RSS
email

Dapatkan Renungan Virtue Notes Langsung ke Email Anda!

0

Daya Juang

Renungan Harian Virtue Notes, 31 Agustus 2010
Daya Juang

Bacaan : 1 Yohanes 2 : 15–17

2:15 Janganlah kamu mengasihi dunia dan apa yang ada di dalamnya. Jikalau orang mengasihi dunia, maka kasih akan Bapa tidak ada di dalam orang itu.
2:16 Sebab semua yang ada di dalam dunia, yaitu keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup, bukanlah berasal dari Bapa, melainkan dari dunia.
2:17 Dan dunia ini sedang lenyap dengan keinginannya, tetapi orang yang melakukan kehendak Allah tetap hidup selama-lamanya.
Rata Penuh


Kalau kita disebut “orang percaya”, semestinyalah kita percaya dengan apa yang TUHAN katakan dan perintahkan. Jangan kita kalah sebelum berperang, kita harus yakin segenap hati untuk melangkah menuju kesempurnaan. Walaupun kita tetap bersekolah, berkuliah, bekerja, atau berbisnis, kita harus tetap berjuang menjadi seseorang yang mencapai kebaikan seperti kebaikan yang TUHAN kehendaki. Untuk ini harus ada kehausan dan kelaparan akan kebenaran.

Seperti telah berulang-ulang dikatakan, orang tidak bisa mengabdi kepada dua tuan. Kalau kita mempunyai hasrat dan keinginan serta cita-cita yang melebihi kerinduan kita untuk menjadi berkenan di hadapan TUHAN, maka kita tidak akan optimal bertumbuh mengerti kehendak TUHAN. Orang yang senantiasa berfokus pada kebutuhan dunia dan jasmani tidak akan memiliki daya juang dan tidak akan memiliki semangat kudus untuk mengerti kehendak TUHAN dan melakukannya.

Berbahagialah orang yang mengambil keputusan untuk mencintai TUHAN lebih dari mencintai apa pun dan mencintai siapa pun. Ia akan memiliki api gelora daya juang yang jauh lebih kuat dibandingkan orang yang punya banyak hasrat dan keinginan dunia. Alkitab mengatakan bahwa orang yang mengasihi dunia tidak memiliki kasih BAPA (ay. 15). Kita harus meninggalkan keinginan daging, keinginan mata, dan keangkuhan hidup. Ini pilihan yang mutlak harus dilakukan kalau seseorang mau selamat; respons yang semestinya terhadap keselamatan yang TUHAN berikan.

Apabila kita tidak bersedia melepaskan hasrat duniawi, berarti kita akan ikut binasa bersama dunia (ay. 17), sebab tidak akan ada daya juang untuk menjadi manusia ilahi yang diinginkan oleh TUHAN. Memang tidak salah kita memiliki uang, rumah, mobil dan sebagainya. Tetapi bila hasrat dan cita-cita untuk itu melampaui gelora kita untuk mengerti kehendak TUHAN, berarti hasrat itu telah menjadi berhala dan merusak bangunan hidup Kekeristenan kita. Manusia diciptakan segambar dengan ALLAH, jadi mempunyai kehendak dan hasrat juga seperti ALLAH. Namun kehendak kita harus diarahkan kepada fokus yang benar, focus kepada TUHAN saja. Tanpa gairah yang benar, maka kita menjadi orang yang sukar diajar dan dibentuk TUHAN.

Alkitab hanya memperingatkan kita, bahwa kalau kita mau hidup selama-lamanya, kita harus melakukan kehendak ALLAH dan meninggalkan hasrat duniawi. Tetapi TUHAN tidak akan memaksa kita. IA membiarkan kita untuk memilih, kepada siapa hasrat dan cinta kita akan kita tujukan. Tentukan pilihan yang benar.



Dimodifikasi dari Truth Daily Enlightenment, dengan ijin penerbit.
Read more
0

Sekalipun Hidup Seribu Tahun

Renungan Harian Virtue Notes, 30 Agustus 2010
Sekalipun Hidup Seribu Tahun


Bacaan : Mazmur 116:1–5

116:1. Aku mengasihi TUHAN, sebab Ia mendengarkan suaraku dan permohonanku.
116:2 Sebab Ia menyendengkan telinga-Nya kepadaku, maka seumur hidupku aku akan berseru kepada-Nya.
116:3 Tali-tali maut telah meliliti aku, dan kegentaran terhadap dunia orang mati menimpa aku, aku mengalami kesesakan dan kedukaan.
116:4 Tetapi aku menyerukan nama TUHAN: "Ya TUHAN, luputkanlah kiranya aku!"
116:5 TUHAN adalah pengasih dan adil, Allah kita penyayang.


Apakah anugerah itu? Anugerah adalah pemberian tanpa melihat kelayakan si penerima pemberian itu. Sebagai orang-orang yang telah menerima anugerah ALLAH, sesungguhnya kita tidak layak menerimanya. Karena itu kita berutang budi, berutang nyawa, berutang kehidupan kepada ALLAH. Sungguh, apa yang telah diberikan-NYA kepada kita sangat indah, yaitu keselamatan abadi. Tidak ada seorang pun bisa memberikan itu kepada kita. Dan tidak ada seorang pun bisa melakukannya bagi kita, kecuali TUHAN Semesta Alam yang menciptakan langit dan bumi, yang mengutus Putra-NYA, Yesus Kristus bagi kita.

Menyikapi kebaikan TUHAN itu, kita harus mengobarkan niat yang kuat untuk membalas kebaikan TUHAN itu, sekalipun kebaikan TUHAN itu tidak akan dapat kita balas. Seandainya kita memiliki waktu hidup seratus tahun, dengan perbuatan sebaik apapun, tidak cukup mengimbangi kebaikan yang TUHAN berikan. Seandainya kita hidup seribu tahun, itu pun tak akan cukup untuk membalas kebaikan TUHAN. Bahkan seandainya umur hidup kita sejuta tahun pun tidak akan cukup membalas kebaikan TUHAN.

Jadi manakala kita meresponi keselamatan yang TUHAN berikan, baik dalam bentuk pujian dan penyembahan, membaca dan menaati Firman, melakukan perbuatan baik, jangan dinilai sebagai jasa. Perbuatan baik kita sangat tidak sebanding dengan apa yang telah TUHAN lakukan bagi kita. Oleh sebab itu sisa umur hidup ini seharusnya hanya untuk membalas kebaikan TUHAN.

Marilah kita selalu mengingat kebaikan-NYA (ay. 2). Hidup kita singkat. Kita tidak punya waktu banyak. Kalau kita harus menunda apa yang seharusnya kita lakukan sekarang yaitu membalas kebaikan TUHAN, kita mungkin tidak akan punya kesempatan lagi untuk waktu-waktu yang akan datang. Selama TUHAN masih memberikan kesempatan bagi kita untuk berbuat baik, mari kita lakukan itu dengan sikap hati yang benar, bahwa kita telah berutang kebaikan kepada TUHAN.

Sekalipun sampai mati kita tidak akan pernah bisa mengimbangi apa yang telah TUHAN lakukan bagi kita, tetapi kita akan berbuat semaksimal mungkin. TUHAN memang tidak memaksa kita membalas kebaikan-NYA, tetapi dengan rela kita akan melakukan dan menyukakan hati-NYA. Suatu hari nanti, setiap anak TUHAN yang berusaha membalas kebaikan TUHAN di bumi ini, akan diberi kesempatan melayani DIA selama-lamanya.



Dimodifikasi dari Truth Daily Enlightenment, dengan ijin penerbit.
Read more
0

Tidak Mengharapkan Sumber Lain

Renungan Harian Virtue Notes, 29 Agustus 2010
Tidak Mengharapkan Sumber Lain


Seri : Hidup Dalam Perlindungan TUHAN


Bacaan : Yeremia 17 : 5–7


17:5. Beginilah firman TUHAN: "Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari pada TUHAN!
17:6 Ia akan seperti semak bulus di padang belantara, ia tidak akan mengalami datangnya keadaan baik; ia akan tinggal di tanah angus di padang gurun, di negeri padang asin yang tidak berpenduduk.
17:7 Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya pada TUHAN!


Orang yang mengandalkan kekuatan di luar TUHAN tidak akan menerima perlindungan TUHAN. Firman TUHAN mengatakan bahwa orang-orang yang mengandalkan manusia atau kekuatannya sendiri adalah orang-orang yang terkutuk. Orang percaya yang benar tidak akan pernah berpikir mengharapkan pertolongan dari sumber selain TUHAN. Orang Kristen yang benar akan berprinsip “lebih baik menderita dan mati daripada menerima pertolongan dari sumber lain”.

Sayangnya tidak sedikit orang Kristen yang merasa doanya tidak dijawab oleh TUHAN lantas berpaling ke kuasa lain, menoleh ke kekuatan-kekuatan gaib, mulai mengunjungi dukun klenik. Inilah orang-orang yang membuka celah terhadap masuknya kuasa kegelapan dalam hidupnya.

