RSS
email

Dapatkan Renungan Virtue Notes Langsung ke Email Anda!

Kewaspadaan Level Tinggi

Renungan Harian Virtue Notes, 19 Juli 2010
Kewaspadaan Level Tinggi

Bacaan : Galatia 5:19–21, 26

5:19 Perbuatan daging telah nyata, yaitu: percabulan, kecemaran, hawa nafsu,
5:20 penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah,
5:21 kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya. Terhadap semuanya itu kuperingatkan kamu--seperti yang telah kubuat dahulu--bahwa barangsiapa melakukan hal-hal yang demikian, ia tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah.

5:26 dan janganlah kita gila hormat, janganlah kita saling menantang dan saling mendengki.


Dewasa ini dapat kita jumpai orang-orang yang menyebut dirinya hamba TUHAN tanpa sadar mencari penghormatan, termasuk melalui aktivitas dalam gereja. Biasanya karunia yang dikejar atau diburu bertujuan agar ia mendapat pengultusan. Orang-orang seperti ini hanya mengajarkan “siapa kita di dalam DIA, bukan siapa DIA di dalam kita”. Maksudnya, banyak orang yang mengajarkan kita berharga di mata-NYA, kita diberkati oleh-NYA, tapi tidak atau -setidaknya- kurang mengajarkan bahwa DIA adalah TUHAN dan Penguasa Tunggal bagi kita. Ada juga pelayan TUHAN yang memanfaatkan demonstrasi Roh Kudus untuk publisitas dirinya. Pada prinsipnya inilah pembangunan Menara Babel terselubung yang harus kita waspadai, karena irama jiwa yang sesat seperti ini akan menguasai kehidupan orang percaya. Ini lebih berbahaya dibandingkan dengan manifestasi iblis secara fisik yang dapat diatasi dengan mudah.

Ciri-ciri lain dari orang yang tidak mengakui otoritas TUHAN adalah merasa kurang lengkap tatkala orang lain tidak menghormatinya, atau kurang menaruh penghargaan terhadapnya. Inilah sikap angkuh yang teridap dalam kehidupan banyak orang. Biasanya disertai dengan keinginan menuntut orang lain memberi penghargaan, sampai tingkat tertentu menjadi gila hormat (ay. 26). Yohanes membahasakannya sebagai “keangkuhan hidup” (1 Yoh. 2:16).

Irama jiwa yang berhasrat menjadi orang terhormat rupanya merupakan dosa warisan yang melekat dalam setiap individu. Itulah sebabnya banyak orang tidak mampu melayani orang lain dengan benar; banyak orang menghalalkan segala cara demi nama baik, kredibilitas dan reputasinya. Orang yang gila hormat cenderung selalu curiga terhadap orang-orang di sekitarnya. Ia curiga bahwa di belakangnya ia digosipkan, dikata-katai hal yang buruk, nama baiknya terancam, dan lain sebagainya. Dalam tingkat tertentu ini bisa tergolong sebagai kelainan jiwa, yang biasa disebut megalomania.

Sudah saatnya kita mengejar status perwira di mata TUHAN, bukan di mata manusia. Sudah saatnya kita menjadi orang-orang yang berkarya dahsyat bagi TUHAN, tetapi rela menyembunyikan diri dari elu-elu manusia, agar kehormatan TUHAN jangan terkurangi atau tercuri oleh kita. Sudah saatnya kita tidak menarik perhatian orang kepada diri kita, tetapi menarik perhatian kepada Sang Maharaja yang akan datang. Ini saatnya kita membangun bukan gereja atau organisasi yang besar yang membuat orang terkagum-kagum, melainkan membangun manusia yang besar di hadapan TUHAN. Lagipula arti dari gereja sebenarnya ialah kumpulan orang percaya yang memberi kemuliaan bagi nama TUHAN jua.


Dimodifikasi dari Truth Daily Enlightenment, sesuai ijin penerbit.

Bookmark and Share

0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Lisensi Creative Commons
Renungan Virtue Notes is licensed under a Creative Commons Atribusi-NonKomersial-TanpaTurunan 3.0 Unported License.
Berdasarkan karya di virtuenotes.blogspot.com.
 
Powered By Blogger