RSS
email

Dapatkan Renungan Virtue Notes Langsung ke Email Anda!

TUHAN Tidak Perlu Berterima Kasih

Renungan Harian Virtue Notes, 10 Juli 2010
TUHAN Tidak Perlu Berterima Kasih

Seri : Membalas Kebaikan TUHAN

Bacaan : Lukas 17 : 7-10

17:7 "Siapa di antara kamu yang mempunyai seorang hamba yang membajak atau menggembalakan ternak baginya, akan berkata kepada hamba itu, setelah ia pulang dari ladang: Mari segera makan!
17:8 Bukankah sebaliknya ia akan berkata kepada hamba itu: Sediakanlah makananku. Ikatlah pinggangmu dan layanilah aku sampai selesai aku makan dan minum. Dan sesudah itu engkau boleh makan dan minum.
17:9 Adakah ia berterima kasih kepada hamba itu, karena hamba itu telah melakukan apa yang ditugaskan kepadanya?
17:10 Demikian jugalah kamu. Apabila kamu telah melakukan segala sesuatu yang ditugaskan kepadamu, hendaklah kamu berkata: Kami adalah hamba-hamba yang tidak berguna; kami hanya melakukan apa yang kami harus lakukan."


Dalam Luk. 17:7–10 terdapat kisah mengenai hamba yang bekerja kepada seorang majikan. Majikan tersebut adalah gambaran dari TUHAN, dan hamba tersebut adalah gambaran dari kita. Setelah hamba tersebut melakukan suatu pekerjaan, tidak dikesankan sama sekali bahwa tuannya patut berterima kasih kepadanya (Luk. 17:9). Ini menunjukkan bahwa TUHAN tidak perlu berterima kasih kepada kita, sebab kita memang diciptakan oleh TUHAN untuk melayani DIA. Kita telah ditebus oleh darah Yesus Kristus, sehingga kita bukan milik kita sendiri (1 Kor. 6:19–20).

Orang Kristen yang dewasa akan merasa dan mengakui bahwa ia berutang kepada TUHAN. Sebagai orang yang berutang ia tidak pantas menuntut apa pun dari TUHAN, sebaliknya ia merasa dituntut untuk berbuat sesuatu bagi TUHAN yang telah menanam kebaikan dalam hidupnya. Kita adalah orang yang berutang, seperti budak yang telah dibeli oleh tuan yang baru. Dulu kita adalah budak setan yang diseret ke dalam lautan api kekal, sekarang kita telah menjadi milik TUHAN oleh penebusan darah TUHAN Yesus Kristus untuk dibawa ke dalam Kerajaan-NYA.

Sayang sekali, dewasa ini para pemberita Firman yang tidak mengerti kebenaran banyak mengajarkan bahwa kita boleh menuntut TUHAN, boleh mengklaim janji-janji-NYA. Padahal TUHAN tidak perlu dituntut atau menerima klaim dari manusia, yang sebenarnya tidak memiliki hak apa pun atas kedaulatan TUHAN. Lagi pula, IA tidak akan pernah mengingkari janji-NYA. IA Pribadi Agung yang berintegritas sempurna; tidak perlu dibujuk, diingatkan, apa lagi dipaksa. IA bertanggung jawab atas umat-NYA. Kita tidak perlu dan tidak boleh meragukan TUHAN, apalagi mencurigai-NYA. Sebaliknya kita patut mencurigai diri sendiri, apakah kita mengerti dan menghayati budi baik TUHAN yang tak ternilai dan kita berhasrat untuk membalas-NYA?

Menyadari kebenaran ini, marilah berusaha membalas kebaikan TUHAN dengan melayani DIA semampu-mampunya, segiat-giatnya, sekuat tenaga dan all out sepanjang hidup kita. Dalam pengabdian kepada TUHAN, tidak perlu kita menuntut upah, bahkan ucapan terima kasih, sebab sebanyak apa pun yang dapat kita lakukan, tak akan dapat mengimbangi kebaikan yang telah TUHAN berikan. Dalam hal ini TUHAN Yesus mengajar kita untuk mengatakan bahwa kita adalah hamba yang tidak berguna, yang hanya melakukan apa yang harus kita lakukan (Luk. 17:10). Tidak berguna di sini maksudnya bahwa sebenarnya tanpa kita, TUHAN pun dapat menyelesaikan-NYA sendiri. Kalau TUHAN berkenan kita layani, tidakkah itu anugerah?

Bookmark and Share

0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Lisensi Creative Commons
Renungan Virtue Notes is licensed under a Creative Commons Atribusi-NonKomersial-TanpaTurunan 3.0 Unported License.
Berdasarkan karya di virtuenotes.blogspot.com.
 
Powered By Blogger