RSS
email

Dapatkan Renungan Virtue Notes Langsung ke Email Anda!

Baru Mengenal Petanya

Renungan Harian Virtue Notes, 18 September 2011

Baru Mengenal Petanya



Bacaan: Ibrani 5: 7-9


5:7 Dalam hidup-Nya sebagai manusia, Ia telah mempersembahkan doa dan permohonan dengan ratap tangis dan keluhan kepada Dia, yang sanggup menyelamatkan-Nya dari maut, dan karena kesalehan-Nya Ia telah didengarkan.

5:8 Dan sekalipun Ia adalah Anak, Ia telah belajar menjadi taat dari apa yang telah diderita-Nya,

5:9 dan sesudah Ia mencapai kesempurnaan-Nya, Ia menjadi pokok keselamatan yang abadi bagi semua orang yang taat kepada-Nya,



Ada sebuah kecemasan dalam hati penulis mengenai kenyataan keadaan jemaat Tuhan hari-hari ini. Mereka yakin sudah menjadi umat pilihan yang berada di jalan yang benar, padahal belum tentu demikian keadaannya. Banyak dari mereka sesungguhnya bagai domba yang sesat, tidak tahu jalan yang harus ditempuhnya. Seperti anak-anak yang tersesat tapi tidak tahu jalan pulang ke rumah.


Perjalanan pulang orang Kristen yang benar artinya perjalanan kehidupan untuk memiliki karakter pangeran-pangeran Kerajaan Allah. Orang yang pulang ke rumah Bapa adalah yang berwatak Allah Bapa. Itulah sebabnya Kekristenan bukan agama, melainkan jalan hidup. Dikatakan secara ekstrem bukan agama, maksudnya agar kita bisa mengetahui bahwa Kekristenan tidak memiliki unsur-unsur seperti agama pada umumnya. Dalam Kekristenan, yang penting adalah proses menjadi anak-anak Allah (Yoh. 1:12–13).


Karena banyak orang Kristen sekadar menjadikan Kekristenan sebagai agama, tidak heran jika banyak dari mereka yang menjadi Kristen dan rajin beribadah ke gereja, namun belum terjamin ia sudah menemukan kembali jalan pulangnya. Banyak dari mereka beranggapan, kalau sudah mengenal Kristus dan mengatakan percaya kepada-Nya, otomatis mereka sudah menemukan jalannya. Ibarat orang yang sedang bepergian namun tidak tahu arah dan jalannya, mengenal Kristus sebetulnya baru disebut sebagai mengenal petanya. Tuhan Yesuslah petanya. Kalau seorang musa!r menemukan peta perjalanan menuju tempat yang dituju, belum berarti ia sudah sampai tujuannya sebab peta itu tidak otomatis membawanya ke sana.


Dengan mengatakan hal ini sama sekali kita tidak meremehkan nilai Tuhan Yesus atau sekadar menyamakan-Nya dengan peta. Justru kita sedang meninggikan dan menghargai karya-Nya, sebab untuk bisa menjadi peta kehidupan keselamatan manusia, Ia harus bergumul hebat. Ia harus mengosongkan dirinya (Flp. 2:5–7); Ia harus menjadi manusia dan bertumbuh seperti manusia lain (Luk. 2:52); dalam segala hal Ia disamakan dengan manusia (Ibr 2:17). Ia harus memikul salib menanggung dosa manusia dan memenangkan pergumulan untuk taat tanpa syarat kepada Bapa. Dengan keberhasilan-Nya, Ia menjadi pokok keselamatan bagi mereka yang mau taat. Perhatikanlah kata taat. Apa yang harus ditaati? Yang harus ditaati adalah cara hidup yang telah dijalani oleh Tuhan Yesus, maksudnya mengikuti dengan taat apa yang juga telah dijalani oleh-Nya. Ialah model Anak Allah yang benar. Dengan menaati-Nya, kita tidak hanya meyakini peta itu benar, tetapi menjalaninya.



Tidak cukup kita mengenal Tuhan Yesus, jika kita tidak mengikuti dengan taat apa yang telah dijalani-Nya.



Diadaptasi dari Truth Daily Enlightenment, dengan ijin penerbit.


Bookmark and Share

0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Lisensi Creative Commons
Renungan Virtue Notes is licensed under a Creative Commons Atribusi-NonKomersial-TanpaTurunan 3.0 Unported License.
Berdasarkan karya di virtuenotes.blogspot.com.
 
Powered By Blogger