Renungan Harian Virtue Notes, 21 September 2011
Doa Mohon Pimpinan Tuhan
Bacaan: Mazmur 23: 1-6
23:1 Mazmur Daud. TUHAN
23:2 Ia membaringkan aku
23:3 Ia menyegarkan jiwaku
23:4 Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman,
23:5 Engkau menyediakan hidangan
23:6 Kebajikan dan kemurahan
Mazmur Daud ini mungkin merupakan mazmur yang paling terkenal di kalangan orang Kristen. Dalam mazmurnya, Daud menyatakan kepercayaannya yang penuh kepada Tuhan. Ia menggambarkan Tuhan sebagai gembala yang baik, yang memimpin, menuntun dan membimbing kita sebagai domba-dombanya.
Dalam kehidupan orang beragama, sudah biasa terdengar doa mohon pimpinan Tuhan. Itu tidak salah, namun ternyata tidak selalu doa mohon pimpinan-Nya itu benar. Yang menentukan benar atau salahnya adalah sikap hatinya. Sikap hati yang dimiliki banyak orang bertolak pada anggapan bahwa Tuhan tidak atau kurang memimpin kita jika kita tidak meminta kepada-Nya. Itulah sebabnya umat perlu menyampaikan permohonan untuk menerima pimpinan Tuhan yang lebih memadai.
Saat berdoa minta pimpinan Tuhan, umat berharap akan memperoleh kekuatan secara ajaib untuk terhindar dari dosa atau kesalahan. Umat menyalahkan kurangnya doa sebagai penyebab kesalahan terjadi, padahal itu berarti secara tidak langsung menunjuk Tuhan ikut bertanggung jawab, sebab Ia dianggap belum memberikan pimpinan-Nya secara memadai. Dengan demikian doa mohon bimbingan Tuhan menjadi alat yang bersifat mistis, yang berkuasa untuk dapat mengubah hidup. Pola berpikir ini salah.
Sejatinya, sebagai gembala yang baik, Tuhan sudah menyediakan pimpinan-Nya secara memadai. Pimpinan-Nya diberikan melalui berbagai sarana. Pertama, Alkitab, yaitu Firman Tuhan (2Tim. 3:16). Kedua, Roh Kudus yang dimeteraikan dalam hidup kita guna mengarahkan kita kepada segala kebenaran (Yoh. 14:26). Ketiga, pimpinan-Nya melalui segala peristiwa yang terjadi dalam kehidupan ini (Rm. 8:28). Sejatinya tanpa diminta pun Tuhan memimpin kita; pimpinan-Nya tidak perlu diminta lagi. Tetapi mengapa kita minta pimpinan Tuhan?
Agar bisa memahami hal ini dengan benar, kita harus tahu bahwa doa jangan hanya dipahami sebagai sekadar permintaan. Kalau kita berdoa, “Janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami dari pada yang jahat,” doa itu memanggil kita untuk menjauhi segala hal yang Tuhan tidak kehendaki. Jadi kalau kita berdoa mohon pimpinan Tuhan, itu berarti kita berkomitmen mencari pimpinan Tuhan dan bersedia melakukan kehendak-Nya. Kita tidak pasif; sebaliknya kita menjadi aktif untuk mencari kehendak-Nya dengan mempelajari kebenaran Alkitab, menyediakan waktu untuk bersekutu dengan-Nya, membuka hati yang tulus untuk mengerti maksud Tuhan melalui segala kejadian yang kita alami.
Berdoa mohon pimpinan Tuhan berarti kita berkomitmen mencari pimpinan Tuhan dan bersedia melakukan kehendak-Nya.
Diadaptasi dari Truth Daily Enlightenment, dengan ijin penerbit.
0 komentar:
Posting Komentar