Larangan Alkitab atas praktik seperti ini sangat beralasan, sebab praktik ini mengakibatkan beberapa hal. Pertama, manusia memfokuskan hidupnya kepada dirinya sendiri, bukan kepada TUHAN. Pada hakikatnya, penggunaan kuasa-kuasa kegelapan itu sebagai upaya untuk mencari keuntungan pribadi. Ini adalah sebuah manipulasi bukan dedikasi. Kedua, mata hatinya menjadi gelap, sehingga ia menjauh dari kebenaran ALLAH dan diperbudak oleh keinginannya sendiri atau keinginan penghulu kuasa kegelapan; akhirnya ia binasa (Why. 21:8). Ketiga, manusia mengikatkan dirinya kepada tokoh-tokoh yang dapat menjadi distributor kekuatan-kekuatan gaib tersebut, bukan kepada ALLAH. Akibatnya ia tidak melekat kepada Sumber Hidup, malahan semakin jauh dari ALLAH.

Melihat larangan Alkitab tersebut, praktik seperti ini tidak boleh masuk dalam gereja. Karena itu anggota jemaat harus belajar untuk memiliki hubungan langsung dengan ALLAH, bukan melalui perantara seperti pendeta atau hamba TUHAN lainnya. Hubungan pribadi dengan ALLAH juga akan memberikan sukacita hidup yang sejati.

Tidak mengharapkan sumber lain bukan hanya berarti tidak pergi kepada kuasa gelap, tetapi sikap hati yang kurang percaya terhadap perlindungan TUHAN dalam segala perkara di kehidupan ini juga berarti tidak mengandalkan TUHAN dengan benar. Kita harus berprinsip bahwa dalam segala hal TUHAN turut bekerja. Kita harus memahami bahwa segala sesuatu yang terjadi dalam hidup kita mendatangkan kebaikan, yaitu kebaikan untuk menjadi serupa dengan TUHAN Yesus. Inilah rencana TUHAN yang harus dialami setiap orang percaya, sekaligus merupakan sebagai persiapan hidup di dunia yang akan datang.


Hanya TUHAN lah Sumber Pertolongan yang sejati. Kita harus mengandalkan DIA saja.




Dimodifikasi dari Truth Daily Enlightenment, dengan ijin penerbit.
Read more
0

Seperti Rusa

Renungan Harian Virtue Notes, 28 Agustus 2010
Seperti Rusa


Seri : Hidup Dalam Perlindungan TUHAN


Bacaan : Mazmur 42 : 2-3


42:2 Seperti rusa yang merindukan sungai yang berair, demikianlah jiwaku merindukan Engkau, ya Allah.
42:3 Jiwaku haus kepada Allah, kepada Allah yang hidup. Bilakah aku boleh datang melihat Allah?


Banyak orang berurusan dengan TUHAN hanya saat mereka dalam masalah kehidupan yang berkenaan dengan pemenuhan kebutuhan jasmani. Kalau ada pujian yang dinaikkan kepada TUHAN, pada dasarnya bukan karena kagum terhadap pribadi-NYA, tetapi pada kekuatan-NYA yang dapat dimanfaatkan. Seperti orang yang menyanjung kemampuan dan kekuatan sahabatnya dengan tujuan mencari keuntungan pribadi.

Ternyata, terdapat para rohaniwan yang mendukung hal ini juga. Ironisnya, diajarkan bahwa TUHAN menjadi senang kalau manusia datang minta pertolongan kepada-NYA, seolah-olah TUHAN dapat berbangga diri karena memenangkan perlombaan melawan dukun atau kuasa lain. Bila rohaniwan mempromosikan TUHAN sebagai jalan keluar dari masalah-masalah pemenuhan kebutuhan jasmani, tidak jarang pula pesan atau nasihat itu juga mengandung kepentingan-kepentingan pribadi; bukan hanya uang tetapi juga penghargaan terhadap dirinya, pengultusan terhadap dirinya, dan keuntungan lain yang tersembunyi. Inilah orang-orang yang menjual TUHAN. Pelayananan gereja dijadikan sarana jual jasa atau semacam broker yang menghubungkan manusia yang membutuhkan pertolongan TUHAN. Ia menjadi makelar yang mendapat persenan dari pelayanan gereja.

TUHAN mengajar kita untuk mempunyai hati seperti rusa yang merindukan sungai yang berair. Kita harus mempunyai kerinduan yang dalam untuk bertemu dengan-NYA. Kehausan akan TUHAN ini membuat kita menjadi kekasih-NYA. Ada ketergantungan jiwa kita terhadap TUHAN. Inilah ketergantungan yang benar. Orang seperti ini akan bergantung secara permanen kepada TUHAN dalam segala keadaan.

Jadi kalau selama ini kita mencari TUHAN hanya kalau hidup jasmani kita bermasalah, semestinyalah kita bertobat, karena orang-orang yang seperti ini sebenarnya menyatakan dirinya tidak membutuhkan TUHAN. Untuk apa TUHAN menyertai orang-orang yang hanya memperalat diri-NYA dan tidak menjadikan DIA sebagai kekasihnya?

TUHAN juga kadang-kadang mengizinkan masalah terjadi dalam hidup orang-orang yang tidak merasa membutuhkan TUHAN pada saat hidupnya tidak bermasalah, apabila dalam hatinya masih ada kerinduan terhadap TUHAN. Ini salah satu cara bagi TUHAN untuk mengembalikan orang-orang tersebut menjadi kekasih-NYA. Bagi orang yang sama sekali tidak merasa membutuhkan TUHAN walau sudah mendapat peringatan-NYA, TUHAN juga tidak perlu berurusan dengan DIA.


Kehausan akan TUHAN akan membawa kita untuk terus bergantung kepada TUHAN kapan pun dan di mana pun



Dimodifikasi dari Truth Daily Enlightenment, dengan ijin penerbit.
Read more
0

Memindahkan Hati

Renungan Harian Virtue Notes, 27 Agustus 2010
Memindahkan Hati


Seri : Hidup Dalam Perlindungan TUHAN


Bacaan : Roma 8 : 5–8


8:5 Sebab mereka yang hidup menurut daging, memikirkan hal-hal yang dari daging; mereka yang hidup menurut Roh, memikirkan hal-hal yang dari Roh.
8:6 Karena keinginan daging adalah maut, tetapi keinginan Roh adalah hidup dan damai sejahtera.
8:7 Sebab keinginan daging adalah perseteruan terhadap Allah, karena ia tidak takluk kepada hukum Allah; hal ini memang tidak mungkin baginya.
8:8 Mereka yang hidup dalam daging, tidak mungkin berkenan kepada Allah


Keselamatan dalam TUHAN Yesus Kristus membuka pintu agar manusia dikembalikan kepada posisinya, yaitu menjadi sekutu TUHAN. Untuk ini manusia harus terlebih dahulu diperbaharui untuk menjadi anak-anak ALLAH, mengerti kehendak TUHAN: apa yang baik, berkenan dan yang sempurna.

Sebenarnya sejak manusia diciptakan, manusia adalah anak-anak ALLAH, sebab manusia memiliki roh dari ALLAH. Tetapi manusia jatuh ke dalam dosa, sehingga tidak hidup di dalam roh lagi, tetapi di dalam daging. Orang yang hidup dalam daging tidak mungkin berkenan kepada ALLAH. Maka orang yang berurusan dengan TUHAN hanya karena membutuhkan pertolongan bagi persoalan-persoalan pemenuhan kebutuhan jasmani—keberhasilan karir, bisnis, keluarga bahagia, tubuh sehat dan lain sebagainya—tidak memperlakukan TUHAN secara pantas. Apalagi yang bertujuan memuaskan ambisi pribadinya. Itu semua dipikirkan oleh mereka yang hidup menurut daging. Sikap seperti ini ada pada orang-orang beragama pada umumnya. Inilah permainan iblis yang sangat cerdas. Mereka seolah-olah bersekutu dengan TUHAN karena berurusan dengan TUHAN, tetapi sebenarnya tidak. Bukan persekutuan semacam itu yang dikehendaki oleh TUHAN. IA melihat bahwa hati mereka masih kepada kerajaan dunia ini, bukan kepada Kerajaan Surga.

Pada dasarnya sikap berurusan dengan TUHAN untuk pemenuhan kebutuhan jasmani adalah sikap orang yang belum memahami bagaimana seharusnya hidup sebagai umat ciptaan dan menempatkan TUHAN sebagai pribadi yang terhormat secara benar. Banyak orang Kristen yang tidak bertumbuh dalam kebenaran memperlakukan TUHAN seperti ini, tidak ada bedanya dengan umat agama lain memperlakukan allahnya. Kalau hal ini terjadi dalam mekanisme hubungan antara umat dan allah yang disembah, maka pastilah itu bukan agama yang benar yang membawa manusia kepada ALLAH Yang Benar. Hari ini banyak komunitas Kristen yang diasuh oleh kuasa kegelapan tanpa mereka sadari, sebab mereka tidak menuju kepada arah yang benar bagaimana menjadi sekutu TUHAN.

