Renungan Harian Virtue Notes, 31 Januari 2012
Serius Berjaga-jaga
Bacaan: Lukas 17:26-27
17:26 Dan sama seperti
terjadi pada zaman Nuh, demikian pulalah halnya kelak pada
hari-hari Anak Manusia:
17:27 mereka makan dan
minum, mereka kawin dan dikawinkan, sampai kepada hari Nuh masuk ke dalam
bahtera, lalu datanglah air bah dan membinasakan mereka semua.
Nuh diperintahkan Allah untuk membuat
bahtera. Maka tanpa alat-alat modern yang kita kenal sekarang, segenap hidupnya
pun dicurahkannya untuk bahtera tersebut. Sekalipun Nuh menyerukan berita buruk
mengenai akan datangnya air bah, sekaligus berita baik bahwa keselamatan hanya
bisa diperoleh melalui satu-satunya bahtera yang dibuatnya dengan susah payah,
tetap saja orang-orang sezamannya tidak memedulikan berita tersebut, dan bahkan
mengolok-olok Nuh.
Allah ingin mengakhiri
hidup segala makhluk di bumi, akibat kejahatan manusia besar di bumi dan segala
kecenderungan hatinya selalu membuahkan kejahatan semata-mata. Di mata-Nya,
manusia di bumi telah menjadi rusak. Tetapi kalau kita perhatikan, ternyata keadaan manusia di zaman
ini sama buruknya dengan zaman Nuh (ay. 26). Kalau di zaman Nuh
Allah mengakhiri sejarah manusia dengan air bah, di akhir zaman manusia akan
dibinasakan dengan api (2Ptr. 3:5-7).
Berita mengenai kehancuran
dunia yang mendekat dan pasti terjadi tersebut sudah jarang dikumandangkan,
sebab dipandang tidak sesuai dengan kebutuhan jemaat masa kini—yang sebetulnya
materialistis dan konsumtif. Berita yang disampaikan melalui mimbar-mimbar
gereja pun terfokus pada hal-hal yang menyenangkan dan janji-janji bahwa
kehidupan di bumi akan menjadi lebih baik. Padahal dari gejala-gejala yang
tampak di berbagai bidang kehidupan, jelas bahwa dunia kita tidak menjadi
bertambah baik. Pemberitaan ini sebetulnya sama dengan pemberitaan para nabi
palsu di zaman Yeremia, yang menubuatkan bahwa Tuhan akan berpihak kepada
Yehuda dan perang tidak akan menimpa mereka (Yer. 14:11–14). Padahal Babel
sudah mengancam Yehuda, dan Tuhan sudah memastikan bahwa Yehuda akan jatuh ke
tangan Babel.
Maka
kita perlu mewaspadai pembicara-pembicara di mimbar yang menubuatkan bahwa
hal-hal yang baik akan dialami umat Tuhan. Itu merupakan tipu daya kuasa
kegelapan agar umat Tuhan tidak berjaga-jaga terhadap keadaan dunia yang akan
datang. Hasilnya,
umat menganggap mereka dalam keadaan aman, dan sudah di jalur yang benar
sehingga tidak perlu berusaha hidup yang sebagaimana mestinya diperkenan oleh
Tuhan.
Sekali lagi diserukan bahwa
keadaan aman ini tidak benar. Sesungguhnya mereka yang tidak berjaga-jaga itu
dalam bahaya besar, karena mereka bisa tidak dikenal oleh Allah. Mari ubah cara
berpikir kita. Selalulah
merasa bahwa hari kematian kita atau kedatangan Tuhan sudah dekat, agar kita
akan serius berjaga-jaga.
Nubuat palsu mengenai keadaan dunia yang semakin
baik adalah tipu daya kuasa kegelapan agar umat Tuhan tidak berjaga-jaga