RSS
email

Dapatkan Renungan Virtue Notes Langsung ke Email Anda!

Memiliki Perasaan Terancam

Renungan Harian Virtue Notes, 18 Juli 2010
Memiliki Perasaan Terancam

Bacaan : 1 Samuel 18 : 6–12

18:6. Tetapi pada waktu mereka pulang, ketika Daud kembali sesudah mengalahkan orang Filistin itu, keluarlah orang-orang perempuan dari segala kota Israel menyongsong raja Saul sambil menyanyi dan menari-nari dengan memukul rebana, dengan bersukaria dan dengan membunyikan gerincing;
18:7 dan perempuan yang menari-nari itu menyanyi berbalas-balasan, katanya: "Saul mengalahkan beribu-ribu musuh, tetapi Daud berlaksa-laksa."
18:8 Lalu bangkitlah amarah Saul dengan sangat; dan perkataan itu menyebalkan hatinya, sebab pikirnya: "Kepada Daud diperhitungkan mereka berlaksa-laksa, tetapi kepadaku diperhitungkannya beribu-ribu; akhir-akhirnya jabatan raja itupun jatuh kepadanya."
18:9 Sejak hari itu maka Saul selalu mendengki Daud.
18:10 Keesokan harinya roh jahat yang dari pada Allah itu berkuasa atas Saul, sehingga ia kerasukan di tengah-tengah rumah, sedang Daud main kecapi seperti sehari-hari. Adapun Saul ada tombak di tangannya.
18:11 Saul melemparkan tombak itu, karena pikirnya: "Baiklah aku menancapkan Daud ke dinding." Tetapi Daud mengelakkannya sampai dua kali.
18:12. Saul menjadi takut kepada Daud, karena TUHAN menyertai Daud, sedang dari pada Saul Ia telah undur.


Saul merupakan raja Israel, tetapi ketika seorang anak muda dari kota kecil Betlehem bernama Daud berhasil mengalahkan Goliat, ia merasa terancam. Ia iri ketika Daud mendapat kehormatan yang lebih besar daripadanya. Ini karena Saul takut jabatan raja yang dipegangnya suatu hari akan jatuh ke tangan Daud (ay. 8).

Yang terjadi dalam diri Saul ini jelas merupakan gambaran mengenai fenomena kecacatan karakter manusia. Pada gilirannya akan timbul sikap tidak mengakui karunia yang dipercayakan TUHAN kepada masing-masing orang. Biasanya orang seperti ini sangat mudah memandang negatif orang lain, di sisi lain ia selalu berusaha membenarkan diri dengan segala argumentasi dan alasan. Sampai tingkat ekstrem, ia berani mencela dan memfitnah orang lain tanpa dasar lain kecuali tidak mau disaingi.

Cacat karakter seperti kedengkian Saul terhadap Daud ini juga masih terjadi sampai saat ini. Di kantor, ada orang yang tidak rela kalau rekan kerjanya lebih berprestasi. Ia kemudian berusaha menghalalkan segala cara untuk menjegal keberhasilan rekan kerjanya tersebut. Di lingkungan gereja, ada pendeta yang iri kalau pendeta lain menjadi lebih populer daripadanya. Karena itu di hadapan jemaat ia berusaha mencitrakan dirinya sebagai lebih suci, lebih berkarunia, lebih dekat TUHAN, dan sebagainya. Akhirnya, pekerjaan TUHAN jugalah yang dikorbankan. Bukankah ini memalukan? Orang-orang ini dengki karena merasa dirinya terancam atas keberhasilan orang lain.

Ini berbeda dengan kalau kita harus membenturkan hal yang benar dengan yang salah. Jika seorang rekan kerja kita melakukan kecurangan yang merugikan perusahaan, apabila kita harus melaporkannya, itu karena integritas kita, bukan karena kita takut disaingi olehnya. Jika ada hamba TUHAN yang menyampaikan ajaran yang tidak Alkitabiah, kita tidak perlu takut mengatakan bahwa itu salah. Itu bukan karena kita tidak suka terhadap hamba TUHAN itu, melainkan karena kita memegang hanya kebenaran Firman yang murni. Alkitab sendiri mengecam ajaran yang tidak Alkitabiah (Gal. 1:9). Hanya yang harus diperhatikan adalah cara mengatakannya, sebisa mungkin untuk elegan.

Perasaan terancam atas keberhasilan atau sukses orang lain ini adalah salah satu ciri-ciri orang yang tidak mengakui otoritas TUHAN. Orang yang mengakui otoritas TUHAN akan menerima ajaran Alkitab, bahwa kita harus menganggap orang lain lebih penting dan lebih utama dari diri kita (Flp. 2:3–4). Marilah saling menasihati dalam kasih.

Bookmark and Share

0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Lisensi Creative Commons
Renungan Virtue Notes is licensed under a Creative Commons Atribusi-NonKomersial-TanpaTurunan 3.0 Unported License.
Berdasarkan karya di virtuenotes.blogspot.com.
 
Powered By Blogger