Dalam TUHAN kita menerima anugerah Roh Kudus yang menuntun kita untuk mengerti kehendak TUHAN. Seharusnya bila kita berurusan dengan TUHAN, inilah yang kita persoalkan terus-menerus; inilah yang kita prioritaskan. Sebab bila kita menjadi sekutu TUHAN, maka segala sesuatu diluar kesanggupan kita untuk menyelesaikan pasti dibereskan oleh ALLAH sebagai BAPA. Umat ALLAH yang benar adalah umat yang memindahkan hatinya kepada Kerajaan Surga.


Marilah memindahkan hati kita kepada Kerajaan Surga.




Dimodifikasi dari Truth Daily Enlightenment, dengan ijin penerbit
Read more
0

Sekutu TUHAN

Renungan Harian Virtue Notes, 26 Agustus 2010
Sekutu TUHAN


Seri : Hidup Dalam Perlindungan TUHAN


Bacaan : Kejadian 3 : 8–9


3:8 Ketika mereka mendengar bunyi langkah TUHAN Allah, yang berjalan-jalan dalam taman itu pada waktu hari sejuk, bersembunyilah manusia dan isterinya itu terhadap TUHAN Allah di antara pohon-pohonan dalam taman.
3:9. Tetapi TUHAN Allah memanggil manusia itu dan berfirman kepadanya: "Di manakah engkau?"


Seseorang tidak akan menerima perlindungan TUHAN bila tidak hidup dalam persekutuan dengan diri-NYA dan menikmati TUHAN sebagai kesukaan. Kita tidak dapat menikmati perlindungan TUHAN dan menikmati fasilitas yang disediakan TUHAN tanpa menikmati diri-NYA dalam persekutuan yang baik. Inilah maksud manusia diciptakan TUHAN, agar manusia menjadi sahabat atau sekutu TUHAN.

Dalam Alkitab kita tidak menemukan malaikat memiliki tempat seperti yang dimiliki manusia. Kemungkinan besar malaikat tidak memiliki kesempatan seperti ini, sebab Alkitab mengatakan bahwa malaikat adalah roh-roh yang melayani orang percaya (Ibr. 1:13–14). Jadi manusialah mahkluk hebat yang TUHAN ciptakan untuk menjadi kekasih TUHAN dimana TUHAN dapat berinteraksi secara indah, mesra dan benar-benar eksklusif. Bahkan dalam Kej. 3:8–9 tergambar bahwa TUHAN mencari sahabat-NYA, “Di manakah engkau?” dengan ketulusan tanpa curiga.

Barangkali ini jugalah yang memicu iblis menjatuhkan manusia. Manusia menjadi sahabat dekat TUHAN, sehingga menimbulkan kecemburuan iblis. Di samping itu manusia juga berpotensi menyingkirkan dirinya, karena TUHAN telah memberikan mandat kepada manusia untuk menaklukkan bumi, termasuk menaklukkan kuasa iblis yang mengganggu ketenteraman bumi.

Menghayati hal di atas ini, maka patutlah kita bersyukur kalau kita diperkenankan menjadi manusia. Keelokan manusia bukan hanya terletak kepada seluruh keberadaannya semata yang diciptakan segambar dengan ALLAH. Ini sudah sangat menakjubkan, tetapi peluang untuk menjadi sahabat atau sekutu TUHAN Yang Mahatinggi sangat luar biasa. Keindahan persekutuan dengan TUHAN inilah yang memiliki nilai tiada batas. Manusia adalah makhluk yang dapat bersekutu secara dalam atau eksklusif dengan TUHAN, Oleh sebab itu setiap kita harus belajar menghayati kesendirian hidup ini dan hanya merasa lengkap bila kita bersekutu dengan TUHAN. Persekutuan dengan TUHAN ini merupakan harta abadi yang tiada taranya.

Orang yang menyia-nyiakan kesempatan untuk bersekutu dengan TUHAN bukan hanya rugi, tetapi binasa—artinya terpisah dari hadirat TUHAN selama-lamanya. Kalau seseorang memberi uang satu juta rupiah dan kita menolaknya, itu berarti kita rugi satu juta rupiah. Kalau kita ditawari persekutuan dengan TUHAN tetapi menolaknya, berarti kita terpisah dari hadirat TUHAN selamanya dan menjadi sekutu kuasa kegelapan di api kekal.


Keelokan manusia terdapat pula dalam peluang menjadi sahabat atau sekutu TUHAN Yang Mahatinggi.



Dimodifikasi dari Truth Daily Enlightenment, dengan ijin penerbit.
Read more
0

Perlindungan Bagi Yang Pantas

Renungan Harian Virtue Notes, 25 Agustus 2010
Perlindungan Bagi Yang Pantas


Seri : Hidup Dalam Perlindungan TUHAN


Bacaan : Matius 18 : 23–25


18:23 Sebab hal Kerajaan Sorga seumpama seorang raja yang hendak mengadakan perhitungan dengan hamba-hambanya.
18:24 Setelah ia mulai mengadakan perhitungan itu, dihadapkanlah kepadanya seorang yang berhutang sepuluh ribu talenta.
18:25 Tetapi karena orang itu tidak mampu melunaskan hutangnya, raja itu memerintahkan supaya ia dijual beserta anak isterinya dan segala miliknya untuk pembayar hutangnya.


Setelah menyadari keringkihan manusia, bagaimana agar kita memperoleh perlindungan TUHAN? TUHAN memberikan perlindungan-NYA kepada orang-orang yang pantas dilindungi-NYA. IA melindungi orang-orang yang mau hidup dalam rencana dan kehendak-NYA, yaitu orang-orang yang memberi diri untuk dimuridkan dan diproses untuk menuju kesempurnaan yang BAPA inginkan.

TUHAN Yesus mengisahkan tentang hamba yang dihapuskan utangnya sebesar 10.000 talenta oleh raja, namun kemudian ia tidak memaafkan temannya yang berutang kepadanya sebesar 100 dinar. Adapun 1 dinar adalah upah rata-rata pekerja dalam sehari pada saat itu, sementara 1 talenta adalah 6000 dinar. Jadi utangnya kepada raja adalah senilai upah pekerja selama 60.000.000 hari, atau lebih dari 164.383 tahun! Namun si hamba yang telah diampuni ini bertindak sewenang-wenang terhadap sesamanya. Ia sombong, menekan sesamanya, dan tidak mau mengampuni sesamanya. Akibatnya, perlindungan dari raja yang sebelumnya telah diperoleh karena kemurahan hati raja dicabut. Si hamba jahat ini akhirnya dijebloskan ke penjara sepanjang hidupnya.

Orang seperti hamba yang jahat ini sudah pasti anak setan yang akan menjadi warga neraka bersama dengan iblis. Tetapi kalau harus jujur, kita dapat melihat bahwa gambaran tentang hamba yang jahat ini masih nyata di dalam diri banyak orang Kristen hari ini. Tidak sedikit orang Kristen yang sudah menerima pengampunan dari TUHAN ternyata tidak hidup sesuai rencana dan kehendak TUHAN. Mereka hanya menyibukkan diri untuk rencananya sendiri. Mereka rela menekan orang lain dan bertindak sewenang-wenang terhadap orang lain untuk kepentingan dirinya sendiri. Yang penting adalah kehendaknya dipuaskan. Sebagaimana si hamba yang jahat, orang-orang seperti ini juga adalah orang-orang bodoh yang akhirnya tidak akan memperoleh perlindungan abadi TUHAN, sebab mereka memang tidak pantas dilindungi. Mereka telah menolak perlindungan TUHAN.

Patut kita perhatikan, bahwa janji TUHAN untuk menyertai orang percaya adalah hanya untuk orang percaya yang menjadi saksi atau melakukan kehendak-NYA (Mat. 28:19–20), bukan orang yang sibuk dengan urusan dan kepentingannya sendiri. Karena itu marilah kita selalu belajar untuk mengenal rencana dan kehendak TUHAN dalam hidup kita. Dengan hidup dalam rencana dan kehendak-NYA, tanpa meminta kepada TUHAN pun otomatis kita mendapat perlindungan dari-NYA; bukan hanya selama hidup di bumi ini, tetapi perlindungan abadi.


TUHAN melindungi orang-orang yang pantas dilindungi-NYA, yaitu yang mau hidup dalam rencana dan kehendak-NYA.




Dimodifikasi dari Truth Daily Enlightenment, dengan ijin penerbit.
Read more
0

Keringkihan

Renungan Harian Virtue Notes, 24 Agustus 2010
Keringkihan


Seri : Hidup Dalam Perlindungan TUHAN


Bacaan : Yakobus 4 : 13–15


4:13 Jadi sekarang, hai kamu yang berkata: "Hari ini atau besok kami berangkat ke kota anu, dan di sana kami akan tinggal setahun dan berdagang serta mendapat untung",
4:14 sedang kamu tidak tahu apa yang akan terjadi besok. Apakah arti hidupmu? Hidupmu itu sama seperti uap yang sebentar saja kelihatan lalu lenyap.
4:15 Sebenarnya kamu harus berkata: "Jika Tuhan menghendakinya, kami akan hidup dan berbuat ini dan itu."


TUHAN lah Perlindunganku”, demikian kita nyanyikan lagu di gereja. Tetapi tanpa disadari, banyak orang tidak mengerti apa artinya berlindung kepada TUHAN itu. Buktinya, mereka merasa sudah atau sedang berlindung kepada Tuhan, padahal mereka menolak perlindungan TUHAN. Bagaimana hal ini terjadi?

