Renungan Harian Virtue Notes, 12 Juli 2010
Masalah Bukan Masalah
Bacaan : Yakobus 1 : 2–8
1:2. Saudara-saudaraku, anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan,
1:3 sebab kamu tahu, bahwa ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan.
1:4 Dan biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang, supaya kamu menjadi sempurna dan utuh dan tak kekurangan suatu apapun.
1:5 Tetapi apabila di antara kamu ada yang kekurangan hikmat, hendaklah ia memintakannya kepada Allah, --yang memberikan kepada semua orang dengan murah hati dan dengan tidak membangkit-bangkit--,maka hal itu akan diberikan kepadanya.
1:6 Hendaklah ia memintanya dalam iman, dan sama sekali jangan bimbang, sebab orang yang bimbang sama dengan gelombang laut, yang diombang-ambingkan kian ke mari oleh angin.
1:7 Orang yang demikian janganlah mengira, bahwa ia akan menerima sesuatu dari Tuhan.
1:8 Sebab orang yang mendua hati tidak akan tenang dalam hidupnya.
Bila kita berpikir bahwa hidup ini dapat dijalani tanpa masalah, maka kita sendiri bermasalah, sebab memiliki pola berpikir yang salah. Perlu dipahami bahwa hidup kita tidak mungkin tidak bermasalah, sebab dunia ini sudah jatuh dalam segala masalah. Dengan pemahaman ini bukan berarti kita mengharapkan hidup yang sulit. Kita harus berjuang menghadapinya dengan tekun, giat dan bertanggung jawab.
Orang Kristen yang dewasa tidak akan mudah minta pertolongan TUHAN agar mengangkat masalahnya; justru sebaliknya ia akan berusaha menyelesaikan masalahnya dengan menggunakan semua potensi yang telah dikaruniakan TUHAN kepada dirinya. Ini bukan berarti kita tidak mengharapkan pertolongan TUHAN; sebab TUHAN tidak akan menolong kita, kalau kita tidak menolong diri kita sendiri. Kita harus sangat yakin bahwa TUHAN pasti menolong kalau persoalan yang kita hadapi memang diluar kesanggupan kita, memang bukan menjadi bagian kita untuk melakukannya. Dalam hal ini, kita tidak berharap TUHAN menolong, kalau masih ada di dalam wilayah tanggung jawab kita, kalau memang menjadi bagian kita untuk melakukannya. Jadi memang adalah porsi kita untuk melakukan yang terbaik dalam hal-hal yang memang menjadi bagian kita, mengenai hasilnya akan menjadi seperti apa itu adalah otoritasnya TUHAN.
Dengan menggumuli masalah hidup kita tersebut, TUHAN hendak mengajar kita untuk bertanggung jawab dan membentuk kita menjadi pribadi yang berintegritas tinggi. Ingat, di surga nanti kita bukan hanya duduk-duduk santai, makanminum-tidur saja. Di sana kita akan bekerja melayani TUHAN sepanjang masa. Oleh sebab itu yang diperkenankan melayani TUHAN adalah orang-orang yang berintegritas tinggi, tekun, giat, rajin berkerja dan produktif.
Jangan berpikir TUHAN dengan mudah mengubah hidup kita tanpa mengajak kita bergumul untuk bertanggung jawab dan meningkatkan integritas kita. Bagaimana seseorang dapat belajar menjadi dewasa dan bertanggung jawab, kalau masalahnya selalu dengan serta-merta diselesaikan TUHAN dengan mudah dan ajaib? Orang yang tidak pernah mengalami konflik dan pergumulan tidak akan bertumbuh dewasa. Ia tidak mengerti bagaimana hidup yang bertanggung jawab di dunia ini. Pribadi-pribadi seperti ini bukanlah pribadi yang kokoh.
Dengan demikian, kita tahu bahwa masalah yang TUHAN izinkan untuk kita alami bukanlah masalah lagi, tetapi pelajaran berharga yang membawa berkat abadi. Yakobus menunjukkan kepada kita, bahwa kita harus merasa bahagia, sekalipun kita menghadapi berbagai pencobaan dan masalah. Ini berarti berkat TUHAN bukan hanya sesuatu yang dirasa enak atau nyaman saja. Kesulitan pun bisa merupakan berkat TUHAN, asal kita tahu bagaimana meresponinya.
