Renungan Harian Virtue Notes, 8 September 2011
Memanfaatkan Fasilitas
Bacaan: 1 Petrus 1: 5
1:5 Yaitu kamu, yang dipelihara dalam kekuatan
Tidak semua bayi yang dikandung pasti dilahirkan. Tidak sedikit bayi yang mengalami keguguran. Mereka tidak pernah sungguh-sungguh menjadi manusia; mereka hanya menjadi seonggok daging yang tidak mengalami pertumbuhan sama sekali.
Ini sejajar dengan kehidupan orang Kristen, yang sudah memiliki kesempatan dan fasilitas untuk dilahirkan kembali, namun tidak memanfaatkan kesempatan dan berbagai fasilitas tersebut dengan baik. Tuhan memberi pemeliharaan-Nya dengan kekuatan-Nya oleh iman kita. Kekuatan dari pemeliharaan Tuhan akan dialami oleh kita yang meraihnya dengan iman. Pemeliharaan Tuhan di sini adalah pemeliharaan iman, bukan masalah kebutuhan jasmani. Pemeliharaan iman inilah potensi bagi kita untuk bisa mengalami kelahiran baru.
Tuhan menyediakan kesempatan atau waktu, Injil atau kebenaran Firman dan tuntunan-Nya melalui segala peristiwa kehidupan. Tetapi kalau seorang Kristen tidak memanfaatkan fasilitas pemeliharaan-Nya ini, maka ia tidak akan selamat. Sama seperti orang tua menyediakan semua fasilitas bagi anak-anaknya, tetapi kalau ada salah satu anaknya tidak memanfaatkan semua fasilitas yang disediakan, maka ia tidak akan menjadi seorang yang berhasil. Orang tua yang luar biasa tidak otomatis membuat anaknya menjadi luar biasa.
Jadi jika kita tidak mau memanfaatkan fasilitas yang disedikan Tuhan, maka kita tidak akan pernah menjadi orang yang dibebaskan dari maut. Celakanya, hari ini banyak orang yang menyebut dirinya Kristen yakin dirinya sudah pasti bebas dari maut, sebab mereka berpikir bahwa kebebasan itu terjadi secara otomatis ketika mereka percaya kepada Tuhan Yesus di dalam pikirannya. Sejatinya tidaklah demikian. Percaya kepada Tuhan Yesus bukan sekadar aktivitas mental semata, melainkan tindakan konkret. Tindakan konkret tersebut membutuhkan usaha sungguh-sungguh untuk mengubah pola berpikirnya (Rm. 12:2).
Dengan demikian pertumbuhan rohani yang benar berarti akan ada perubahan yang signi!kan, yang memampukan seseorang keluar dari pola berpikir anak dunia. Ini sama artinya dengan memiliki iman yang murni, sebab standar kemurnian iman itu mengacu pada kehidupan Tuhan Yesus (Ibr. 12:2–3), yaitu kesucian Bapa. Jadi, kalau Tuhan Yesus berkata “Haruslah kamu sempurna seperti Bapa” (Mat. 5:48), itu juga berarti “Kamu harus menjadi seperti Aku.” Karena ini tidak otomatis, kita harus memperjuangkannya dengan segenap hidup.
Semua fasilitas untuk mengalami kelahiran baru sudah disediakan Tuhan; maukah kita memanfaatkannya?
Diadaptasi dari Truth Daily Enlightenment, dengan ijin penerbit.
2 komentar:
Memang mudah untuk mengucapkannya, tetapi untuk mempertahankan hidup yang kudus tidaklah semudah yang ditulis, apalagi hampir setiap saat gue selalu jatuh dalam dosa... Puji Tuhan, Pertobatan selalu datang setiap saat sebelum terlambat... Sayangnya gue sering jatuh dalam dosa yang sama, bosan sih...
Berjuang terus. Nekad aja untuk selalu hidup berkenan di hadapan Tuhan.
Posting Komentar