Renungan Harian Virtue Notes, 5 September 2010
Untuk Kesenangan Sendiri
Bacaan : 1 Korintus 15 : 31–32
15:31 Saudara-saudara, tiap-tiap hari aku berhadapan dengan maut. Demi kebanggaanku akan kamu dalam Kristus Yesus, Tuhan kita, aku katakan, bahwa hal ini benar.
15:32 Kalau hanya berdasarkan pertimbangan-pertimbangan manusia saja aku telah berjuang melawan binatang buas di Efesus, apakah gunanya hal itu bagiku? Jika orang mati tidak dibangkitkan, maka "marilah kita makan dan minum, sebab besok kita mati".
Biasanya orang hidup hanya untuk memiliki sebuah kehidupan seperti yang dikehendakinya atau yang diinginkannya. Ukuran hidup yang diinginkannya tersebut adalah gaya hidup manusia di sekitarnya. Standar hidup yang dimiliki umumnya antara lain: sekolah, kuliah, berpendidikan dan bergelar, mencari nafkah, menemukan pasangan hidup, punya anak, membesarkan anak, mencari menantu, menjaga cucu dan lain sebagainya. Jadi banyak orang menjalani hari-hari hidupnya hanya untuk mengejar standar hidup ini dan memperjuangkannya mati-matian tanpa batas selama hidupnya. Inilah yang Paulus maksudkan dengan “Marilah makan dan minum, sebab besok kita mati.” (ay. 32).
Dalam rangka meraih standar hidup seperti itulah seorang yang beragama berurusan dengan TUHAN. Ia menjadikan TUHAN sebagai andalan untuk meraih standar hidup tersebut. Orang-orang seperti ini berurusan dengan TUHAN bukan untuk kepentingan TUHAN; bukan untuk kemuliaan TUHAN. Mereka berurusan dengan TUHAN untuk kepentingannya sendiri, kemuliaannya sendiri; agar TUHAN melapangkan rezekinya, memberi kesenangan baginya. Ini sudah jadi praktik lazim di agama-agama di dunia ini. Kebanyakan orang Kristen pun demikian adanya, karena dipicu oleh pengajaran yang salah. Akibat penyesatan yang semakin merajalela, pola pikir yang salah itu semakin tertanam di hati dan pikiran banyak orang Kristen hari ini.
Sesungguhnya, pola pikir itu jauh dari yang TUHAN inginkan. Cara berpikir yang salah ini amat menyedihkan hati-NYA. IA mau meningkatkan kualitas hidup kita sesuai dengan yang dikehendaki-NYA, tetapi IA sedih manakala kita mendorong-NYA memasuki bisnis atau urusan kita tanpa peduli rencana TUHAN. Itu sama dengan berusaha memanfaatkan TUHAN agar memberi kemuliaan kepada kita.
Itulah sebabnya Yesus berkata, “Kamu mencari Aku… karena kamu telah makan roti sehingga kenyang.” (Yoh 6:26) Dengan kata lain, “Kamu lebih mementingkan perutmu daripada rencana-KU. AKU datang untuk memberi hidup-KU tetapi kamu masih mempertahankan hidupmu sendiri (mencari kesenangan sendiri)”. Bukankah banyak di antara kita yang masih berkualitas serendah ini? Bila kita disadarkan saat ini, segeralah kita bertobat. Berhentilah menjadikan TUHAN sekadar penopang untuk pemenuhan kebutuhan jasmani. Berhentilah mengeksploitasi DIA. Jadikan DIA TUHAN, Majikan Agung kita, dan lakukan segalanya untuk kepentingan DIA, untuk rencana-NYA. Dan kita pun akan meraih hidup yang berkualitas, sesuai dengan standar yang dikehendaki-NYA.
Dimodifikasi dari Truth Daily Enlightenment, dengan ijin penerbit.
Untuk Kesenangan Sendiri
Bacaan : 1 Korintus 15 : 31–32
15:31 Saudara-saudara, tiap-tiap hari aku berhadapan dengan maut. Demi kebanggaanku akan kamu dalam Kristus Yesus, Tuhan kita, aku katakan, bahwa hal ini benar.
15:32 Kalau hanya berdasarkan pertimbangan-pertimbangan manusia saja aku telah berjuang melawan binatang buas di Efesus, apakah gunanya hal itu bagiku? Jika orang mati tidak dibangkitkan, maka "marilah kita makan dan minum, sebab besok kita mati".
Biasanya orang hidup hanya untuk memiliki sebuah kehidupan seperti yang dikehendakinya atau yang diinginkannya. Ukuran hidup yang diinginkannya tersebut adalah gaya hidup manusia di sekitarnya. Standar hidup yang dimiliki umumnya antara lain: sekolah, kuliah, berpendidikan dan bergelar, mencari nafkah, menemukan pasangan hidup, punya anak, membesarkan anak, mencari menantu, menjaga cucu dan lain sebagainya. Jadi banyak orang menjalani hari-hari hidupnya hanya untuk mengejar standar hidup ini dan memperjuangkannya mati-matian tanpa batas selama hidupnya. Inilah yang Paulus maksudkan dengan “Marilah makan dan minum, sebab besok kita mati.” (ay. 32).
Dalam rangka meraih standar hidup seperti itulah seorang yang beragama berurusan dengan TUHAN. Ia menjadikan TUHAN sebagai andalan untuk meraih standar hidup tersebut. Orang-orang seperti ini berurusan dengan TUHAN bukan untuk kepentingan TUHAN; bukan untuk kemuliaan TUHAN. Mereka berurusan dengan TUHAN untuk kepentingannya sendiri, kemuliaannya sendiri; agar TUHAN melapangkan rezekinya, memberi kesenangan baginya. Ini sudah jadi praktik lazim di agama-agama di dunia ini. Kebanyakan orang Kristen pun demikian adanya, karena dipicu oleh pengajaran yang salah. Akibat penyesatan yang semakin merajalela, pola pikir yang salah itu semakin tertanam di hati dan pikiran banyak orang Kristen hari ini.
Sesungguhnya, pola pikir itu jauh dari yang TUHAN inginkan. Cara berpikir yang salah ini amat menyedihkan hati-NYA. IA mau meningkatkan kualitas hidup kita sesuai dengan yang dikehendaki-NYA, tetapi IA sedih manakala kita mendorong-NYA memasuki bisnis atau urusan kita tanpa peduli rencana TUHAN. Itu sama dengan berusaha memanfaatkan TUHAN agar memberi kemuliaan kepada kita.
Itulah sebabnya Yesus berkata, “Kamu mencari Aku… karena kamu telah makan roti sehingga kenyang.” (Yoh 6:26) Dengan kata lain, “Kamu lebih mementingkan perutmu daripada rencana-KU. AKU datang untuk memberi hidup-KU tetapi kamu masih mempertahankan hidupmu sendiri (mencari kesenangan sendiri)”. Bukankah banyak di antara kita yang masih berkualitas serendah ini? Bila kita disadarkan saat ini, segeralah kita bertobat. Berhentilah menjadikan TUHAN sekadar penopang untuk pemenuhan kebutuhan jasmani. Berhentilah mengeksploitasi DIA. Jadikan DIA TUHAN, Majikan Agung kita, dan lakukan segalanya untuk kepentingan DIA, untuk rencana-NYA. Dan kita pun akan meraih hidup yang berkualitas, sesuai dengan standar yang dikehendaki-NYA.
Dimodifikasi dari Truth Daily Enlightenment, dengan ijin penerbit.
0 komentar:
Posting Komentar