Manakala seseorang dalam keadaan tanpa masalah dalam segala segi kehidupannya, ia tidak sungguh-sungguh berlindung kepada TUHAN. Setelah masalah timbul, barulah ia berurusan dengan TUHAN. Kalau begitu TUHAN dipandang laksana ban serep: kalau ban tidak pecah, tak akan dicari; TUHAN disamakan dengan rumah sakit, kalau orang tidak sakit parah, tidak perlu berurusan dengannya. Padahal kita sangat membutuhkan perlindungan TUHAN setiap saat, tanpa mengurangi bahwa tetap ada bagian tanggung jawab kita yang memang harus kita lakukan. Contoh: Mengendarai motor tidak ugal-ugalan, karena tidak ingin mendapat kecelakaan di jalan.

Ada pengertian penting yang harus dipahami untuk hidup dalam perlindungan TUHAN. Seseorang tidak dapat membutuhkan dan berlindung kepada TUHAN, kalau tidak mengakui bahwa dirinya adalah mahkluk yang sangat lemah dan ringkih. Bukankah Alkitab berkata hidup manusia seperti uap? Karena itu kita harus memahami kenyataan mengenai keringkihan manusia.

Pertama, manusia memiliki tubuh fana yang kemampuannya sangat terbatas. Tubuh manusia yang telah jatuh dalam dosa sangat rapuh, bukan bertulang besi, berotot kawat dan berkulit baja. Kunjungi rumah sakit dan akan kita sadari betapa rapuhnya tubuh manusia.

Kedua, manusia hidup di dunia yang penuh bahaya melampaui kekuatan dirinya. Di masa depan, manusia lebih diperhadapkan dengan keadaan dunia yang penuh ancaman seperti bencana alam, bencana buatan manusia, epidemi penyakit dan sebagainya.

Ketiga, adanya kuasa gelap yang jahat, yang berusaha menyeret kepada kegelapan abadi. Ingat, bahaya iblis bukan pada sepak terjangnya yang membuat hidup manusia sengsara di dunia ini, melainkan pada usahanya mempersiapkan manusia menjadi warga api kekal. Kalau iblis hanya membuat manusia sengsara di bumi, itu bukan masalah sama sekali, justru bisa menguntungkan, karena sengsara di bumi bisa menggiring manusia ke dalam Kerajaan ALLAH. Berwaspadalah, karena iblis hanya dapat dilawan dan diatasi jika kita bersama TUHAN.

Kita harus selalu menghayati keringkihan diri kita ini, supaya kita tidak sombong. Jangan berpuas diri apabila keadaan kita hari ini tanpa masalah, sebab kita tidak tahu apa yang akan terjadi besok. Kembangkan sikap rendah hati, dan dengan tulus kita belajar berlindung kepada TUHAN sembari tetap melakukan bagian tanggung jawab kita yang memang harus kita lakukan.


Dengan menghayati keringkihan diri kita sebagai manusia, kita belajar hidup dalam perlindungan TUHAN.




Dimodifikasi dari Truth Daily Enlightenment, dengan ijin penerbit.
Read more
0

Segambar Dengan ALLAH

Renungan Harian Virtue Notes, 23 Agustus 2010
Segambar Dengan ALLAH
Rata Penuh


Bacaan : Matius 19 : 23–26

19:23. Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya sukar sekali bagi seorang kaya untuk masuk ke dalam Kerajaan Sorga.
19:24 Sekali lagi Aku berkata kepadamu, lebih mudah seekor unta masuk melalui lobang jarum dari pada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah."
19:25 Ketika murid-murid mendengar itu, sangat gemparlah mereka dan berkata: "Jika demikian, siapakah yang dapat diselamatkan?"
19:26 Yesus memandang mereka dan berkata: "Bagi manusia hal ini tidak mungkin, tetapi bagi Allah segala sesuatu mungkin."


Mungkin kita sering menyanyikan lagu, “Tiada mustahil bagi DIA, oo… tiada mustahil bagi DIA…” Apa yang ada dalam benak kita saat menyanyikan lagu tersebut? Apakah kita berpikir, TUHAN yang gagah perkasa dan Maha Kuasa sanggup menolong kita untuk menyelesaikan segala permasalahan hidup kita… sakit penyakit kita menjadi sembuh, kemiskinan kita diubah menjadi kecukupan, kesedihan kita diangkat oleh-NYA?

Sebagai orang percaya yang ingin terus bertumbuh dewasa, kita harus sadar bahwa semua itu bukan masalah besar bagi TUHAN. IA bisa menyembuhkan penyakit sedahsyat apa pun. IA bisa membangkitkan orang mati. Semua itu hal sepele bagi-NYA. Semestinya saat kita berkata “Tiada mustahil bagi DIA”, yang ada dalam pikiran kita adalah, “Sama sekali bukan hal yang mustahil bagi DIA untuk menolong kita menembus kemustahilan.”

Yang dianggap mustahil sesungguhnya adalah, ALLAH Yang Maha Tinggi, yang tidak terjangkau akal pikiran manusia, menuntun manusia yang sudah rusak untuk mengembalikan gambar diri-NYA di dalam diri manusia. ALLAH berkenan mengembalikan manusia untuk kembali menjadi segambar dengan diri-NYA. Manusia yang berdosa bisa mencapai kesempurnaan, bisa mencapai kebaikan seperti yang TUHAN kehendaki.

Keselamatan adalah upaya ALLAH mengembalikan manusia pada rancangan-NYA, yaitu kembali seperti Adam yang semula dalam keadaan sempurna serta Adam yang mengerti kehendak TUHAN, apa yang baik dan yang berkenan dan yang sempurna. Itu mustahil bagi orang kaya (ay. 23–24). Yang dimaksud dengan “orang kaya” di sini adalah orang yang masih terbelenggu dengan ikatan-ikatan duniawi, yang menggantungkan diri dengan harta, atau yang mencintai harta.

Namun ALLAH sanggup menggarap manusia untuk kembali menjadi segambar dengan DIA, asalkan manusia mau memberikan respons, dengan melepaskan segala belenggu-belenggu ikatan duniawi, atau dalam konteks ayat-ayat ini, rela menjadi “tidak kaya”. Melepaskan belenggu-belenggu duniawi ini sangat ditentukan oleh kehendak bebas yang TUHAN telah berikan kepada kita, yaitu keinginan serta hasrat kita sendiri. TUHAN tidak akan memaksa kita. Jikalau kebenaran ini masuk menjadi milik kita, maka kita akan menjadi orang-orang yang luar biasa yang mengerti kebenaran dan dimerdekakan oleh kebenaran. Keselamatan dalam Yesus kristus pun menjadi bernilai dan berarti.



Dimodifikasi dari Truth Daily Enlightenment, dengan ijin penerbit.
Read more
0

Berani Transaksi

Renungan Harian Virtue Notes, 22 Agustus 2010
Berani Transaksi


Bacaan : Lukas 14 : 28–33


14:28 Sebab siapakah di antara kamu yang kalau mau mendirikan sebuah menara tidak duduk dahulu membuat anggaran biayanya, kalau-kalau cukup uangnya untuk menyelesaikan pekerjaan itu?
14:29 Supaya jikalau ia sudah meletakkan dasarnya dan tidak dapat menyelesaikannya, jangan-jangan semua orang yang melihatnya, mengejek dia,
14:30 sambil berkata: Orang itu mulai mendirikan, tetapi ia tidak sanggup menyelesaikannya.
14:31 Atau, raja manakah yang kalau mau pergi berperang melawan raja lain tidak duduk dahulu untuk mempertimbangkan, apakah dengan sepuluh ribu orang ia sanggup menghadapi lawan yang mendatanginya dengan dua puluh ribu orang?
14:32 Jikalau tidak, ia akan mengirim utusan selama musuh itu masih jauh untuk menanyakan syarat-syarat perdamaian.
14:33 Demikian pulalah tiap-tiap orang di antara kamu, yang tidak melepaskan dirinya dari segala miliknya, tidak dapat menjadi murid-Ku.



TUHAN menyelamatkan kita supaya kita berbuat baik, seperti yang dipersiapkan oleh-NYA sebelumnya. Kita bisa mencapai kebaikan yang TUHAN kehendaki apabila kita bersedia barter dan berani melakukan transaksi. Kemustahilan untuk menjadi sempurna tidak mustahil lagi asalkan kita berani bertransaksi; kita berani barter. Kita harus bersedia melakukan apa pun yang TUHAN kehendaki kita lakukan.

TUHAN Yesus berkata, “Jika kamu tidak melepaskan dirimu dari apa yang kamu miliki, kamu tak dapat menjadi murid-Ku.” (ay. 33) Inilah transaksi atau barter itu. Melepaskan diri dari segala milik artinya adalah melepaskan segala keterikatan, keinginan duniawi, cita-cita dan kepentingan pribadi, dan segala filosofinya yang tidak sesuai dengan kehendak ALLAH. Kita tidak boleh terikat kepada apapun dan siapapun juga yang berpotensi mengalihkan fokus kita dari BAPA. Intinya, kita harus terikat kepada BAPA saja. Jadi haruslah melekat di pikiran kita, bahwa untuk bisa mengerjakan keselamatan, untuk bisa mencapai kebaikan yang dikehendaki TUHAN, kita harus berani bertransaksi.

