Renungan Harian Virtue Notes, 15 September 2010
Kehilangan Potensi Mengenal Gambar Diri
Bacaan : Mazmur 51 : 4–7
51:4 Bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku, dan tahirkanlah aku dari dosaku!
51:5 Sebab aku sendiri sadar akan pelanggaranku, aku senantiasa bergumul dengan dosaku.
51:6 Terhadap Engkau, terhadap Engkau sajalah aku telah berdosa dan melakukan apa yang Kauanggap jahat, supaya ternyata Engkau adil dalam putusan-Mu, bersih dalam penghukuman-Mu.
51:7 Sesungguhnya, dalam kesalahan aku diperanakkan, dalam dosa aku dikandung ibuku.
Manusia pada dasarnya telah jatuh dalam dosa dan kehilangan kemuliaan ALLAH, serta terlahir dalam keadaan yang tidak berpotensi sama sekali untuk memiliki dan mengenal gambar diri yang benar. Ini bagian dari dosa warisan yang diterima setiap anak-anak Adam (Mzm. 51:7).
Jadi adalah keliru kalau orang berpendirian bahwa manusia dapat mengenal gambar dirinya tanpa perlu mengenal kebenaran Injil. Adam sendiri telah kehilangan kesempatan untuk menemukan gambar dirinya dengan benar dan bertumbuh menuju keserupaan dengan ALLAH lebih baik.
Manusia jatuh ke dalam dosa karena terkecoh tipuan dan bujuk rayu Iblis untuk menjadi seperti ALLAH (Kej. 3:5) dengan cara yang instan (cukup memakan buah) & melanggar perintah ALLAH. Ini membuktikan bahwa saat itu Adam dan Hawa pun belum mengenal gambar dirinya dengan benar. Kalau manusia memahami gambar dirinya dengan benar, maka ia tidak akan makan buah terlarang, karena itu dilarang ALLAH
Siapakah sebenarnya manusia itu? Manusia adalah mahkota ciptaan ALLAH; ciptaan ALLAH dengan kualitas tertinggi; raja di bumi oleh kuasa yang TUHAN berikan. Manusia diberi kemampuan untuk menaklukkan bumi dan menaklukkan semua rintangan yang merintangi penyelenggaraan pemerintahannya. Potensi terbesar yang dapat mengganggu pemerintahan manusia di bumi adalah malaikat-malaikat pemberontak yang dibuang ke bumi (Why. 12:4).
Dengan mandat menaklukkan bumi, berarti manusia juga diberi kesanggupan untuk mengalahkan iblis. Mana bisa manusia menaklukkan iblis? Mengapa tidak? Itulah rencana awal BAPA, sebab tak mungkin IA sengaja merancang kejatuhan manusia ke dalam dosa. Seharusnya manusialah yang menjadi alat ALLAH untuk mengalahkan iblis dengan segala tipu muslihatnya. Kita harus menolak pandangan yang menganggap bahwa ALLAH merancang skenario kejatuhan manusia ke dalam dosa dengan alasan inkarnasi ALLAH ANAK menjadi manusia merupakan skenario yang pasti harus dilakukan, sebab pandangan ini sama dengan menuduh ALLAH sebagai sumber dosa dan bencana.
Sesungguhnya manusia dirancang untuk bersekutu dengan ALLAH dalam kurun waktu yang tidak terbatas. IA menciptakan manusia hanya untuk hidup dalam persekutuan dengan DIA dan pengabdian kepada-NYA selamanya. Betapa dahsyat makhluk ini. Sayang Adam belum menemukan gambar diri ini dengan sempurna. Sekiranya gambar diri ini telah dipahami Adam dengan utuh dan benar, manusia tidak akan jatuh dalam dosa. Manusia dirancang menurut gambar dan rupa ALLAH; menjadi seperti BAPAnya, yaitu ALLAH sendiri.
Manusia adalah makhluk yang dahsyat, yang dirancang untuk bersekutu dan mengabdi kepada ALLAH selamanya.
Dimodifikasi dari Truth Daily Enlightenment, dengan ijin penerbit.
