Renungan Harian Virtue Notes, 29 Februari 2012
Gelar Tuhan Yesus
Bacaan: Lukas 19:12-27
19:12 Maka Ia berkata: "Ada
seorang bangsawan berangkat ke sebuah negeri yang jauh untuk dinobatkan menjadi
raja di situ dan setelah itu baru kembali.
19:13 Ia memanggil
sepuluh orang hambanya dan memberikan sepuluh mina kepada mereka,
katanya: Pakailah ini untuk berdagang sampai aku datang kembali.
19:14 Akan tetapi
orang-orang sebangsanya membenci dia, lalu mengirimkan utusan menyusul dia
untuk mengatakan: Kami tidak mau orang ini menjadi raja atas kami.
19:15 Dan terjadilah,
ketika ia kembali, setelah ia dinobatkan menjadi raja, ia menyuruh memanggil
hamba-hambanya, yang telah diberinya uang itu, untuk mengetahui berapa hasil
dagang mereka masing-masing.
19:16 Orang yang pertama
datang dan berkata: Tuan, mina tuan yang satu itu telah menghasilkan sepuluh
mina.
19:17 Katanya kepada
orang itu: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hamba yang baik; engkau
telah setia dalam perkara kecil, karena itu terimalah kekuasaan atas
sepuluh kota.
19:18 Datanglah yang
kedua dan berkata: Tuan, mina tuan telah menghasilkan lima mina.
19:19 Katanya kepada
orang itu: Dan engkau, kuasailah lima kota.
19:20 Dan hamba yang
ketiga datang dan berkata: Tuan, inilah mina tuan, aku telah menyimpannya dalam
sapu tangan.
19:21 Sebab aku takut
akan tuan, karena tuan adalah manusia yang keras; tuan mengambil apa yang tidak
pernah tuan taruh dan tuan menuai apa yang tidak tuan tabur.
19:22 Katanya kepada
orang itu: Hai hamba yang jahat, aku akan menghakimi engkau menurut perkataanmu
sendiri. Engkau sudah tahu bahwa aku adalah orang yang keras, yang mengambil
apa yang tidak pernah aku taruh dan menuai apa yang tidak aku tabur.
19:23 Jika demikian,
mengapa uangku itu tidak kauberikan kepada orang yang menjalankan uang? Maka
sekembaliku aku dapat mengambilnya serta dengan bunganya.
19:24 Lalu katanya kepada
orang-orang yang berdiri di situ: Ambillah mina yang satu itu dari padanya dan
berikanlah kepada orang yang mempunyai sepuluh mina itu.
19:25 Kata mereka
kepadanya: Tuan, ia sudah mempunyai sepuluh mina.
19:26 Jawabnya: Aku
berkata kepadamu: Setiap orang yang mempunyai, kepadanya akan diberi, tetapi
siapa yang tidak mempunyai, dari padanya akan diambil, juga apa yang
ada padanya.
19:27 Akan tetapi semua
seteruku ini, yang tidak suka aku menjadi rajanya, bawalah mereka ke mari dan
bunuhlah mereka di depan mataku."
Tuhan Yesus menceritakan suatu
perumpamaan mengenai uang mina. Seorang bangsawan akan dinobatkan sebagai raja.
Orang-orang sebangsanya tidak setuju bangsawan itu menjadi raja. Ia juga
memberikan uang mina kepada hamba-hambanya untuk dijalankan. Hamba yang tidak
menjalankan uang yang dipercayakan kepadanya dan orang-orang sebangsanya yang
tidak mengakui dirinya menjadi raja kemudian dihukum (ay. 27).
Ini memuat kebenaran
mengenai bagaimana sepantasnya orang menerima Tuhan Yesus sebagai raja atau
penguasa. Selama ini betapa mudahnya orang Kristen mengaku bahwa dirinya telah
menerima menerima Yesus sebagai Tuhan. Mengertikah maksudnya “menerima Dia
sebagai Tuhan”? Tuhan dalam teks aslinya adalah Kýrios. Kata ini berarti “Sang
Penguasa”. Kýrios adalah gelar yang pernah disandang oleh Alexander Agung
(356–323 sM), raja Makedonia. Di zamannya, tak ada daerah yang mampu bertahan
melawannya. Semua wilayah yang diperanginya mampu ditaklukkannya. Gelar itulah
yang digunakan oleh para pengikut Tuhan Yesus terhadap Dia. Jadi kalau kita
menerima Yesus sebagai Tuhan, itu sama dengan menerima Dia sebagai Sang
Penguasa yang berkuasa atas hidup ini. Artinya, kita harus rela kehilangan
segala sesuatu demi Sang Kýrios.
Kalau kita
memanggil Yesus sebagai Tuhan, di dalamnya terkandung konsekuensi yang harus
kita pikul, yaitu kita harus bersedia diperlakukan sebagai hamba atau budak. Kenyataan yang kita jumpai hari
ini, panggilan Tuhan bagi Yesus tidak mengandung kebenaran yang diperagakan
secara konkret dalam kehidupan. Panggilan itu tidak memiliki makna yang pantas,
sebab dalam kenyataan hidup setiap harinya, Yesus tidak diperlakukan sebagai
majikan atau tuan. Tidak cukup hanya memanggil-Nya “Tuhan” di bibir saja.
Menerima Yesus sebagai Tuhan harus dibuktikan melalui perbuatan.
Gaya hidup yang salah ini
telah biasa dikenakan dalam kehidupan banyak orang Kristen, sehingga tidak ada
standar yang benar untuk dijadikan ukuran kehidupan seorang yang memanggil Dia
sebagai Tuhan. Banyak orang yang menyebut dirinya Kristen sebab telah mengaku
dengan mulut bahwa mereka menerima Yesus sebagai Tuhan, padahal dalam
kehidupannya jelas Yesus bukan Tuhannya, sebab tidak seluruh kehidupannya
dipersembahkan untuk kepentingan Yesus. Apakah kita memanggil Yesus sebagai
Tuhan? Kalau ya, hiduplah hanya untuk kepentingan-Nya saja. Jika tidak mau,
jangan memanggil-Nya Tuhan.
Tidak cukup memanggil Yesus sebagai Tuhan;
menerima-Nya sebagai Tuhan harus dibuktikan melalui
perbuatan.
Diadaptasi dari Truth Daily Enlightenment, dengan ijin penerbit.
0 komentar:
Posting Komentar