Renungan Harian Virtue Notes, 26 Februari 2012
Tidak Perlu Bukti Lahiriah
Bacaan:
Yohanes 4:48
4:48 Maka kata Yesus kepadanya: "Jika kamu tidak melihat tanda dan mujizat,
kamu tidak percaya."
Filsuf Inggris yang juga
seorang ateis, Bertrand Russell (1872–1970) pernah ditanyai seseorang, apa yang
akan dikatakannya apabila sesudah meninggal ia menemukan dirinya berhadapan
dengan Allah yang dengan marah menanyainya mengapa ia tidak percaya Allah ada.
Sahut Russell, ia akan menjawab, “Tidak cukup bukti, Tuhan; tidak cukup bukti.”
Banyak
orang mencari bukti bahwa Allah benar-benar ada, hidup dan berkuasa melalui
berbagai perbuatan ajaib yang dapat dilakukan-Nya. Ini sikap yang salah. Mari
kita kembali ke zaman aniaya gereja. Selama ratusan tahun, gereja seperti
ditinggalkan oleh Tuhan. Mereka tidak bisa melihat adanya hari baik. Yang ada
hanyalah aniaya, aniaya dan aniaya. Namun buktinya mereka masih percaya dan
gereja masih hidup sampai saat ini.
Bila
kita menemui keadaan buruk dalam hidup kita, dan Tuhan seakan-akan tidak
membela dan tidak berbuat apa-apa sama sekali, akankah kita berseru, “Tuhan, di
manakah Engkau?” Akankah kita sampai menjerit, “Tuhan, kalau Engkau ada, tolong
aku!” Atau akankah kita berkata, “Terima kasih Tuhan, Engkau telah memberikan
aku kesempatan untuk percaya kepada-Mu dalam keadaan ini.”
Kalau
seseorang mengakui kehadiran pemerintahan Tuhan hanya melalui tanda-tanda yang
spektakuler, maka imannya ditopang oleh tanda-tanda tersebut dan ia tidak bisa
hidup dalam pemerintahan Allah secara permanen dan berkesinambungan. Bila
melihat atau mengalami mukjizat barulah menghayati kehadiran Tuhan, tetapi ia
belum tentu menerima pemerintahan-Nya. Jika tidak melihat hal-hal ajaib,
keyakinannya terhadap kehadiran Tuhan mulai melemah dan luntur. Pemerintahan
Allah tidak dipedulikannya. Kalau mukjizat pergi dan yang datang adalah aniaya,
ia mudah percaya bahwa Bertrand Russell benar; Tuhan itu hanya ilusi.
Jangan
kita pikir, “Ah itu terlalu mengada-ada.” Buktinya banyak orang Kristen hari
ini tanpa sadar berpikir bahwa Allah berurusan dengan umat hanya untuk
mengadakan mukjizat. Allah seperti sesosok Pribadi gila hormat yang menyukai
keajaiban kuasa-Nya dipamerkan, supaya umat memuji-muji nama-Nya dan tidak
pergi ke tempat ibadah agama lain. Tanpa mukjizat, umat pun kabur.
Sesungguhnya
Tuhan menghendaki pemerintahan-Nya dalam kehidupan umat digelar secara
konkret dan sepenuhnya, sehingga kapan pun dan di mana pun kita berada,
kita selalu melakukan kehendak-Nya. Tanpa mukjizat atau bukti lahiriah pun kita
tahu, pemerintahan-Nya tetap hadir dan berkuasa atas kita.
Pengakuan kehadiran pemerintahan Tuhan yang hanya
ditopang oleh tanda-tanda
tidak akan bertahan lama.
Diadaptasi dari Truth Daily Enlightenment, dengan ijin penerbit.
0 komentar:
Posting Komentar