RSS
email

Dapatkan Renungan Virtue Notes Langsung ke Email Anda!

Besi Menajamkan Besi

Renungan Harian Virtue Notes, 2 Pebruari 2011

Besi Menajamkan Besi



Bacaan: Amsal 27: 17


27:17. Besi menajamkan besi, orang menajamkan sesamanya.



Untuk mendewasakan perasaan kita, Tuhan menggunakan berbagai pengalaman hidup kita. Seperti besi yang ditajamkan melalui proses pengasahan dengan menggunakan besi lain, dalam pembentukan kita menuju kesempurnaan yang dikerjakan Allah melalui Roh-Nya, Ia menggunakan manusia di sekitar kita untuk proses tersebut. Ditajamkan disini maksudnya adalah dibuat semakin dewasa, sempurna, matang dan berkenan kepada Allah.


Dengan pelajaran Alkitab pribadi, mendengar khotbah, membaca buku-buku rohani, dan berdoa secara pribadi, tidak secara otomatis kita menjadi sempurna. Ini semua baru sebagian. Kebenaran-kebenaran Firman yang kita dengar dan pelajari harus dimatangkan, diimplementasikan dan dikenakan dalam kehidupan melalui berbagai gesekan dan benturan yang terjadi dalam hidup ini. Perhatikan bagaimana tokoh-tokoh iman di Alkitab disempurnakan oleh Tuhan.


Yusuf anak Yakub harus ditajamkan oleh saudara-saudaranya. Kalau ia hanya tinggal di rumah Yakub, mimpi yang diterimanya sebagai janji besar dari Tuhan tidak akan terealisasi. Ia ditajamkan oleh Ruben dan abang-abangnya dengan dijual ke tanah Mesir (Kej. 37:12–28). Ia ditajamkan oleh Nyonya Potifar (Kej. 39:1–20). Ia ditajamkan pula oleh juru minuman Firaun yang melupakan budi baiknya (Kej. 40).


Seperti Yusuf, Allah juga hendak menajamkan kita melalui berbagai sarana. Misalnya, pertama, melalui teman kita di kantor. Di mana pun kita bekerja, ada saja orang yang menjengkelkan kita dan merugikan kita. Jangan berharap berkantor di tempat yang nyaman dan semua orangnya berkenan di hati kita.


Kedua, melalui pasangan hidup. Jangan harap menemukan jodoh yang tidak memiliki kesalahan. Kita tidak menikahi malaikat, tetapi manusia yang memiliki kelemahan dan kekurangan.


Ketiga, rekan sepelayanan di gereja. Ini meliputi pendeta, majelis, dan sebagainya, yang tidak selalu sependapat dengan kita. Paulus juga pernah berselisih dengan Petrus (Gal. 2:11).


Menyadari hal ini, kita harus tetap bersyukur kepada-Nya atas setiap orang yang menyakiti kita. Jangan bersungut-sungut jika kita disakiti oleh orang lain, sebab sebagaimana besi yang bergesekan menimbulkan panas dan percikan api, gesekan dengan orang lain memang menyakitkan; tetapi itulah sarana Allah untuk memproses kita.



Gesekan dengan orang lain merupakan sarana yang digunakan Allah untuk menajamkan kita.



Dimodifikasi dari Truth Daily Enlightenment, dengan ijin penerbit.


Bookmark and Share

1 komentar:

Utomo mengatakan...

besi menajamkan besi,manusia menajamkan sesamanya.luar biasa Tuhan membentuk karakter kita melalui setiap perbedaan antar umat manusia untuk saling melengkapi untuk pembentukan karakter yg kuat dan kokoh,dengan gesekan2

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Lisensi Creative Commons
Renungan Virtue Notes is licensed under a Creative Commons Atribusi-NonKomersial-TanpaTurunan 3.0 Unported License.
Berdasarkan karya di virtuenotes.blogspot.com.
 
Powered By Blogger