Renungan Harian Virtue Notes, 11 September 2010
Detik Demi Detik
Bacaan : 2 Korintus 4 : 16–18
4:16 Sebab itu kami tidak tawar hati, tetapi meskipun manusia lahiriah kami semakin merosot, namun manusia batiniah kami dibaharui dari sehari ke sehari.
4:17 Sebab penderitaan ringan yang sekarang ini, mengerjakan bagi kami kemuliaan kekal yang melebihi segala-galanya, jauh lebih besar dari pada penderitaan kami.
4:18 Sebab kami tidak memperhatikan yang kelihatan, melainkan yang tak kelihatan, karena yang kelihatan adalah sementara, sedangkan yang tak kelihatan adalah kekal.
Masa hidup manusia hanya tujuh puluh tahun; jika kuat, delapan puluh tahun (Mzm. 90:10). Tujuh puluh tahun tersebut menentukan nasib kekal atau keberadaan abadi seseorang. Paulus menulis bahwa penderitaan ringan yang sekarang ini (selama 70 tahun), mengerjakan bagi orang percaya kemuliaan kekal yang melebihi segala-galanya, jauh lebih besar dari pada penderitaan itu.
Kalau penderitaan selama tujuh puluh tahun akan menghasilkan kemuliaan tujuh juta tahun, setiap detiknya sangat berarti. Kalau tujuh puluh tahun menghasilkan kemuliaan tujuh milyar tahun, setiap detiknya berarti sangat besar. Kalau tujuh puluh tahun menghasilkan kemuliaan di kekekalan, maka setiap detiknya mengerjakan kemuliaan yang tiada tara.
Mata perhatian kita tidak boleh hanya memandang seolah-olah hanya detik terakhirlah yang menentukan nasib kekal. Yang menentukan nasib kekal manusia bukan hanya akhir perjalanan hidupnya, melainkan sepanjang perjalanan hidupnya. Kalau awalnya sudah salah, maka sulit untuk menjadi benar kemudian. Awalnya benar saja belum tentu akhirnya benar; apalagi kalau awalnya sudah salah, maka kesalahan akan terjadi terus sampai akhir.
Harus diingat bahwa tak seorang pun tahu kapan detik terakhirnya. Setiap detik adalah momentum (kairós) yang memuat pelajaran rohani yang berharga, sesuai dengan jadwal pembentukan yang TUHAN susun seperti kurikulum (khrónos). Itulah sebabnya Firman TUHAN menyatakan bahwa kita harus memanfaatkan setiap waktu yang ada, sebab hari-hari ini adalah jahat (Ef. 5:16). Satu detik kita memiliki arti yang sangat berharga, karena itu bagian dari durasi (hóra), urut-urutan (khrónos) dan kesempatan (kairós) yang TUHAN berikan. Bila waktu digunakan dengan baik, maka waktu itu membawa kita kepada kemuliaan. Ingatlah bahwa hóra kita makin berkurang, kairós dapat berlalu tanpa hasil, dan khrónos pembentukan TUHAN atas kita dapat menjadi sia-sia.
Detik demi detik berlalu, TUHAN menunggu anak-anak-NYA untuk menggunakan kesempatan hidup ini untuk meraih berkat kesulungan yang dimiliki orang percaya, yaitu menjadi sempurna agar bisa dipermuliakan bersama-sama dengan Yesus. Jangan seperti Esau yang mengkhianati TUHAN, dengan menukar hak kesulungannya dengan semangkuk makanan. Jadi bukan hanya detik terakhir yang menentukan, tetapi juga semua detik hidup yang diberikan TUHAN kepada kita.
Detik demi detik hidup kita harus digunakan sebaik-baiknya untuk menuju kesempurnaan.
Dimodifikasi dari Truth Daily Enlightenment, dengan ijin penerbit.
Detik Demi Detik
Bacaan : 2 Korintus 4 : 16–18
4:16 Sebab itu kami tidak tawar hati, tetapi meskipun manusia lahiriah kami semakin merosot, namun manusia batiniah kami dibaharui dari sehari ke sehari.
4:17 Sebab penderitaan ringan yang sekarang ini, mengerjakan bagi kami kemuliaan kekal yang melebihi segala-galanya, jauh lebih besar dari pada penderitaan kami.
4:18 Sebab kami tidak memperhatikan yang kelihatan, melainkan yang tak kelihatan, karena yang kelihatan adalah sementara, sedangkan yang tak kelihatan adalah kekal.
Masa hidup manusia hanya tujuh puluh tahun; jika kuat, delapan puluh tahun (Mzm. 90:10). Tujuh puluh tahun tersebut menentukan nasib kekal atau keberadaan abadi seseorang. Paulus menulis bahwa penderitaan ringan yang sekarang ini (selama 70 tahun), mengerjakan bagi orang percaya kemuliaan kekal yang melebihi segala-galanya, jauh lebih besar dari pada penderitaan itu.
Kalau penderitaan selama tujuh puluh tahun akan menghasilkan kemuliaan tujuh juta tahun, setiap detiknya sangat berarti. Kalau tujuh puluh tahun menghasilkan kemuliaan tujuh milyar tahun, setiap detiknya berarti sangat besar. Kalau tujuh puluh tahun menghasilkan kemuliaan di kekekalan, maka setiap detiknya mengerjakan kemuliaan yang tiada tara.
Mata perhatian kita tidak boleh hanya memandang seolah-olah hanya detik terakhirlah yang menentukan nasib kekal. Yang menentukan nasib kekal manusia bukan hanya akhir perjalanan hidupnya, melainkan sepanjang perjalanan hidupnya. Kalau awalnya sudah salah, maka sulit untuk menjadi benar kemudian. Awalnya benar saja belum tentu akhirnya benar; apalagi kalau awalnya sudah salah, maka kesalahan akan terjadi terus sampai akhir.
Harus diingat bahwa tak seorang pun tahu kapan detik terakhirnya. Setiap detik adalah momentum (kairós) yang memuat pelajaran rohani yang berharga, sesuai dengan jadwal pembentukan yang TUHAN susun seperti kurikulum (khrónos). Itulah sebabnya Firman TUHAN menyatakan bahwa kita harus memanfaatkan setiap waktu yang ada, sebab hari-hari ini adalah jahat (Ef. 5:16). Satu detik kita memiliki arti yang sangat berharga, karena itu bagian dari durasi (hóra), urut-urutan (khrónos) dan kesempatan (kairós) yang TUHAN berikan. Bila waktu digunakan dengan baik, maka waktu itu membawa kita kepada kemuliaan. Ingatlah bahwa hóra kita makin berkurang, kairós dapat berlalu tanpa hasil, dan khrónos pembentukan TUHAN atas kita dapat menjadi sia-sia.
Detik demi detik berlalu, TUHAN menunggu anak-anak-NYA untuk menggunakan kesempatan hidup ini untuk meraih berkat kesulungan yang dimiliki orang percaya, yaitu menjadi sempurna agar bisa dipermuliakan bersama-sama dengan Yesus. Jangan seperti Esau yang mengkhianati TUHAN, dengan menukar hak kesulungannya dengan semangkuk makanan. Jadi bukan hanya detik terakhir yang menentukan, tetapi juga semua detik hidup yang diberikan TUHAN kepada kita.
Detik demi detik hidup kita harus digunakan sebaik-baiknya untuk menuju kesempurnaan.
Dimodifikasi dari Truth Daily Enlightenment, dengan ijin penerbit.
0 komentar:
Posting Komentar