Renungan Harian Virtue Notes, 25 Pebruari 2011
Mengambil Bagian Dalam Pelayanan
Bacaan: Kisah Para Rasul 20: 18-24
20:18 Sesudah mereka datang, berkatalah ia kepada mereka: "Kamu tahu, bagaimana aku hidup di antara kamu sejak hari pertama aku tiba di Asia ini:
20:19 dengan segala rendah hati aku melayani Tuhan. Dalam pelayanan itu aku banyak mencucurkan air mata dan banyak mengalami pencobaan dari pihak orang Yahudi yang mau membunuh aku.
20:20 Sungguhpun demikian aku tidak pernah melalaikan apa yang berguna bagi kamu. Semua kuberitakan dan kuajarkan kepada kamu, baik di muka umum maupun dalam perkumpulan-perkumpulan di rumah kamu;
20:21 aku senantiasa bersaksi kepada orang-orang Yahudi dan orang-orang Yunani, supaya mereka bertobat kepada Allah dan percaya kepada Tuhan kita, Yesus Kristus.
20:22 Tetapi sekarang sebagai tawanan Roh aku pergi ke Yerusalem dan aku tidak tahu apa yang akan terjadi atas diriku di situ
20:23 selain dari pada yang dinyatakan Roh Kudus dari kota ke kota kepadaku, bahwa penjara dan sengsara menunggu aku.
20:24 Tetapi aku tidak menghiraukan nyawaku sedikitpun, asal saja aku dapat mencapai garis akhir dan menyelesaikan pelayanan yang ditugaskan oleh Tuhan Yesus kepadaku untuk memberi kesaksian tentang Injil kasih karunia Allah.
Hal penting lain yang harus dimiliki agar kita mempunyai compassion yang benar adalah melangkah untuk mengambil bagian dalam pelayanan. Apakah sebenarnya pelayanan itu? Pelayanan adalah usaha atau segala kegiatan dalam pimpinan Roh Kudus, untuk mengembalikan manusia kepada keadaan seperti sebelum manusia jatuh ke dalam dosa. Ini merupakan rencana Tuhan yang agung dan kekal, sebab Ia menghendaki makhluk ciptaan-Nya yang disebut manusia untuk memiliki keberadaan segambar dengan diri-Nya. Seperti yang dikatakan Alkitab, Allah menghendaki semua orang percaya dibentuk melalui segala keadaan agar serupa dengan Yesus Kristus putra-Nya (Rm. 8:28–29). Ini adalah proses untuk mengenakan kodrat Ilahi, agar terluput dari hawa nafsu dunia yang membinasakan (2Ptr. 1:3–4).
Dengan demikian kita harus memahami bahwa menjala jiwa atau menuai jiwa bukan sekadar membuat seseorang beragama Kristen, atau membuat seseorang pergi ke gereja dan menjadi anggotanya, melainkan harus mewarnai atau mengubah jiwa seseorang agar memiliki karakter Kristus.
Pelayanan yang benar akan menumbuhkan irama yang permanen dalam diri kita, sehingga kita memiliki compassion, beban untuk mempunyai belas kasihan terhadap dalam jiwa-jiwa yang terhilang. Irama ini harus terus kita tumbuhkan, agar sampai pada taraf tertentu, kita tidak bisa hidup tanpa melayani Tuhan. Menyelamatkan jiwa-jiwa adalah irama hidup kita, dan kita tidak menganggapnya kewajiban, melainkan kebutuhan.
Dengan memahami pelayanan yang benar, kita dapat menjadi pelayan Tuhan yang sejati. Bukan menjadi pegawai gereja, tetapi pegawai Tuhan. Kita bisa berkata seperti Rasul Paulus, “Aku tidak menghiraukan nyawaku sedikit pun, asalkan aku dapat… menyelesaikan pelayanan yang ditugaskan oleh Tuhan Yesus kepadaku untuk bersaksi tentang Injil anugerah Allah.” (Kis. 20:24). Orang-orang seperti ini pantas disebut sebagai kekasih-kekasih Tuhan.
Harus kita sadari bahwa hari ini dunia sedang menuai jiwa-jiwa, dari anak-anak. sampai orang dewasa. Dunia menuai jiwa mereka dengan memberi pengaruh jahat kepada mereka agar tidak dapat menjadi warga Kerajaan Surga yang baik. Ini merupakan usaha Iblis untuk membawa sebanyak mungkin manusia ke dalam kegelapan abadi. Apa yang kita lakukan untuk mengantisipasi keadaan ini? Kita harus mengambil bagian untuk kegiatan ini, di bawah pimpinan Roh Kudus.
Berhati-hatilah! Dunia sedang menuai jiwa orang Kristen dengan memberi pengaruh jahat. Mari melawan!
Dimodifikasi dari Truth Daily Enlightenment, dengan ijin penerbit.
0 komentar:
Posting Komentar