RSS
email

Dapatkan Renungan Virtue Notes Langsung ke Email Anda!

Dinikmati Tuhan Dalam Segala Hal

Renungan Harian Virtue Notes, 13 Pebruari 2011

Dinikmati Tuhan Dalam Segala Hal



Bacaan: Matius 7: 21:23


7:21. Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga.

7:22 Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga?

7:23 Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!"



Kepada orang-orang yang tidak dikenan Tuhan sekalipun telah bernubuat, mengusir setan dan mengadakan mukjizat demi nama-Nya, Tuhan Yesus berkata, “Aku tidak pernah mengenal kamu!” (ay. 23). Kata “mengenal” di sini tidak berarti bahwa Tuhan tidak mengetahui siapa mereka, sebab Ia Mahatahu, tetapi lebih bermakna “mengenal karena menikmati dan mengalami”. Demikianlah makna yang kita peroleh dari kata “mengenal”, yang dalam bahasa aslinya ditulis γινώσκω (yinóskō) dan secara eufemistis digunakan untuk “hubungan suami-istri”, sejajar dengan יָדַע (yâda`) dalam bahasa Ibrani.


Ini berarti apabila Bapa berkenan kepada kita, maka kita dapat dinikmati oleh Bapa dan Bapa mengakuinya, bahwa Bapa mengenalnya. Tuhan mengatakan bahwa pribadi yang dikenal-Nya ialah yang melakukan kehendak Bapa (ay. 21), sebab itulah Bapa berkenan kepadanya. Itulah ukuran apakah seseorang dikenal-Nya atau tidak.


Orang Kristen yang belum dewasa biasanya hanya bisa dan ingin menikmati Tuhan dan berkat-Nya; tetapi orang Kristen dewasa harus dapat dinikmati Tuhan. Ia mau menikmati kita bukan hanya pada waktu mengikuti liturgi, menyanyi dan memuji-muji Tuhan di gereja, sebab ibadah yang benar adalah menyembah Allah dalam Roh dan kebenaran (Yoh. 4:24). Ini berarti Tuhan mau menikmati orang percaya di sepanjang waktu dan di segala tempat.


Tuhan bukan hanya menikmati senyum, tawa riang kita atau pada waktu kita melakukan sesuatu yang umumnya dianggap sebagai kebajikan; tetapi juga tatkala kita marah, sedih, berduka dan sebagainya. Tentu ini kemarahan yang sesuai dengan kehendak Tuhan, sebab Ia juga menginginkan seorang pemimpin atau orang tua bisa marah pada tempatnya, yaitu marah yang membangun dan bukan pelampiasan emosional. Tidak semua kemarahan itu dosa.


Apabila Tuhan mau mengalirkan perasaan-Nya melalui kita, kita pun harus bisa mengekspresikannya dengan bersih. Sebenarnya Ia mau tampil dalam gelanggang kehidupan ini melalui kehidupan orang percaya. Bila kita mengerti kehendak-Nya dan terus berjalan dalam kehendak-Nya setiap hari, maka kita mampu memperagakan apa yang dikehendaki-Nya untuk diperagakan oleh kita.


Berkenaan dengan hal ini, Paulus menyatakan, “Hidupku bukan aku lagi, tetapi Kristus yang hidup di dalam aku” (Gal. 2:19–20). Hanya bila kita memperagakan kehendak Tuhan Yesus dalam hidup kita, barulah kita dapat mencapai target yang dikehendaki oleh Tuhan, yaitu dikenan-Nya.



Orang Kristen yang belum dewasa ingin menikmati Tuhan; tetapi orang Kristen dewasa harus dapat dinikmati Tuhan.



Dimodifikasi dari Truth Daily Enlightenment, dengan ijin penerbit.


Bookmark and Share

0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Lisensi Creative Commons
Renungan Virtue Notes is licensed under a Creative Commons Atribusi-NonKomersial-TanpaTurunan 3.0 Unported License.
Berdasarkan karya di virtuenotes.blogspot.com.
 
Powered By Blogger