RSS
email

Dapatkan Renungan Virtue Notes Langsung ke Email Anda!

Kebijaksanaan-Nya

Renungan Harian Virtue Notes, 7 Pebruari 2011

Kebijaksanaan-Nya



Bacaan: Roma 8: 12-17


8:12 Jadi, saudara-saudara, kita adalah orang berhutang, tetapi bukan kepada daging, supaya hidup menurut daging.

8:13 Sebab, jika kamu hidup menurut daging, kamu akan mati; tetapi jika oleh Roh kamu mematikan perbuatan-perbuatan tubuhmu, kamu akan hidup.

8:14 Semua orang, yang dipimpin Roh Allah, adalah anak Allah.

8:15 Sebab kamu tidak menerima roh perbudakan yang membuat kamu menjadi takut lagi, tetapi kamu telah menerima Roh yang menjadikan kamu anak Allah. Oleh Roh itu kita berseru: "ya Abba, ya Bapa!"

8:16 Roh itu bersaksi bersama-sama dengan roh kita, bahwa kita adalah anak-anak Allah.

8:17. Dan jika kita adalah anak, maka kita juga adalah ahli waris, maksudnya orang-orang yang berhak menerima janji-janji Allah, yang akan menerimanya bersama-sama dengan Kristus, yaitu jika kita menderita bersama-sama dengan Dia, supaya kita juga dipermuliakan bersama-sama dengan Dia.



Keselamatan yang kita peroleh dalam Yesus Kristus merupakan upaya Tuhan mengembalikan manusia kepada rancangan-Nya yang mula-mula. Untuk itu Allah turut bekerja dalam segala perkara untuk mendatangkan kebaikan bagi orang yang mengasihi Dia (Rm. 8:28).


Dalam hal ini, keperkasaan Allah secara fisik tidak lagi menjadi tekanan atau perhatian bagi umat Perjanjian Baru. Justru Ia sering membawa orang percaya kepada keadaan-keadaan yang sepertinya Ia diam saja. Bayangkan, betapa mengerikan keadaan orang percaya pada abad-abad pertama, ketika Kekristenan sedang tumbuh. Mereka dianiaya begitu hebat; kehilangan kesenangan hidup sama sekali; kehilangan hak kewarganegaraan; diperlakukan tidak adil dalam kurun waktu yang panjang. Dari tahun 30 Masehi mereka teraniaya, sampai akhirnya Kekristenan dijadikan agama Negara pada tahun 380 Masehi. Pada masa sekitar tiga setengah abad tersebut, Tuhan seolah-olah tidak berdaya, sebab Ia seperti membiarkan orang-orang percaya hidup dalam tekanan yang hebat tanpa pertolongan-Nya.


Allah bukannya tidak berdaya. Ia mengizinkan semuanya terjadi agar orang percaya meletakkan dasar yang kuat untuk gereja di sepanjang zaman kelak. Ini bertolak belakang dengan keadaan bangsa Israel yang mengalami pemeliharaan Tuhan secara fisik—kecuali kalau bangsa itu memberontak, justru Ia menghukumnya.


Hari ini, di berbagai daerah di tanah air umat Tuhan mendapatkan tantangan. Mereka mengalami kesulitan membangun rumah ibadah; gedung gereja yang sudah terbangun pun ada yang ditutup paksa oleh kelompok masyarakat yang tidak menerima kehadiran mereka. Tak sedikit gereja yang dirobohkan, bahkan dibakar; oknum-oknum mempersoalkan izin gereja dan sebagainya. Bahkan baru-baru ini di wilayah Bekasi ada oknum yang menikam seorang majelis dan melukai pendetanya. Mungkin ada yang bertanya, di mana Tuhan? Mengapa ia tidak menolong?


Tuhan mengajarkan kita untuk mengasihi musuh, tidak membalas kejahatan dengan kejahatan. Dalam hal ini perbedaan Allah kita dengan allah lain bukan pada kuasa-Nya, melainkan pada kebijaksanaan-Nya dalam menuntun umat-Nya agar mendapat bagian dalam kemuliaan bersama Tuhan Yesus, sebab siapa saja yang menderita bersama dengan-Nya akan dimuliakan bersama dengan-Nya (ay. 17). Jadi, kalau sampai ada orang Kristen yang meragukan Tuhan karena Ia tidak menampilkan kuasanya dalam menolong umat-Nya menghadapi tantangan dalam beribadah, berarti ia tidak mengerti kebenaran Tuhan; ia belum mengenal Allahnya.



Dalam kebijaksanaan-Nya, Tuhan menuntun umat-Nya agar mendapat bagian dalam kemuliaan bersama Tuhan Yesus



Dimodifikasi dari Truth Daily Enlightenment, dengan ijin penerbit.


Bookmark and Share

0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Lisensi Creative Commons
Renungan Virtue Notes is licensed under a Creative Commons Atribusi-NonKomersial-TanpaTurunan 3.0 Unported License.
Berdasarkan karya di virtuenotes.blogspot.com.
 
Powered By Blogger