Renungan Harian Virtue Notes, 30 Juli 2010
Panggilan Memperoleh Kemuliaan
Bacaan : Filipi 2:10
2:10 supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi,
Tanpa disadari kita sering berpikir bahwa perintah-perintah TUHAN dalam Alkitab tidak masuk akal. Kita menganggap berlebihan, keterlaluan, atau hanya kata-kata puitis yang sekadar menghiasi halaman Alkitab. Kita tidak merasa terpanggil untuk melakukannya, bahkan kadang kita berpikir hanya orang-orang tertentu yang memiliki bagian menjadi pelaku Firman TUHAN itu secara penuh. Namun harus dicamkan bahwa ALLAH tidak pernah memberi perintah yang tidak dapat kita lakukan. Jangan mencurigai ALLAH.
Dalam ay. 5 ini, melalui Rasul Paulus, TUHAN menghendaki agar kita memiliki pikiran dan perasaan Kristus dalam hidup bersama, berjemaat, berkeluarga. Kata “pikiran dan perasaan” ini dalam teks aslinya φρονέω (fronéō), yang dalam terjemahan New International Version diterjemahkan attitude ‘sikap’. Dalam hidup bersama, yang menjadi pola tindak kita melakukan hidup bersekutu dengan manusia lain adalah sikap Kristus. Pikiran dan perasaan Kristus itu diterjemahkan melalui hidup secara konkret dalam bentuk ketaatan kepada BAPA dan kesetiaan-NYA merendahkan diri untuk kepentingan orang lain. Ini sangat berbeda dengan kebiasaan hidup manusia pada umumnya. Manusia memiliki kecenderungan memerintah, berkuasa, dihormati, disanjung, dipuji. Dari pagi sampai malam, di sepanjang umur hidupnya pada umumnya manusia hidup hanya untuk itu.
Namun sebagai anak TUHAN, yang penting adalah bagaimana hidup kita diserahkan kepada TUHAN untuk menjadi seperti anggur yang tercurah dan roti yang terpecah bagi kepentinganNYA yaitu berkat bagi orang lain. Kehidupan TUHAN Yesus yang sedemikian indah, dipecahkan dihancurkan untuk kepentingan kita bukan hanya untuk dikagumi tetapi diteladani.
Sebaiknya kita tidak memandang ini sebagai beban, tetapi kita harus memandang sebagai suatu anugerah yang luar biasa. Ini sesungguhnya adalah panggilan untuk memperoleh kemuliaan abadi yang melebihi dari segala kemuliaan yang dapat kita peroleh dalam dunia ini. Yesus merendahkan diri karenanya IA dimuliakan (ay. 9–10). Demikian pula dengan kita. Merendahkan diri serta memiliki pikiran dan perasaan Kristus akan mendatangkan kemuliaan bersama dengan Kristus (Mat. 23:12, Kol. 3:4). Dengan panggilan ini, TUHAN mempersiapkan kita memerintah bersama DIA dalam kehidupan yang akan datang nanti.
Dimodifikasi dari Truth Daily Enlightenment, dengan ijin penerbit.
Panggilan Memperoleh Kemuliaan
Bacaan : Filipi 2:10
2:10 supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi,
Tanpa disadari kita sering berpikir bahwa perintah-perintah TUHAN dalam Alkitab tidak masuk akal. Kita menganggap berlebihan, keterlaluan, atau hanya kata-kata puitis yang sekadar menghiasi halaman Alkitab. Kita tidak merasa terpanggil untuk melakukannya, bahkan kadang kita berpikir hanya orang-orang tertentu yang memiliki bagian menjadi pelaku Firman TUHAN itu secara penuh. Namun harus dicamkan bahwa ALLAH tidak pernah memberi perintah yang tidak dapat kita lakukan. Jangan mencurigai ALLAH.
Dalam ay. 5 ini, melalui Rasul Paulus, TUHAN menghendaki agar kita memiliki pikiran dan perasaan Kristus dalam hidup bersama, berjemaat, berkeluarga. Kata “pikiran dan perasaan” ini dalam teks aslinya φρονέω (fronéō), yang dalam terjemahan New International Version diterjemahkan attitude ‘sikap’. Dalam hidup bersama, yang menjadi pola tindak kita melakukan hidup bersekutu dengan manusia lain adalah sikap Kristus. Pikiran dan perasaan Kristus itu diterjemahkan melalui hidup secara konkret dalam bentuk ketaatan kepada BAPA dan kesetiaan-NYA merendahkan diri untuk kepentingan orang lain. Ini sangat berbeda dengan kebiasaan hidup manusia pada umumnya. Manusia memiliki kecenderungan memerintah, berkuasa, dihormati, disanjung, dipuji. Dari pagi sampai malam, di sepanjang umur hidupnya pada umumnya manusia hidup hanya untuk itu.
Namun sebagai anak TUHAN, yang penting adalah bagaimana hidup kita diserahkan kepada TUHAN untuk menjadi seperti anggur yang tercurah dan roti yang terpecah bagi kepentinganNYA yaitu berkat bagi orang lain. Kehidupan TUHAN Yesus yang sedemikian indah, dipecahkan dihancurkan untuk kepentingan kita bukan hanya untuk dikagumi tetapi diteladani.
Sebaiknya kita tidak memandang ini sebagai beban, tetapi kita harus memandang sebagai suatu anugerah yang luar biasa. Ini sesungguhnya adalah panggilan untuk memperoleh kemuliaan abadi yang melebihi dari segala kemuliaan yang dapat kita peroleh dalam dunia ini. Yesus merendahkan diri karenanya IA dimuliakan (ay. 9–10). Demikian pula dengan kita. Merendahkan diri serta memiliki pikiran dan perasaan Kristus akan mendatangkan kemuliaan bersama dengan Kristus (Mat. 23:12, Kol. 3:4). Dengan panggilan ini, TUHAN mempersiapkan kita memerintah bersama DIA dalam kehidupan yang akan datang nanti.
Dimodifikasi dari Truth Daily Enlightenment, dengan ijin penerbit.
0 komentar:
Posting Komentar