Renungan Harian Virtue Notes, 29 September 2011
Pemalsuan Peta
Bacaan: Galatia 1: 8-9
1:8 Tetapi sekalipun kami atau seorang malaikat dari sorga yang memberitakan kepada kamu suatu injil yang berbeda dengan Injil yang telah kami beritakan kepadamu,
Iblis dalam kelicikannya berhasil memalsukan peta wilayah-wilayah dalam kawasan hidup yang baru, sehingga banyak orang merasa sudah memasuki wilayah-wilayah tersebut, padahal mereka tersesat di wilayah lain. Itulah sebenarnya yang dimaksud oleh Rasul Paulus sebagai Injil yang sebenarnya bukan Injil. Itulah Injil palsu yang hanya menyenangkan telinga manusia.
Demi Injil yang benar, Paulus mengajar, walaupun ajarannya tidak menyenangkan manusia. Injil yang benar memang tidak mudah diterima oleh manusia yang ingin hidup nyaman. Sebaliknya, Injil palsu menyenangkan orang, sebab mengajarkan bahwa manusia tidak perlu harus bergumul berat untuk mengenakannya.
Misalnya, pertama, menyangkal diri dipahami sebagai sekadar meninggalkan perbuatan-perbuatan tercela di mata orang pada umumnya, yaitu yang membuat seseorang malu, miskin dan terasing di masyarakat. Ini bukan sesuatu yang sulit, sebab agama-agama lain mengajarkan hal yang sama. Padahal menyangkal diri yang diajarkan oleh Alkitab menuntut perjuangan yang sangat berat, yaitu langkah hidup untuk meninggalkan semua pola berpikir yang dimiliki manusia pada umumnya, menujukan pikiran ke Kerajaan Surga dan mencapai kesucian seperti Anak Allah.
Kedua, mengikut Yesus diajarkan sebagai sekadar menjadi orang beragama Kristen dan pergi ke gereja.
Ketiga, damai sejahtera dianggap dapat dinikmati tanpa harus menanggalkan kecintaan dengan dunia. Kita mengerti bahwa fasilitas barang-barang dunia memang dibutuhkan, tetapi itu bukan sesuatu yang menjadi kebahagiaan utama. Bila kita masih memiliki hati yang menghargai dunia lebih dari Tuhan, sesungguhnya kita belum mengerti dan menikmati damai sejahtera Tuhan.
Kemudian, hidup berkemenangan terlampau disederhanakan dengan “Pokoknya menang, karena Yesus sudah menang,” tanpa ada pergumulan menyangkal diri dengan membuang percintaan dengan dunia dan mematikan keinginan-keinginan daging yang tidak sesuai dengan kehendak Tuhan.
Ajaran-ajaran yang tidak memenuhi standar Kekristenan ini bagai obat palsu yang membuat seseorang bukannya sehat atau sembuh, tetapi kebal sampai tidak bisa diobati lagi. Tetapi ironis sebab obat palsu itu juga mempunyai efek placebo yang membuat mereka merasa sembuh dan sehat. Itulah sebabnya mereka tidak benar-benar mau bergumul menggali kekayaan Injil. Waspadalah dengan Injil palsu ini. Injil yang asli mengajarkan kita untuk berjuang sekuat tenaga.
Peta palsu Iblis membuat orang merasa di wilayah yang benar, padahal tersesat.
Diadaptasi dari Truth Daily Enlightenment, dengan ijin penerbit.
0 komentar:
Posting Komentar