Renungan Harian Virtue Notes, 3 September 2011
Tradisi Kekristenan
Bacaan: 1 Timotius 4: 7
4:7 Tetapi jauhilah takhayul dan dongeng nenek-nenek tua. Latihlah dirimu beribadah.
BANYAK orang Kristen yang setia dengan tradisi Kekristenan yang sudah mengakar dari generasi ke generasi. Begitu kokohnya tradisi tersebut, sampai-sampai mereka tidak bisa keluar darinya sekalipun kehidupan Kekristenan tradisional tersebut sudah tidak bisa lagi dipertahankan, sebab tidak akan mampu membendung pengaruh dunia yang jahat.
Tradisi yang dimaksud sesungguhnya tidak tampak sebagai sesuatu yang salah. Irama hidup mereka dipandang sebagai standar kehidupan orang beragama yang baik. Tradisi mende!nisikan pola hidup permanen yang mengatur gerak-gerik mereka dengan ketat. Biasanya mereka menikmati pola tersebut, dan betah dengannya.
Orang-orang yang pola hidupnya berbeda mereka pandang orang asing, dan cenderung dicurigai sebagai melanggar tatanan. Di mata orang-orang beragama seperti mereka, Tuhan terus menjadi objek diskusi; mereka telah memiliki segudang penjelasan mengenai Tuhan serta etika kehidupan yang harus dijalani sebagai umat. Namun mereka tidak akan terbuka terhadap teologi yang tidak sejalan dengan teologi yang mereka telah miliki. Mereka menganggap teologinya yang telah berumur ratusan tahun adalah yang paling benar, bahkan disejajarkan dengan Firman Tuhan sendiri. Orang Kristen yang teologinya berbeda dicap sesat. Tidak mungkin ada penyingkapan kebenaran baru yang diberikan Roh Kudus kepada gereja-Nya.
Tanpa sadar, mereka terbelenggu. Ternyata belenggu tidak hanya berbentuk perbuatan-perbuatan yang nyata-nyata melanggar norma, tetapi juga berupa cara berpikir yang tidak sesuai dengan pikiran Tuhan, yang telanjur membentuk suatu tradisi Kekristenan yang kelihatannya baik, tetapi tidak sesuai dengan perkembangan zaman. Contohnya, mereka tidak diajar untuk all-out; mereka tidak siap melawan alat Iblis yaitu materialisme yang merajalela dewasa ini. Sebagai orang Kristen yang sejak kecil dibesarkan dalam lingkungan Kristen, penulis sudah melihat kenyataan ini dengan sangat jelas. Kekristenan terkubur di tradisi mati ini.
Untuk memiliki kehidupan rohani yang normal di mata Tuhan, kita tidak boleh lagi terikat dengan sistem kehidupan rohani yang dirancang oleh manusia seperti ini. Memang yang mereka buat adalah pengertian-pengertian mengenai Tuhan dan bagaimana menjalani kehidupan dengan segala tata etikanya yang dianggap sesuai dengan kebenaran Alkitab. Namun tanpa sikap keterbukaan dengan rendah hati membuka diri kepada kebenaran Alkitab yang benar-benar murni, sistem akan menjadi belenggu yang membuat kita tidak bisa bertumbuh secara wajar.
Kita tidak boleh terikat dengan tradisi kehidupan rohani rancangan manusia, sebab kita harus terbuka terhadap kebenaran agar dapat bertumbuh.
Diadaptasi dari Truth Daily Enlightenment, dengan ijin penerbit.
0 komentar:
Posting Komentar