RSS
email

Dapatkan Renungan Virtue Notes Langsung ke Email Anda!

Latria

Renungan Harian Virtue Notes, 26 September 2011

Latria



Bacaan: Roma 12: 1


12:1 Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati.



Kata lainnya yang sangat penting untuk dibedah adalah latría. Kata ini terdapat di beberapa ayat dalam Alkitab. Rasul Paulus menggunakannya untuk menasihati kita untuk mempersembahkan tubuh kita sebagai persembahan yang yang hidup, yang kudus dan yang dikenan Allah. Itu adalah ibadah yang sejati. Kata ibadah dalam teks ini adalah latría.


Kata latría berarti penggunaan semua potensi jasmani dan rohani seseorang untuk suatu tujuan atau maksud. Ini pengertian yang berbeda dengan sebuah kata lain untuk ibadah yaitu lituryía. Lituryía merupakan akar kata liturgi, yang bermakna tata cara ritual keagamaan.


Maka kita tidak boleh merasa sudah berbakti kepada Tuhan hanya karena telah pergi ke gereja atau melakukan suatu kegiatan dalam lingkungan pelayanan gereja. Berbakti yang sesungguhnya adalah menggunakan seluruh potensi dalam kehidupan ini untuk kepentingan Tuhan sepenuhnya. Ingat, orang tidak bisa mengabdi kepada dua tuan (Mat. 6:24). Dengan demikian yang disebut ibadah atau kebaktian adalah seluruh kegiatan hidup yang dilakukan seseorang. Hendaknya kita mengerti bahwa bisnis bagi pedagang, tugas medis bagi seorang dokter dan perawat, mengajar bagi seorang guru atau dosen dan segala aktivitas adalah kebaktian kita yang sesungguhnya. Mempersembahkan tubuh kita dalam segala aktivitas itu hanya kepada Allah adalah ibadah yang sejati.


Dengan demikian, rumah ibadah bukan hanya gereja atau tempat lain yang sering disebut rumah ibadah. Rumah ibadah yang sesungguhnya adalah semua tempat di mana seorang anak Tuhan memaksimalkan potensi untuk tugas kehidupan ini. Tugas kehidupan adalah mengembangkan potensi atau bakat, mencari nafkah untuk memenuhi tanggung jawab bagi diri sendiri, keluarga, masyarakat, negara dan pekerjaan Tuhan. Gereja adalah rumah ibadah yang sesungguhnya untuk fulltimer atau mereka yang bekerja sepenuh waktu di gereja, karena di sana merekalah yang menggunakan potensi jasmani dan rohani. Tetapi bagi jemaat, gereja hanya “tempat pertemuan”. Ini bukan berarti gereja bukan rumah ibadah bagi jemaat; tetapi itu hanya bagian kecil dari ibadah atau kebaktiannya.


Jadi, betapa malangnya kalau kita merasa sudah beribadah atau berbakti hanya karena rajin ke gereja. Ibadah yang sejati kita lakukan di segala tempat dan di setiap saat kita beraktivitas. Apakah kita sudah menjadi persembahan yang hidup, kudus dan menyenangkan-Nya dalam seluruh aktivitas kita?



Ibadah yang sejati kita lakukan di segala tempat dan di setiap saat kita beraktivitas.



Diadaptasi dari Truth Daily Enlightenment, dengan ijin penerbit.


Bookmark and Share

0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Lisensi Creative Commons
Renungan Virtue Notes is licensed under a Creative Commons Atribusi-NonKomersial-TanpaTurunan 3.0 Unported License.
Berdasarkan karya di virtuenotes.blogspot.com.
 
Powered By Blogger