Itulah sebabnya TUHAN Yesus mengingatkan, bahwa kalau kita mau mengikut DIA menjadi murid-NYA, kita harus menghitung dahulu anggarannya (ay. 28–32). Karena tidak mungkin kita bisa menjadi murid-NYA dan menyambut karya Roh Kudus dalam hidup kita, kalau hati kita masih penuh dengan percintaan dunia. Orang yang masih mencintai dunia tidak akan pernah mengerti kebenaran. Hanya orang yang mempunyai komitmen untuk tidak duniawi, tidak materialistik dan tidak terikat dengan kesenangan dunialah yang akan memperoleh pengertian-pengertian baru terhadap harta yang sesungguhnya, yaitu kebenaran.

Jadi itulah syarat untuk mencapai kebaikan yang dikehendaki TUHAN, untuk bisa mengerjakan keselamatan yang diberikan TUHAN; yang adalah usaha TUHAN mengembalikan manusia pada rancangan-NYA. Sekali lagi ini hal yang mustahil bagi manusia, sebab manusia pada umumnya tidak mampu melepaskan dirinya dari apa yang dimilikinya. Itulah harganya dalam transaksi ini, apakah kita bersedia dan sanggup membayarnya dengan menukar (barter) segala percintaan dunia kita untuk kemudian mengerjakan keselamatan dari ALLAH kita, yaitu dikembalikan kepada rancangan TUHAN yang semula? Maukah kita melakukan sesuatu yang mustahil bagi manusia lain?

Ingat, karena TUHAN telah menembus kemustahilan untuk merebut kita dari tangan kuasa kegelapan, IA juga menyediakan segala fasilitas kepada manusia untuk kembali kepada rancangan TUHAN yang semula melalui Roh dan Firman-NYA. Keputusan ada di tangan kita, apakah kita berani menyambutnya dengan barter.



Dimodifikasi dari Truth Daily Enlightenment, dengan ijin penerbit.
Read more
0

Membutuhkan Respons

Renungan Harian Virtue Notes, 21 Agustus 2010
Membutuhkan Respons


Bacaan : Lukas 19 : 1–10

19:1. Yesus masuk ke kota Yerikho dan berjalan terus melintasi kota itu.
19:2 Di situ ada seorang bernama Zakheus, kepala pemungut cukai, dan ia seorang yang kaya.
19:3 Ia berusaha untuk melihat orang apakah Yesus itu, tetapi ia tidak berhasil karena orang banyak, sebab badannya pendek.
19:4 Maka berlarilah ia mendahului orang banyak, lalu memanjat pohon ara untuk melihat Yesus, yang akan lewat di situ.
19:5 Ketika Yesus sampai ke tempat itu, Ia melihat ke atas dan berkata: "Zakheus, segeralah turun, sebab hari ini Aku harus menumpang di rumahmu."
19:6 Lalu Zakheus segera turun dan menerima Yesus dengan sukacita.
19:7 Tetapi semua orang yang melihat hal itu bersungut-sungut, katanya: "Ia menumpang di rumah orang berdosa."
19:8 Tetapi Zakheus berdiri dan berkata kepada Tuhan: "Tuhan, setengah dari milikku akan kuberikan kepada orang miskin dan sekiranya ada sesuatu yang kuperas dari seseorang akan kukembalikan empat kali lipat."
19:9 Kata Yesus kepadanya: "Hari ini telah terjadi keselamatan kepada rumah ini, karena orang inipun anak Abraham.
19:10 Sebab Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang."


Seseorang yang menerima karya penebusan Yesus di kayu salib dan masuk proyek kemustahilan menuju kesempurnaan seperti BAPA di Surga harus memberikan respons yang baik. Seperti apakah respons yang baik itu?

Orang muda kaya dalam Mat. 19:16–26 tidak memberikan respons yang baik ketika TUHAN memintanya menjual segala hartanya dan membagikannya kepada orang miskin. Ia tidak melakukannya, sebaliknya pergilah ia dengan sedih. Ia tidak sanggup melakukannya, sebab banyak hartanya; ia masih menyayangi hartanya.

Respons orang muda kaya tersebut berbeda dengan Zakheus. Zakheus juga seorang kaya. Ia mempunyai jabatan sebagai kepala pemungut cukai, dan hartanya banyak (ay. 2). Tetapi ketika ia bertemu dengan TUHAN Yesus, ia menyambutnya dengan respons yang baik. Tanpa perlu diperintah dan dikomando oleh TUHAN Yesus, ia dengan serta-merta menyatakan rela membagikan separuh hartanya kepada orang miskin, dan iapun mengembalikan empat kali lipat kepada orang yang pernah diperasnya (ay. 8).

Apa yang dilakukan oleh Zakheus ini adalah buah dari responsnya yang baik terhadap panggilan TUHAN. TUHAN Yesus membawa anugerah keselamatan, dan Zakheus menerimanya. Hendaknya respons ini tidak dianggap sebagai jasa. Keselamatan adalah sepenuhnya karya ALLAH, bukan jasa manusia. Manusia hanya meresponinya. Jikalau Zakheus mengikuti TUHAN Yesus dengan sungguh-sungguh sejak itu, pastilah Zakheus menjadi orang yang memiliki standar hidup yang luar biasa, yaitu standar hidup kekal yang berkualitas.

Oleh karena itu kebaikan sempurna bisa dicapai oleh seseorang melalui kemampuan untuk mengerti kehendak TUHAN serta melakukannya. Hal ini tidak bisa dicapai tanpa barter dan tanpa perjuangan, bahkan juga tidak bisa dicapai tanpa pengorbanan. Seperti Zakheus yang menunjukkan responsnya yang baik dengan merendahkan dirinya dan memperlihatkan perubahan perilakunya melalui tindakannya, sudahkah kita yang mengaku beriman kepada TUHAN Yesus menunjukkan respons kita melalui tindakan kita?

Dengan respons yang baik, kita akan masuk ke dalam proses pertumbuhan terus-menerus, sampai kita bisa mencapai standar kebaikan yang ALLAH inginkan: standar moral ilahi, standar kesempurnaan-NYA. Sehingga benarlah bahwa tidak ada yang mustahil bagi ALLAH.



Dimodifikasi dari Truth Daily Enlightenment, dengan ijin penerbit.
Read more
0

Menerima Penebusan Untuk Menjadi Sempurna

Renungan Harian Virtue Notes, 20 Agustus 2010
Menerima Penebusan Untuk Menjadi SempurnaRata Penuh


Bacaan : Filipi 2 : 4–11

2:4 dan janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga.
2:5 Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus,
2:6 yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan,
2:7 melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.
2:8 Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.
2:9 Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama,
2:10 supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi,
2:11 dan segala lidah mengaku: "Yesus Kristus adalah Tuhan," bagi kemuliaan Allah, Bapa!


Orang yang menerima karya keselamatan ALLAH dalam Yesus Kristus, atau yang menerima penebusan oleh darah Yesus Kristus adalah orang-orang yang dikehendaki oleh TUHAN untuk menjadi sempurna seperti DIA. Mustahil? Bagi manusia memang mustahil. Tetapi sebagaimana TUHAN Yesus menembus kemustahilan dengan menjelma menjadi manusia, itu tidak mustahil.

TUHAN Yesus sendiri mengungkapkan hal ini dengan mengatakan, “Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di surga adalah sempurna.” (Mat. 5:48) Berarti apabila kita telah menjadi orang percaya, kita harus mau masuk ke dalam proyek kemustahilan itu. Bagaimana ini dapat kita lakukan?

Dalam Flp. 2:5, Paulus berpesan, “Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus.”. DIAlah standar kita. DIA telah merendahkan diri-NYA untuk meninggalkan kesetaraan-NYA dengan ALLAH, mengosongkan diri-NYA, menjadi manusia—seorang hamba—dan taat sampai mati di kayu salib. DIA telah melakukan yang mustahil bagi manusia, sekarang giliran kita.

Anak ALLAH Yang Mahatinggi menunjukkan keteladanan-NYA untuk rendah hati, rela kehilangan segala hak-NYA, bahkan hak atas nyawa-NYA, untuk menaati BAPA-NYA dan demi kasih-NYA kepada manusia. Ini bukan sifat bawaan manusia pada umumnya, karena manusia pada umumnya tidak rela dirinya diabaikan. Manusia tidak rela haknya dirampas. Manusia tidak rela hatinya disakiti. Tetapi itulah pikiran dan perasaan Kristus. Itulah yang harus kita miliki dalam hidup kita.

Jadi untuk belajar menjadi sempurna, hal pertama yang harus kita pelajari adalah menjadi hamba. Belajar untuk rela kehilangan hak, tidak terikat kepada apa pun, taat kepada TUHAN, melayani TUHAN dan sesama karena kasih kita kepada-NYA, bukan karena ketakutan atau keinginan kita atas berkat jasmani dari-NYA. Sambil terus kita mempelajari Firman-NYA dan belajar untuk melakukannya dalam kehidupan kita, kita akan dapat menaruh pikiran dan perasaan Kristus itu dalam diri kita.

