Renungan Harian Virtue Notes, 17 Pebruari 2011
Agar Aku Berarti Bagi-Mu
Bacaan: Filipi 1: 21
1:21. Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan.
Sering kita dengar orang berkata, dan mungkin juga kita katakan, “Tuhan Yesus, Engkau berarti bagiku.” Kedengarannya sederhana, namun harus kita persoalkan, mengapa Ia berarti bagi kita? Untuk menjawab pertanyaan ini, perlu ada jembatan untuk membuka pikiran kita menemukan jawabannya yang tepat.
Coba kita pikirkan, mengapa jam tangan berarti bagi kita? Mengapa pulpen berarti bagi kita? Mengapa komputer berarti bagi kita? Mengapa mobil berarti bagi kita? Jawabannya sederhana, yaitu karena benda-benda tersebut berfungsi sesuai dengan maksudnya dibuat. Sesuatu menjadi berarti kalau berfungsi sesuai dengan maksud penciptanya. Kalau begitu apakah kita bisa bertanya, “Apakah Tuhan sudah berfungsi bagi kita?” Ternyata tidak bisa begitu, sebab bukan kita yang menciptakan Tuhan; Tuhanlah yang menciptakan kita. Kitalah yang harus bertanya dan memikirkan, apa fungsi kita bagi rencana dan kehendak-Nya.
Dalam berurusan dengan Tuhan, banyak orang hanya mempersoalkan apa fungsi, manfaat dan kegunaan memiliki Tuhan. Ini juga sering dipromosikan oleh pembicara Kristen tertentu di mimbarnya. Itu cara berpikir yang salah, sebab sejatinya sama saja dengan pola berpikir orang yang pergi ke dukun. Inilah yang menyesatkan banyak orang beragama.
Seharusnya sebagai objek ciptaan Tuhan, kitalah yang harus bertanya kepada-Nya, “Apa yang membuat aku berarti bagi-Mu, Tuhan?” Sama seperti jam tangan, pulpen, mobil dan berbagai peralatan lain, semuanya diciptakan untuk maksud-maksud tertentu bagi kepentingan manusia. Bukan manusia yang berkata kepada pulpennya, “Bagaimana agar aku berarti bagimu?” tetapi pulpenlah yang harus tahu diri dan mempersoalkan apa yang membuatnya berarti bagi manusia.
Jadi, saat kita berkata kepada Tuhan, “Apa yang membuat aku berarti bagi-Mu, Tuhan?”, berarti kita harus sadar bahwa kita diciptakan oleh-Nya dan hidup menurut kehendak-Nya. Hanya manusialah yang mempersoalkan hal ini, binatang tidak. Jadi, kalau manusia tidak mempersoalkan hal ini, kualitas hidupnya bukanlah kualitas hidup yang dikehendaki oleh Tuhan. Keselamatan dalam Yesus Kristus harus bisa membawa seseorang pada pernyataan, “Bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan”. Sampai pada taraf hidup ini, seseorang barulah bisa berkata, “Kau berarti bagiku Tuhan, sebab dengan menemukan tempatku untuk melayani-Mu aku menemukan keindahan hidup ini. Kalau aku tidak menemukan tempatku untuk melayani-Mu, lebih baik aku tidak pernah ada.”
Kita harus sadar bahwa kita diciptakan oleh-Nya dan hidup menurut kehendak-Nya.
Dimodifikasi dari Truth Daily Enlightenment, dengan ijin penerbit.
0 komentar:
Posting Komentar