Kehilangan Potensi Mengenal Gambar Diri
Bacaan : Mazmur 51 : 4–7
51:4 Bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku, dan tahirkanlah aku dari dosaku!
51:5 Sebab aku sendiri sadar akan pelanggaranku, aku senantiasa bergumul dengan dosaku.
51:6 Terhadap Engkau, terhadap Engkau sajalah aku telah berdosa dan melakukan apa yang Kauanggap jahat, supaya ternyata Engkau adil dalam putusan-Mu, bersih dalam penghukuman-Mu.
51:7 Sesungguhnya, dalam kesalahan aku diperanakkan, dalam dosa aku dikandung ibuku.
Manusia pada dasarnya telah jatuh dalam dosa dan kehilangan kemuliaan ALLAH, serta terlahir dalam keadaan yang tidak berpotensi sama sekali untuk memiliki dan mengenal gambar diri yang benar. Ini bagian dari dosa warisan yang diterima setiap anak-anak Adam (Mzm. 51:7).
Jadi adalah keliru kalau orang berpendirian bahwa manusia dapat mengenal gambar dirinya tanpa perlu mengenal kebenaran Injil. Adam sendiri telah kehilangan kesempatan untuk menemukan gambar dirinya dengan benar dan bertumbuh menuju keserupaan dengan ALLAH lebih baik.
Manusia jatuh ke dalam dosa karena terkecoh tipuan dan bujuk rayu Iblis untuk menjadi seperti ALLAH (Kej. 3:5) dengan cara yang instan (cukup memakan buah) & melanggar perintah ALLAH. Ini membuktikan bahwa saat itu Adam dan Hawa pun belum mengenal gambar dirinya dengan benar. Kalau manusia memahami gambar dirinya dengan benar, maka ia tidak akan makan buah terlarang, karena itu dilarang ALLAH
Siapakah sebenarnya manusia itu? Manusia adalah mahkota ciptaan ALLAH; ciptaan ALLAH dengan kualitas tertinggi; raja di bumi oleh kuasa yang TUHAN berikan. Manusia diberi kemampuan untuk menaklukkan bumi dan menaklukkan semua rintangan yang merintangi penyelenggaraan pemerintahannya. Potensi terbesar yang dapat mengganggu pemerintahan manusia di bumi adalah malaikat-malaikat pemberontak yang dibuang ke bumi (Why. 12:4).
Dengan mandat menaklukkan bumi, berarti manusia juga diberi kesanggupan untuk mengalahkan iblis. Mana bisa manusia menaklukkan iblis? Mengapa tidak? Itulah rencana awal BAPA, sebab tak mungkin IA sengaja merancang kejatuhan manusia ke dalam dosa. Seharusnya manusialah yang menjadi alat ALLAH untuk mengalahkan iblis dengan segala tipu muslihatnya. Kita harus menolak pandangan yang menganggap bahwa ALLAH merancang skenario kejatuhan manusia ke dalam dosa dengan alasan inkarnasi ALLAH ANAK menjadi manusia merupakan skenario yang pasti harus dilakukan, sebab pandangan ini sama dengan menuduh ALLAH sebagai sumber dosa dan bencana.
Sesungguhnya manusia dirancang untuk bersekutu dengan ALLAH dalam kurun waktu yang tidak terbatas. IA menciptakan manusia hanya untuk hidup dalam persekutuan dengan DIA dan pengabdian kepada-NYA selamanya. Betapa dahsyat makhluk ini. Sayang Adam belum menemukan gambar diri ini dengan sempurna. Sekiranya gambar diri ini telah dipahami Adam dengan utuh dan benar, manusia tidak akan jatuh dalam dosa. Manusia dirancang menurut gambar dan rupa ALLAH; menjadi seperti BAPAnya, yaitu ALLAH sendiri.
Manusia adalah makhluk yang dahsyat, yang dirancang untuk bersekutu dan mengabdi kepada ALLAH selamanya.
Dimodifikasi dari Truth Daily Enlightenment, dengan ijin penerbit.
0 komentar:
Posting Komentar