Akhirnya, sebagaimana Kristus dimuliakan (ay. 9–11), kita juga akan dimuliakan bersama dengan DIA (Rm. 8:30). Ini anugerah yang luar biasa bagi kita yang menerima penebusan dari-NYA. Mustahil? Sekali lagi ditegaskan, bahwa yang mustahil bagi manusia tidak mustahil bagi ALLAH. Ini kabar baik bagi kita, bahwa kita yang menerima penebusannya akan dimampukan untuk sempurna.



Dimodifikasi dari Truth Daily Enlightenment, dengan ijin penerbit.
Read more
0

ALLAH Menjadi Manusia

Renungan Harian Virtue Notes, 19 Agustus 2010
ALLAH Menjadi Manusia


Bacaan : Lukas 1 : 30–38

1:30 Kata malaikat itu kepadanya: "Jangan takut, hai Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah.
1:31 Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus.
1:32 Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi. Dan Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud, bapa leluhur-Nya,
1:33 dan Ia akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub sampai selama-lamanya dan Kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan."
1:34 Kata Maria kepada malaikat itu: "Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku belum bersuami?"
1:35 Jawab malaikat itu kepadanya: "Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah.
1:36 Dan sesungguhnya, Elisabet, sanakmu itu, iapun sedang mengandung seorang anak laki-laki pada hari tuanya dan inilah bulan yang keenam bagi dia, yang disebut mandul itu.
1:37 Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil."
1:38 Kata Maria: "Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu." Lalu malaikat itu meninggalkan dia.


Proyek keselamatan adalah proyek kemustahilan. Banyak orang tidak tahu, bahkan tidak menyadari hal ini. Proyek keselamatan itu hanya bisa dikerjakan oleh ALLAH sendiri. Bukankah mustahil, ketika TUHAN Semesta Alam menjelma menjadi manusia? Tetapi seperti yang dikatakan Malaikat Gabriel dalam Luk.1:37, “Tidak ada yg mustahil bagi ALLAH”. Jadi sekalipun Maria masih seorang perawan yang belum bersuami, ia bisa hamil, kalau ALLAH menghendakinya. Itu dahsyat.

Tetapi hal yang lebih luar biasa adalah ketika ALLAH menjelma menjadi manusia. Tentu bagi manusia itu kemustahilan. Namun ALLAH menembus kemustahilan itu dengan kesediaan-NYA menjadi manusia. Di sini yang mengagumkan bukanlah kemampuan TUHAN mengubah diri-NYA menjadi manusia, melainkan kesediaan ALLAH menjadi manusia. Ini merupakan pergumulan yang hebat bagi TUHAN sendiri, bagaimana Yang Mahakuasa, Sang Pencipta langit dan bumi mau merendahkan diri-NYA menjadi sama dengan ciptaan-NYA.

ALLAH menembus kemustahilan dan membuatnya menjadi tidak mustahil untuk memberikan anugerah keselamatan melalui Putra-NYA yang tunggal. Ini pengorbanan yang luar biasa bagi-NYA. Tetapi tidak bisa tidak, IA harus melakukannya karena itulah satu-satunya cara untuk menyelamatkan umat manusia. Jangan sia-siakan anugerah ini. Kita harus menyambutnya dengan meresponinya secara serius, sebab jika TUHAN menganggapnya penting sampai IA harus menembus kemustahilan, itu harus menjadi hal yang sangat penting pula bagi kita.


Dimodifikasi dari Truth Daily Enlightenment, dengan ijin penerbit.
Read more
0

Saksi Kristus

Renungan Harian Virtue Notes, 18 Agustus 2010
Saksi Kristus

Seri : Di Pihak Siapa Kita Berdiri


Bacaan : 2 Korintus 3 : 2-3

3:2 Kamu adalah surat pujian kami yang tertulis dalam hati kami dan yang dikenal dan yang dapat dibaca oleh semua orang.
3:3 Karena telah ternyata, bahwa kamu adalah surat Kristus, yang ditulis oleh pelayanan kami, ditulis bukan dengan tinta, tetapi dengan Roh dari Allah yang hidup, bukan pada loh-loh batu, melainkan pada loh-loh daging, yaitu di dalam hati manusia.


TUHAN Yesus menghendaki agar kita bersama dengan DIA. Bersama dengan-NYA bukan hanya berarti bersama secara fisik. Kalau dalam konteks hidup orang Kristen hari ini merasa sudah bersama dengan TUHAN hanya karena sudah ada di gereja, itu belum tepat. Bersama dengan TUHAN berarti mengerti pikiran TUHAN, mengerti kehendak dan rencana-NYA, serta melakukan semua yang TUHAN kehendaki untuk dilakukan.

Orang yang mengerti pikiran TUHAN pasti memperagakan pikiran dan perasaan TUHAN. Inilah kehidupan seorang yang mengenakan pribadi Kristus. Kehidupan seperti ini adalah kehidupan yang pasti mengubah orang lain. Sesungguhnya inilah yang dimaksud menjadi terang dan garam dunia: kehidupan sebagai saksi Kristus yang efektif. Anak TUHAN menjadi surat yang terbuka, yang dibaca setiap orang (2Kor. 3:2–3). Orang yang diselamatkan karena melihat perbuatan baik seorang anak TUHAN akan menjadi orang Kristen yang sejati. Mekanisme yang benar dalam proses penyelamatan adalah: bila orang kafir melihat perbuatan baik anak TUHAN, ia dipertobatkan dan lalu didewasakan.

Sebenarnya TUHAN memiliki rencana untuk menyelamatkan orang-orang di sekitar kita bagi Kerajaan ALLAH, tetapi berhubung kelemahan watak dan karakter kita yang terekspresikan melalui perbuatan, maka mereka tidak menjadi orang percaya. Ini berarti orang percaya yang gagal membawa orang lain kepada TUHAN menjadi batu sandungan. Orang yang tidak mengenakan pikiran Kristus akan mengenakan pikirannya sendiri, sehingga semua yang dilakukannya merupakan ekspresi dari dirinya sendiri yang fasik. Tokoh besar dari India, Mahatma Gandhi pernah menyatakan bahwa yang membuat ia tidak akan pernah menjadi orang Kristen adalah orang-orang Kristen sendiri yang tidak menampilkan kehidupan seperti Gurunya, TUHAN Yesus Kristus. Oleh sebab itu dalam pelayanan kita, kita harus menampilkan kehidupan TUHAN Yesus. Sayangnya hari ini banyak “hamba TUHAN” lebih dekat untuk disebut “selebriti”, daripada seorang “hamba” seperti Guru dan TUHAN nya.

Memang untuk menjadi saksi Kristus bagi orang lain harganya sangat mahal, yaitu harus mematikan segala hal yang tidak sesuai dengan kehendak ALLAH, sehingga dapat memperagakan pribadi Kristus. Jika seseorang tidak memperagakan pribadi Kristus, berarti ia memperagakan pribadi setan. Mengenakan pribadi setan berarti ikut menceraiberaikan, bukan mengumpulkan. Dengan ini sekali lagi kita ditantang untuk mengambil sikap, di pihak siapa kita berdiri: TUHAN atau setan?


Untuk menyelamatkan orang lain, kita harus menampilkan kehidupan seperti Guru Agung kita.



Dimodifikasi dari Truth Daily Enlightenment, dengan ijin penerbit.
Read more
0

Mengumpulkan Atau Menceraiberaikan?

Renungan Harian Virtue Notes, 17 Agustus 2010
Mengumpulkan Atau Menceraiberaikan?

Seri : Di Pihak Siapa Kita Berdiri


Bacaan : Lukas 11 : 23

11:23 Siapa tidak bersama Aku, ia melawan Aku dan siapa tidak mengumpulkan bersama Aku, ia mencerai-beraikan."


Dari kalimat TUHAN Yesus ini IA menunjukkan kedaulatan-NYA sekaligus peringatanNYA. Ini mengandung ketegasan yang tidak bisa dan tidak boleh kita anggap sepele. Kalau kita menjadi sekutu TUHAN, berarti kita akan turut mengumpulkan— artinya menyelamatkan jiwa-jiwa—tetapi kalau kita tidak turut menyelamatkan jiwa-jiwa, berarti kita membinasakan, atau membiarkan orang binasa. Mengapa demikian? Sebab jika seseorang tidak berdiri di pihak TUHAN, padahal ia mengenal kebenaran dan memiliki kesempatan untuk berdiri di pihak TUHAN, berarti ia menyatakan dirinya berdiri di pihak musuh TUHAN. Ia membinasakan dirinya sendiri.

Perkataan Yesus di atas menunjukkan kedaulatan-NYA. IA berdaulat sebab IA lah Pencipta, yang menuntut ciptaan-NYA untuk menempatkan diri di pihak yang benar. Pemberontakan iblis di hadapan ALLAH sehingga menyeret pula malaikat-malaikat merupakan realitas yang harus dipahami dengan seksama. Pemberontakan itu berlanjut di muka bumi ketika manusia ciptaan TUHAN yang mulia dijatuhkan (Why. 12:1–4, 7–9). TUHAN membuat perseturuan antara iblis dan manusia. Dalam Kej. 3:15 IA berfirman, “Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya; keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya.”

