Renungan Harian Virtue Notes, 21 Januari 2012
Kerelaan Memikul Salib
Bacaan: Matius 10:38
10:38 Barangsiapa tidak
memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak layak bagi-Ku.
Banyak orang Kristen tahu mengenai salib,
tetapi tidak banyak yang sungguh-sungguh mau memikul salibnya sendiri. Salib adalah kesulitan, penderitaan
atau hal-hal yang tidak menyenangkan dalam hidup di dunia ini karena mengambil
bagian dalam proyek penyelamatan umat manusia.
Setiap orang memiliki
salibnya sendiri. Tidak ada salib yang sama persis. Karena itu kita harus
menemukan salib kita sendiri. Itu dapat kita temukan dengan mengerti isi
hati-Nya. Jika tidak, kita mungkin memperoleh penderitaan, tetapi itu bukan
salib dari Tuhan, melainkan kesalahan kita sendiri yang sering kali memalukan.
Salah satu faktor mengapa
orang tidak mau memikul salib adalah merasa bahwa nasib orang yang berjuang
bagi Tuhan dan yang tidak berjuang sama saja. Toh semua juga masuk surga, apa
gunanya berjuang lebih giat? Lebih baik bersenang-senang saja hari ini, nanti
di surga lebih senang lagi. Itulah sebabnya mereka ikut terhanyut dengan dunia
ini, dengan segala budaya dan kesukaannya. Mereka tidak menyadari bahwa setiap
orang memiliki pertaruhan. Suka ataupun tidak ia akan menuai apa yang
ditaburnya. Tanpa disadari ia menabur setiap hari untuk apa yang akan di
tuainya di kekekalan.
Kita
akan lebih rela melayani Tuhan dan mengorbankan apapun yang kita miliki jika
kita sadar bahwa kita adalah orang-orang yang berutang kepada Tuhan. Kita utang jiwa, utang nyawa dan
utang keselamatan. Dengan cara apa pun dan bagaimana pun kita tidak bisa
membalas kebaikan Tuhan. Seandainya kita memberikan apapun yang kita miliki
hari ini untuk Tuhan, itu belum sesungguhnya cukup untuk membalas kebaikan
Tuhan. Jadi, kalau kita melayani Tuhan
dengan ikut memikul salib bersama dengan Tuhan bukan karena kita mau memperoleh
sesuatu, tetapi karena kita sudah menerima keselamatan-Nya.
Dengan menyadari hal
tersebut maka kita akan rela mempersembahkan apa pun yang kita miliki tanpa
merasa memberi bagi Tuhan. Kita hanya mengembalikan apa yang bukan milik dan
hak kita. Sungguh beruntung sekali, kalau apa yang kita lakukan bagi Tuhan di
bumi ini akan diingat selamanya dalam Kerajaan Bapa di Surga, padahal kita
tidak memberi; kita hanya mengembalikan. Kita melakukan apa yang memang harus
kita lakukan sebagai milik-Nya. Bagi yang mengabdi kepada Tuhan di bumi ini
akan diberi kesempatan mengabdi bagi Tuhan selama-lamanya di Kerajaan Bapa di
Surga. Dengan pengertian ini kita akan berani mempertaruhkan apa pun yang kita
miliki bagi kepentingan-Nya.
Dengan menyadari diri kita sebagai orang yang
berutang, kita akan rela memikul salib.
Diadaptasi dari Truth Daily Enlightenment, dengan ijin penerbit.
0 komentar:
Posting Komentar