RSS
email

Dapatkan Renungan Virtue Notes Langsung ke Email Anda!

Berurusan Dengan Tuhan


Renungan Harian Virtue Notes, 28 Februari 2012
Berurusan Dengan Tuhan


Baca: Kejadian 32:22–32

32:22 Pada malam itu Yakub bangun dan ia membawa kedua isterinya, kedua budaknya perempuan dan kesebelas anaknya, dan menyeberang di tempat penyeberangan sungai Yabok.
32:23 Sesudah ia menyeberangkan mereka, ia menyeberangkan juga segala miliknya.
32:24. Lalu tinggallah Yakub seorang diri. Dan seorang laki-laki bergulat dengan dia sampai fajar menyingsing.
32:25 Ketika orang itu melihat, bahwa ia tidak dapat mengalahkannya, ia memukul sendi pangkal paha Yakub, sehingga sendi pangkal paha itu terpelecok, ketika ia bergulat dengan orang itu.
32:26 Lalu kata orang itu: "Biarkanlah aku pergi, karena fajar telah menyingsing." Sahut Yakub: "Aku tidak akan membiarkan engkau pergi, jika engkau tidak memberkati aku."
32:27 Bertanyalah orang itu kepadanya: "Siapakah namamu?" Sahutnya: "Yakub."
32:28 Lalu kata orang itu: "Namamu tidak akan disebutkan lagi Yakub, tetapi Israel, sebab engkau telah bergumul melawan Allah dan manusia, dan engkau menang."
32:29 Bertanyalah Yakub: "Katakanlah juga namamu." Tetapi sahutnya: "Mengapa engkau menanyakan namaku?" Lalu diberkatinyalah Yakub di situ.
32:30 Yakub menamai tempat itu Pniel, sebab katanya: "Aku telah melihat Allah berhadapan muka, tetapi nyawaku tertolong!"
32:31 Lalu tampaklah kepadanya matahari terbit, ketika ia telah melewati Pniel; dan Yakub pincang karena pangkal pahanya.
32:32 Itulah sebabnya sampai sekarang orang Israel tidak memakan daging yang menutupi sendi pangkal paha, karena Dia telah memukul sendi pangkal paha Yakub, pada otot pangkal pahanya.


Pemerintahan Allah adalah pemerintahan atas setiap individu yang menekankan sikap batiniahnya. Tuhan kita bukanlah Allah yang memberikan syariat dengan segala rumusan hukum serta sanksinya. Tuhan kita adalah Allah yang memperhatikan sikap batiniah manusia. Itulah sebabnya Kekristenan adalah agama yang menekankan segi batiniah; persoalan-persoalan yang menyangkut hal-hal lahiriah bukan menjadi ukuran kesucian atau kebenaran.

Ini bukan berarti orang percaya boleh hidup tanpa hukum atau hidup suka-suka sendiri. Dalam pemerintahan Allah ada hukum. Hukum orang percaya adalah Tuhan sendiri: hati Tuhan, selera Tuhan, kehendak Tuhan atau isi hati Tuhan. Itulah hukum dan peraturan-peraturan kehidupan yang mengikat kita.

Dengan kesadaran dan pengertian ini, bilamana kita yang sungguh-sungguh mengakui pemerintahan Allah berurusan dengan orang lain, kita tidak mempersoalkan akibat tindakan kita atas orang tersebut, tetapi mempersoalkan perasaan Tuhan. Menyadari hal ini bukan sesuatu yang mudah. Hati nurani kita harus benar-benar cemerlang. Supaya hati nurani kita cemerlang, kita harus memahami kebenaran Tuhan sehingga ia bisa mengerti isi hati Tuhan: apa yang baik, berkenan dan sempurna.

Dalam hal ini mari kita ingat kembali kisah Yakub, ketika ia bergumul dengan Malaikat Tuhan di tepi Sungai Yabok. Di sini masalahnya telah berpindah, bukan pada urusan Yakub yang takut bertemu dengan Esau, tetapi menjadi urusan Yakub dengan Tuhan. Kehidupan seperti ini adalah kehidupan yang dikatakan sebagai berjalan dalam terang; artinya apapun yang kita lakukan bersedia kita pertanggungjawabkan dan bersedia dilakukan di depan orang. Sikap hidup seperti ini adalah sikap hidup yang memuliakan Tuhan. Ini akan menciptakan kehidupan yang takut akan Tuhan secara proporsional.

Ketika penulis menyadari hal ini, saya menyadari bahwa saya telah sangat banyak melukai hati Tuhan. Saya menyadari lebih peduli perasaan saya dan perasaan manusia daripada perasaaan Tuhan. Artinya saya masih hidup dalam pemerintahan diri sendiri, yaitu pemerintahan manusia. Dengan menyadari kebenaran ini rasanya saya mau dengan segera minta maaf kepada setiap orang yang kepadanya saya telah berbuat salah dan saya mau memperbaikinya dengan serius dan benar di hadapan Tuhan. Ini pasti sebuah kehidupan memberkati sesama. Bagaimana dengan Anda yang membaca tulisan ini sekarang?


Bilamana kita yang mengakui pemerintahan Allah berurusan dengan orang lain, yang kita pentingkan adalah perasaan Tuhan, bukan perasaan orang lain


Diadaptasi dari Truth Daily Enlightenment, dengan ijin penerbit.

Bookmark and Share

0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Lisensi Creative Commons
Renungan Virtue Notes is licensed under a Creative Commons Atribusi-NonKomersial-TanpaTurunan 3.0 Unported License.
Berdasarkan karya di virtuenotes.blogspot.com.
 
Powered By Blogger