Setelah kuasa kegelapan menjatuhkan manusia, selanjutnya iblis menyeret sebanyak mungkin manusia untuk mengikuti jejaknya, melawan TUHAN. Ini merupakan gerakan iblis yang terus berlangsung sampai hari ini. Manusia harus menyadarinya (1Ptr. 5:8–9).

Ketika Kerajaan Surga datang, TUHAN akan menantang kita, ada di pihak mana. Kedatangan Kerajaan Surga yang dibawa oleh TUHAN Yesus merupakan isyarat dimulainya sebuah peperangan besar untuk membinasakan pekerjaan iblis dan mengembalikan manusia kepada pemilik-NYA. Sebagaimana iblis mendayagunakan segala kekuatan dan pengikutnya untuk melawan ALLAH, demikian pulalah TUHAN Yesus mendayagunakan kekuatan-NYA dan pengikut-NYA untuk menghancurkan pekerjaan iblis (1Yoh. 3:8). Di surga, malaikat-malaikat yang berperang, tetapi di bumi, sebagai orang percaya, kitalah yang mengawal pekerjaan-NYA. Yang penting harus kita pastikan sekarang adalah, di pihak siapakah kita? Apakah kita turut serta mengawal pekerjaan-NYA atau sibuk dengan urusan kita sendiri?


Berdiri di pihak TUHAN berarti kita harus turut serta mengawal pekerjaan-NYA. Bila tidak, berarti kita berdiri di pihak musuh TUHAN.




Dimodifikasi dari Truth Daily Enlightenment, dengan ijin penerbit.
Read more
0

Sepikiran Dengan TUHAN

Renungan Harian Virtue Notes, 16 Agustus 2010
Sepikiran Dengan TUHAN

Seri : Di Pihak Siapa Kita Berdiri


Bacaan : Matius 16 : 23

16:23 Maka Yesus berpaling dan berkata kepada Petrus: "Enyahlah Iblis. Engkau suatu batu sandungan bagi-Ku, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia."


Perkataan TUHAN Yesus kepada Petrus ini sangat mengejutkan: bagaimana bisa Petrus yang selama ini telah bersama-sama dengan TUHAN Yesus tidak mengerti pikiran TUHAN? Ia mencoba menghalangi rencana TUHAN atau menjadi batu sandungan TUHAN yang mau ke Yerusalem untuk memikul salib. Petrus menjadi alat iblis yang terselubung, padahal tentunya Petrus—seperti juga murid-murid yang lain—pernah mengusir setan. Sungguh ironis.

Ini memberi pelajaran yang berharga bagi kita, bahwa kedekatan seseorang secara fisik dengan TUHAN pun tidak menjamin ia memiliki pikiran TUHAN dan mengerti kehendak-NYA. Kalau Petrus—murid TUHAN Yesus yang terkemuka—bisa kerasukan setan, bukan tidak mungkin orang-orang yang selama ini dianggap rohani atau dekat dengan TUHAN dan aktif dalam pelayanan gereja bisa juga menjadi alat setan yang sangat terselubung. Hal ini harus kita waspadai dengan seksama.

Sebagai perenungan: Apakah kita yakin semua orang Kristen mengerti pikiran TUHAN? Apakah kita yakin semua aktivis gereja mengerti pikiran TUHAN? Apakah kita yakin semua pendeta mengerti pikiran TUHAN? Ini dikemukakan bukan bermaksud untuk menghakimi sesama anak TUHAN atau menciderai jabatan pendeta. Tetapi perenungan ini kiranya menjadi bahan untuk memicu setiap kita, termasuk para hamba TUHAN untuk mengoreksi diri, apakah dalam perjalanan hidup ini kita berjalan dalam kehendak TUHAN (2Kor. 13:5). TUHAN menghendaki kita untuk selalu memeriksa diri oleh tuntunan Roh Kudus, supaya kita dapat menemukan penyesatan yang sedang berlangsung dalam hidup kita (Mzm. 139:23–24).

Sangat mengkhawatirkan sebab banyak orang Kristen merasa pasti dikenal TUHAN, padahal mereka tidak akan pernah diterima di kemah abadi (2Kor 5:1). Bahkan sebenarnya sekarang banyak orang yang ada dalam cengkeraman kuasa kegelapan— seperti Petrus yang kerasukan iblis—tetapi tidak menyadari keberadaannya. Ia berpikir sedang ada di jalur TUHAN, padahal ada di jalur setan. Melalui renungan ini, diharapkan kita dengan rendah hati dan jujur memeriksa diri sendiri dalam terang Firman dan Roh Kudus. Kesombongan akan menutup mata kepekaan kita mengenali diri dengan seksama seperti TUHAN mengenalinya. Hanya TUHAN yang dapat membuka mata kepekaan kita agar memahami keadaan kita yang sebenarnya.


Jangan berhenti memeriksa diri, apakah kita masih berjalan dalam kehendak TUHAN.



Dimodifikasi dari Truth Daily Enlightenment, dengan ijin penerbit.
Read more
0

Bebas Dari Roh Perbudakan

Renungan Harian Virtue Notes, 15 Agustus 2010
Bebas Dari Roh Perbudakan


Bacaan : Roma 8 : 15–17


8:15 Sebab kamu tidak menerima roh perbudakan yang membuat kamu menjadi takut lagi, tetapi kamu telah menerima Roh yang menjadikan kamu anak Allah. Oleh Roh itu kita berseru: "ya Abba, ya Bapa!"
8:16 Roh itu bersaksi bersama-sama dengan roh kita, bahwa kita adalah anak-anak Allah.
8:17. Dan jika kita adalah anak, maka kita juga adalah ahli waris, maksudnya orang-orang yang berhak menerima janji-janji Allah, yang akan menerimanya bersama-sama dengan Kristus, yaitu jika kita menderita bersama-sama dengan Dia, supaya kita juga dipermuliakan bersama-sama dengan Dia.


Paulus berkata bahwa sebagai anak ALLAH, kita tidak menerima roh perbudakan lagi (ay. 15). Berarti penguasaan atau dominasi iblis terhadap kita sudah dihentikan. Kita telah bebas dari perbudakan, sebab ketika seseorang memberi respons terhadap anugerah ALLAH dalam Yesus Kristus, maka ia dibebaskan dari ikatan kuasa gelap, lalu menerima Roh Kudus, dan diberi kemampuan untuk belajar mengerti Firman TUHAN, sehingga tidak lagi dikuasai oleh keinginan-keinginan yang bertentangan dengan kehendak ALLAH. Hidupnya dikuasai oleh kehendak TUHAN atau pikiran TUHAN, serta oleh rencana TUHAN. Orang seperti ini disebut anak-anak ALLAH. Orang yang dengan kesadaran rela menyerahkan kendali hidupnya sepenuhnya pada TUHAN untuk melakukan kehendak TUHAN, rela menyalibkan manusia lama dan segala hawa nafsu keinginannya.

Dari ay. 15 juga menarik untuk dipahami bahwa orang-orang yang masih di bawah penguasaan iblis sebenarnya tidak pantas memanggil DIA itu BAPA di Surga. Selama ini begitu mudahnya kita berkata ”Ya BAPA di Surga.” Sesungguhnya yang pantas memanggil DIA BAPA adalah mereka yang hidup sesuai dengan pimpinan Roh Kudus, hidup mengerti kehendak TUHAN. Tetapi ini bukan sesuatu yang sederhana atau mudah, sebab harus melalui suatu proses pembentukan seumur hidup. Jadi, kalau kita sekarang berani memanggil DIA BAPA walaupun keadaan kita belum sempurna dan belum hidup dalam pimpinan Roh Kudus secara penuh, kita harus terus belajar dan bertumbuh untuk hidup dalam pimpinan Roh.

Kehidupan Kristen yang sejati adalah ketika orang Kristen dipimpin oleh Roh ALLAH. Roh Kudus diberikan-NYA kepada orang percaya untuk mengasuh orang percaya supaya roh manusia menjadi kuat dan berkualitas. Roh manusia (nishmath khayyim) yang pernah dihembuskan oleh ALLAH kepada manusia (Kej. 2:7) itu kualitas orisinal dari TUHAN yang luar biasa. Kualitas murninya dapat dimunculkan kembali atau dibangkitkan. Bila Roh Kudus kembali memimpin kehidupan manusia sehingga diri manusia dibawah kuasa rohnya sendiri yang adalah Roh dari Allah, maka seseorang dapat melakukan kehendak ALLAH dan disebut sebagai anak-anak ALLAH. Kalau manusia tidak dipimpin Roh Kudus, maka roh manusia tidak sanggup melakukan kehendak ALLAH, atau menjadi lemah. Perjuangan yang harus kita lakukan adalah di sini: Memberi diri sepenuhnya dipimpin oleh Roh Kudus yang sama juga artinya dengan menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya (Gal. 5 : 24).

