harian Virtue Notes, 3 Oktober 2010
Mistis Dan Magis


Bacaan : Matius 7 : 21-23

Tebal7:21. Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga.
7:22 Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga?
7:23 Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!"

Sadarkah Saudara bahwa masyarakat kita memiliki kebiasaan berpikir secara mistis dan magis? Pola berpikir seperti ini juga masih melekat kuat dalam kehidupan banyak orang Kristen yang rajin ke gereja dan yang mengambil bagian dalam pelayanan gerejani. Lebih mengerikan lagi manakala hal ini masih melekat dalam pikiran banyak pembicara Firman yang mengajar umat dengan mengatasnamakan TUHAN. Inilah faktanya, tidak sedikit ajaran mereka yang sebenarnya bukan saja tidak sesuai dengan kebenaran Alkitab, tetapi bahkan menentang kebenaran.

Pengajaran yang sangat berbau mistis dan magis bisa menyesatkan, memperbodoh umat, dan membuat bangunan iman Kristen yang murni tidak terbentuk. Pola berpikir ini mengakibatkan seseorang tak mampu menangkap kebenaran Firman TUHAN. Sungguh kasihan, orang-orang Indonesia yang memang cenderung berpikir mistis dan magis menjadi mudah disesatkan oleh ajaran-ajaran yang bertentangan dengan kebenaran itu. Apa sebenarnya mistis dan magis itu?

Fenomena mistis adalah fenomena kehidupan yang tidak bisa diuraikan atau dijelaskan secara akali, biasanya berupa keyakinan atau tindakan-tindakan yang gaib dan tidak rasional. Keyakinan akan hal-hal ini tidak bisa diverifikasi (dibuktikan kebenarannya) secara ilmu pengetahuan atau sains. Fenomena magis artinya segala sesuatu yang di luar kemampuan manusia, yaitu perbuatan-perbuatan atau kejadian-kejadian yang mengandung unsur keajaiban atau kegaiban.

Berbicara mengai hal-hal magis itu berarti berfokus pada hal-hal yang supranatural (adikodrati). Oleh sebab TUHAN dipercayai sebagai kuasa adikodrati, maka orang memganggap bahwa berpikir secara mistis dan magis mengenai TUHAN itu sah, bahkan suatu keharusan. Tak sedikit orang yang berkeyakinan bahwa berurusan dengan TUHAN harus disertai kepercayaan dan pengalaman mengenai hal-hal yang ajaib dan tak terjangkau akal manusia. Bagi orang-orang tertentu, ini dianggap suatu kebanggaan; bahkan TUHAN pun diyakini akan bangga kalau anak-anak TUHAN memercayai keajaiban kuasa-NYA, apalagi mengalaminya, pastilah itu prestasi.

Tak ayal, TUHAN memang dahsyat dan ajaib, namun Firman-NYA mengatakan bahwa ternyata banyak orang yang sudah membuat hal-hal ajaib pun masih dienyahkan oleh TUHAN. Ingat, yang dikenal-NYA bukanlah pelaku mukjizat, melainkan orang yang melakukan kehendak BAPA. Maka tak perlulah kita merasa bangga dan lebih rohani kalau kita sudah dapat mendemonstrasikan mukjizat atau hal-hal yang spektakuler, tetapi teruslah berusaha melakukan kehendak-NYA.


Mukjizat dan keajaiban bukan ukuran kedewasaan rohani; buah rohlah tolok ukurnya.


Dimodifikasi dari Truth Daily Enlightenment, dengan ijin penerbit.

Bookmark and Share

0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Lisensi Creative Commons
Renungan Virtue Notes is licensed under a Creative Commons Atribusi-NonKomersial-TanpaTurunan 3.0 Unported License.
Berdasarkan karya di virtuenotes.blogspot.com.
 
Powered By Blogger