Masalah Bukan Masalah
Bacaan : Yakobus 1 : 2–8
1:2. Saudara-saudaraku, anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan,
1:3 sebab kamu tahu, bahwa ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan.
1:4 Dan biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang, supaya kamu menjadi sempurna dan utuh dan tak kekurangan suatu apapun.
1:5 Tetapi apabila di antara kamu ada yang kekurangan hikmat, hendaklah ia memintakannya kepada Allah, --yang memberikan kepada semua orang dengan murah hati dan dengan tidak membangkit-bangkit--,maka hal itu akan diberikan kepadanya.
1:6 Hendaklah ia memintanya dalam iman, dan sama sekali jangan bimbang, sebab orang yang bimbang sama dengan gelombang laut, yang diombang-ambingkan kian ke mari oleh angin.
1:7 Orang yang demikian janganlah mengira, bahwa ia akan menerima sesuatu dari Tuhan.
1:8 Sebab orang yang mendua hati tidak akan tenang dalam hidupnya.
Bila kita berpikir bahwa hidup ini dapat dijalani tanpa masalah, maka kita sendiri bermasalah, sebab memiliki pola berpikir yang salah. Perlu dipahami bahwa hidup kita tidak mungkin tidak bermasalah, sebab dunia ini sudah jatuh dalam segala masalah. Dengan pemahaman ini bukan berarti kita mengharapkan hidup yang sulit. Kita harus berjuang menghadapinya dengan tekun, giat dan bertanggung jawab.
Orang Kristen yang dewasa tidak akan mudah minta pertolongan TUHAN agar mengangkat masalahnya; justru sebaliknya ia akan berusaha menyelesaikan masalahnya dengan menggunakan semua potensi yang telah dikaruniakan TUHAN kepada dirinya. Ini bukan berarti kita tidak mengharapkan pertolongan TUHAN; sebab TUHAN tidak akan menolong kita, kalau kita tidak menolong diri kita sendiri. Kita harus sangat yakin bahwa TUHAN pasti menolong kalau persoalan yang kita hadapi memang diluar kesanggupan kita, memang bukan menjadi bagian kita untuk melakukannya. Dalam hal ini, kita tidak berharap TUHAN menolong, kalau masih ada di dalam wilayah tanggung jawab kita, kalau memang menjadi bagian kita untuk melakukannya. Jadi memang adalah porsi kita untuk melakukan yang terbaik dalam hal-hal yang memang menjadi bagian kita, mengenai hasilnya akan menjadi seperti apa itu adalah otoritasnya TUHAN.
Dengan menggumuli masalah hidup kita tersebut, TUHAN hendak mengajar kita untuk bertanggung jawab dan membentuk kita menjadi pribadi yang berintegritas tinggi. Ingat, di surga nanti kita bukan hanya duduk-duduk santai, makanminum-tidur saja. Di sana kita akan bekerja melayani TUHAN sepanjang masa. Oleh sebab itu yang diperkenankan melayani TUHAN adalah orang-orang yang berintegritas tinggi, tekun, giat, rajin berkerja dan produktif.
Jangan berpikir TUHAN dengan mudah mengubah hidup kita tanpa mengajak kita bergumul untuk bertanggung jawab dan meningkatkan integritas kita. Bagaimana seseorang dapat belajar menjadi dewasa dan bertanggung jawab, kalau masalahnya selalu dengan serta-merta diselesaikan TUHAN dengan mudah dan ajaib? Orang yang tidak pernah mengalami konflik dan pergumulan tidak akan bertumbuh dewasa. Ia tidak mengerti bagaimana hidup yang bertanggung jawab di dunia ini. Pribadi-pribadi seperti ini bukanlah pribadi yang kokoh.
Dengan demikian, kita tahu bahwa masalah yang TUHAN izinkan untuk kita alami bukanlah masalah lagi, tetapi pelajaran berharga yang membawa berkat abadi. Yakobus menunjukkan kepada kita, bahwa kita harus merasa bahagia, sekalipun kita menghadapi berbagai pencobaan dan masalah. Ini berarti berkat TUHAN bukan hanya sesuatu yang dirasa enak atau nyaman saja. Kesulitan pun bisa merupakan berkat TUHAN, asal kita tahu bagaimana meresponinya.
0 komentar:
Posting Komentar