Roh memang penurut, tetapi daging lemah (Mat. 26:41), maksudnya roh manusia memang berkehendak untuk taat, tetapi tubuh manusia dengan keinginan dosanya lebih kuat menguasai kehidupan. Roh manusia akan lemah untuk melakukan kehendak TUHAN. Untuk ini, supaya roh manusia dapat menjadi kuat, maka kita harus hidup dalam pimpinan Roh Kudus melalui terus mengonsumsi Firman TUHAN sebagai makanan rohaninya (Mat 4:4).


Dimodifikasi dari Truth Daily Enlightenment, dengan ijin penerbit.
Read more
0

Dikuasai Roh-NYA

Renungan Harian Virtue Notes, 14 Agustus 2010
Dikuasai Roh-NYA


Bacaan : Hosea 4 : 1–19


4:1. Dengarlah firman TUHAN, hai orang Israel, sebab TUHAN mempunyai perkara dengan penduduk negeri ini, sebab tidak ada kesetiaan dan tidak ada kasih, dan tidak ada pengenalan akan Allah di negeri ini.
4:2 Hanya mengutuk, berbohong, membunuh, mencuri, berzinah, melakukan kekerasan dan penumpahan darah menyusul penumpahan darah.
4:3 Sebab itu negeri ini akan berkabung, dan seluruh penduduknya akan merana; juga binatang-binatang di padang dan burung-burung di udara, bahkan ikan-ikan di laut akan mati lenyap.
4:4 Hanya janganlah ada orang mengadu, dan janganlah ada orang menegor, sebab terhadap engkaulah pengaduan-Ku itu, hai imam!
4:5 Engkau akan tergelincir jatuh pada siang hari, juga nabi akan tergelincir jatuh bersama-sama engkau pada malam hari; dan Aku akan membinasakan ibumu.
4:6. Umat-Ku binasa karena tidak mengenal Allah; karena engkaulah yang menolak pengenalan itu maka Aku menolak engkau menjadi imam-Ku; dan karena engkau melupakan pengajaran Allahmu, maka Aku juga akan melupakan anak-anakmu.
4:7 Makin bertambah banyak mereka, makin berdosa mereka kepada-Ku, kemuliaan mereka akan Kutukar dengan kehinaan.
4:8 Mereka mendapat rezeki dari dosa umat-Ku dan mengharapkan umat-Ku itu berbuat salah.
4:9 Maka seperti nasib rakyat demikianlah nasib imam: Aku akan menghukum dia karena tindakan-tindakannya dan Aku akan membalaskan perbuatan-perbuatannya kepadanya.
4:10 Mereka akan makan, tetapi tidak menjadi kenyang, mereka akan bersundal, tetapi tidak menjadi banyak, sebab mereka telah meninggalkan TUHAN untuk berpegang kepada sundal.
4:11 Anggur dan air anggur menghilangkan daya pikir.
4:12. Umat-Ku bertanya kepada pohonnya, dan tongkatnya akan memberitahu kepadanya, sebab roh perzinahan menyesatkan mereka, dan mereka berzinah meninggalkan Allah mereka.
4:13 Mereka mempersembahkan korban di puncak gunung-gunung dan membakar korban di atas bukit-bukit, di bawah pohon besar dan pohon hawar dan pohon rimbun, sebab naungannya baik. Itulah sebabnya anak-anakmu perempuan berzinah dan menantu-menantumu perempuan bersundal.
4:14 Aku tidak akan menghukum anak-anak perempuanmu sekalipun mereka berzinah, atau menantu-menantumu perempuan, sekalipun mereka bersundal; sebab mereka sendiri mengasingkan diri bersama-sama dengan perempuan-perempuan sundal dan mempersembahkan korban bersama-sama dengan sundal-sundal bakti, dan umat yang tidak berpengertian akan runtuh.
4:15 Jika engkau ini berzinah, hai Israel, janganlah Yehuda turut bersalah! Janganlah pergi ke Gilgal, dan janganlah naik ke Bet-Awen, dan janganlah bersumpah: "Demi TUHAN yang hidup!"
4:16 Sebab Israel degil seperti lembu yang degil, masakan sekarang TUHAN menggembalakan mereka, seperti domba di tanah lapang?
4:17 Efraim bersekutu dengan berhala-berhala, biarkanlah dia!
4:18 Persepakatan para pemabuk! mereka menyerahkan diri habis-habisan kepada persundalan; mereka lebih mencintai kehinaan dari pada kemasyhuran mereka.
4:19 Angin melingkupi mereka dalam sayap-sayapnya, dan mereka akan mendapat malu karena korban-korban mereka.


Ada satu kesalahan prinsip yang kerap disampaikan dari mimbar gereja, bahwa kita harus menyerahkan kehendak kita sendiri untuk dikontrol Roh Kudus sepenuhnya, sehingga kita cukup menjadi pasif mutlak tanpa perlu melakukan perjuangan apapun seperti menyangkal diri dan menaklukkan keinginan daging, sebab semua dikendalikan oleh Roh Kudus. Tampaknya cukup “rohani”, tapi nyatanya TUHAN tidak bekerja dengan cara demikian. Ia sangat menghargai kehendak bebas yang telah dipercayakan-NYA kepada kita sejak penciptaan, dan IA mau kita dengan kesadaran kita memilih –dengan kehendak bebas kita- untuk melakukan kehendak TUHAN. Jika seorang Kristen tidak menyadari bahwa dirinya memiliki kehendak bebas untuk dipergunakan, dan seharusnya dipergunakan untuk memilih TUHAN dan melakukan kehendak TUHAN, maka tidak heran jika banyak orang Kristen masih hidup dalam kedagingan mereka. Oleh karena mereka tidak diberitahukan bahwa ada pilihan yang harus diambil. Dan untuk mengambil pilihan untuk memilih TUHAN dan melakukan kehendak TUHAN merupakan perjuangan. Perjuangan yang sangat berat karena untuk bisa memilih TUHAN dan melakukan kehendak TUHAN, mereka harus melakukan: Menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya (Gal 5 : 24)

Sebaliknya, iblis sangat ingin agar kita menjadi pasif mutlak, tidak mengetahui mengenai kehendak bebas untuk memilih dan perjuangan ini, sebab justru iblis ingin menguasai kita. Maksudnya adalah penguasaan (possesion) roh-roh jahat atas diri seseorang, mulai dari tingkat yang paling kecil sampai akhirnya seluruh kehidupan. Seperti sarang laba-laba yang berkembang dari bentuk kecil, proses penguasaan iblis meresap masuk terus ke dalam diri kita, jika kita tidak waspada dan betul-betul menyerahkan diri kepada pemilikan TUHAN.

Kita harus mengerti benar apa yang dimaksud dengan penyerahan kepada ALLAH. Berserah kepada ALAH bukan berarti menjadi pasif, tetapi sebaliknya menjadi aktif. Aktif mencari kehendak-NYA, aktif menyangkal diri, aktif menyalibkan keinginan daging dan mengenal-NYA lebih dalam. Untuk ini, mengerti isi Alkitab adalah hal yang mutlak. Sebab tidak akan mungkin bagi kita untuk mengerti kehendak-NYA, kalau kita tidak mengerti Kitab Suci. Jarang—bahkan tidak ada—orang yang tidak mengerti isi Alkitab, tetapi bisa mendengar suara TUHAN secara permanen atau terus-menerus.

Perlu kita hayati dan kaji lebih mendalam apa yang disampaikan Hosea berkenaan dengan pengenalan akan TUHAN ini. Alkitab berkata bahwa umat-NYA binasa karena tidak mengenal ALLAH (Hos. 4:6). Dalam King James Version dikatakan “lack of knowledge” atau “kurang pengetahuan”, “kurang mengenal TUHAN”. Seseorang tidak akan dapat mengenal TUHAN secara benar, jika tidak memahami isi Alkitab secara benar. Seseorang tidak akan peka mendengar suara Roh Kudus, jika ia tidak memahami isi Alkitab secara benar. Jika seseorang tidak mengenal TUHAN secara benar dan tidak peka mendengar suara Roh Kudus, bagaimana orang itu dapat melakukan kehendak TUHAN?

Roh Kudus tidak akan berbicara menggantikan Alkitab. Justru Roh Kudus mengingatkan atau memberitakan kepada masing-masing individu apa yang TUHAN katakan. IA tidak akan sembrono dengan berbicara secara terus-menerus kepada orang yang tidak menghargai Alkitab. Justru di sini kita temukan, bahwa orang yang bisa dipercaya bahwa dirinya mendengar suara TUHAN adalah orang yang mengerti kebenaran Firman TUHAN yang tertulis dalam Alkitab. Kalau seorang pembicara Firman tidak menyampaikan kebenaran Firman yang murni, bisa dipastikan suara TUHAN yang diakuinya sebagai murni dari TUHAN adalah kebohongan. Orang ini bisa disebut nabi palsu, yang tidak menggiring umat kepada kebenaran.

Rata Penuh

Dimodifikasi dari Truth Daily Enlightenment, dengan ijin penerbit.
Read more
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Lisensi Creative Commons
Renungan Virtue Notes is licensed under a Creative Commons Atribusi-NonKomersial-TanpaTurunan 3.0 Unported License.
Berdasarkan karya di virtuenotes.blogspot.com.
 
Powered By Blogger