RSS
email

Dapatkan Renungan Virtue Notes Langsung ke Email Anda!

Tanpa Paksaan


Renungan Harian Virtue Notes, 27 Februari 2012
Tanpa Paksaan


Baca: Matius 22:37–40

22:37 Jawab Yesus kepadanya: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu.
22:38 Itulah hukum yang terutama dan yang pertama.
22:39 Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.
22:40 Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi."


Sejatinya format yang harus dikenakan dalam pemerintahan Allah atas setiap individu adalah keyakinan dan penerimaan akan pemerintahan Allah dengan melakukan kehendak-Nya. Itulah kesetiaan yang sejati. 
Manakala kita menunjukkan kesetiaan kita kepada Tuhan tanpa batas, maka kita membuktikan bahwa Allah kita hidup, dan kita mengakui eksistensi pemerintahan-Nya. Kesetiaan itu dalam bentuk kehidupan yang mentaati kehendak-Nya menjadi kesaksian yang sangat luar biasa. dan dalam bentuk pembelaan kita terhadap Tuhan tanpa batas.

Jadi bukan berarti kalau kita sudah beragama Kristen berarti sudah dalam pemerintahan Tuhan. Pembelaan seadanya itu tidak cukup, sebab Tuhan menetapkan bahwa sesuatu yang dipersembahkan bagi-Nya haruslah segenap hati, segenap jiwa dan segenap akal budi. Semua itu harus kita lakukan dengan keinginan kita sendiri, tanpa tekanan atau paksaan sama sekali.

Memang itu tidak mudah, sebab banyak orang menilai Tuhan seakan-akan diam saja. Ia The Silent Ruler. Ia tidak marah dan tidak bertindak menghukum orang yang memberontak kepada-Nya. Sebaliknya Ia juga tidak berbuat-apa-apa terhadap orang yang membela-Nya tanpa batas. Kelihatannya nasib orang yang membela Tuhan dan orang yang memberontak kepada-Nya sama saja. Inilah yang membuat banyak orang merasa nyaman hidup dalam dosa dan pemberontakan kepada-Nya.

Mengapa Tuhan seakan-akan diam saja? Sebab Ia bukanlah pribadi yang memaksa individu untuk tunduk dengan terpaksa. Ia menghendaki agar manusia tunduk dengan rela, bahkan berusaha untuk mengenali dan memahami pemerintahan-Nya dengan sukacita. Ia tidak pernah menuntut dengan paksa manusia tunduk kepada tatanan ilahi-Nya. Tuhan tidak menghendaki umat-Nya mentaati Dia karena suatu ancaman hukuman.

Berkenaan dengan pelayanan, Tuhan juga tidak menginginkan umat melayani Dia karena menginginkan suatu upah. Setiap kesetiaan pasti ada upahnya tetapi bukan karena upah itu seseorang setia kepada Tuhan. Upah adalah kewenangan kedaulatan Allah. Itulah sebabnya kita sering melihat di dunia hari ini, orang yang membela Tuhan dan yang tidak membela Tuhan kelihatannya sama saja nasibnya. Tuhan hendak menguji apakah seseorang melayani karena upah atau tidak (Mat. 20:1–16). Pada akhirnya semua yang ditabur seseorang, itu jugalah yang akan dituainya.


Mengasihi Tuhan dengan segenap hati, jiwa dan akal budi harus dilakukan tanpa paksaan sama sekali


Diadaptasi dari Truth Daily Enlightenment, dengan ijin penerbit.

Bookmark and Share

0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Lisensi Creative Commons
Renungan Virtue Notes is licensed under a Creative Commons Atribusi-NonKomersial-TanpaTurunan 3.0 Unported License.
Berdasarkan karya di virtuenotes.blogspot.com.
 
Powered By Blogger