Renungan Harian Virtue Notes, 17 Februari 2012
Pembaringan Terakhir
Bacaan: 2 Timotius 4:6-8
4:6 Mengenai diriku, darahku sudah
mulai dicurahkan sebagai persembahan dan saat kematianku
sudah dekat.
4:7 Aku telah mengakhiri pertandingan
yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah
memelihara iman.
4:8 Sekarang telah tersedia bagiku
mahkota kebenaran yang akan dikaruniakan kepadaku oleh
Tuhan, Hakim yang adil, pada hari-Nya; tetapi bukan hanya kepadaku,
melainkan juga kepada semua orang yang merindukan kedatangan-Nya.
Setiap kita akan tiba pada pembaringan
terakhir. Pembaringan terakhir adalah tempat tubuh kita direbahkan sebelum maut
menjemput. Sebenarnya kita tidak pernah tahu di mana dan bilamana pembaringan
terakhir kita tiba, sebab ada orang yang berbaring pada sore hari, esoknya
sudah terbujur kaku tak bernyawa. Ternyata tempat tidur di rumah itulah
pembaringan terakhirnya. Tidak sedikit orang yang pembaringan terakhirnya
adalah jalan aspal, yaitu saat ia tergeletak di jalan raya oleh karena suatu
kecelakaan. Ada pula yang pembaringan terakhirnya adalah kursi pesawat, kursi
bus atau kapal saat kecelakaan terjadi.
Pernah seorang teman merasa
dadanya sakit sewaktu mengendara mobil. Ia menepi, memarkir mobilnya dan
mematikan mesin mobilnya. Seiring dengan berhentinya mesin mobilnya,
berhentilah pula nafasnya. Ia meninggal terkena serangan jantung. Seorang rekan
pelayan Tuhan sesudah turun dari mimbar berdoa untuk persembahan, duduk dan
mengatakan dadanya sakit. Pendeta di sebelahnya sempat bercanda, “Baru berdoa
untuk kolekte saja, dadanya sakit.” Sesaat kemudian ia terkulai dan Tuhan
menjemputnya, melalui serangan jantung juga.
Renungkan dengan serius;
kita pasti akan memiliki pembaringan terakhir. Pembaringan terakhir itu tidak bisa kita perkirakan,
sebab sangat jarang Tuhan menunjukkan di mana pembaringan terakhir kita itu.
Namun patut diingatkan di sini bahwa tempat pembaringan terakhir bukanlah suatu
masalah. Juga bukanlah suatu masalah di mana Anda akan dikuburkan; bukanlah
suatu masalah macam apa peti mati untuk jasad Anda nanti. Yang menjadi masalah
adalah di mana roh dan jiwa kita berada setelah tubuh kita dikubur. Ironis
sekali, sebab banyak orang mempersiapkan peti mati dan tanah makam sebelum
meninggal, tetapi tidak mempersiapkan kepastian untuk kediaman roh dan jiwa
setelah tubuh dikubur dan hancur bersama dengan tanah.
Bukannya
menakut-nakuti Anda, tetapi jangan-jangan tempat tidur yang Anda gunakan untuk
tidur malam ini adalah pembaringan terakhir Anda. Supaya Anda mempersiapkan diri
untuk pembaringan roh dan jiwa Anda, tuliskanlah di pembaringan saudara:
“Inilah pembaringan terakhirku.” Ini mengingatkan Anda agar lebih berjaga-jaga
untuk bertemu dengan Hakim yang Adil, yang menghakimi semua orang.
Pembaringan terakhir tak dapat dihindari; untuk itu
kita harus lebih berjaga-jaga.
Diadaptasi dari Truth Daily Enlightenment, dengan ijin penerbit.
0 komentar:
Posting Komentar