RSS
email

Dapatkan Renungan Virtue Notes Langsung ke Email Anda!

Menikmati akan Kehendak TUHAN

Kamis, 25 Maret 2010

Bacaan : Kejadian 1 : 27-28; Mazmur 4 : 8-9; Yohanes 15 : 7

Menanggalkan segala keinginan kita yang tidak sesuai dengan kehendak TUHAN, bukan berarti kemanusiaan kita hilang. Kita tetap sadar bahwa kita tetap manusia dengan segala unsur kemanusiaan yang tidak pernah lenyap. Dalam hal ini, TUHAN tetap mengizinkan kita menikmati kesenangan-kesenangan sebagai manusia dengan berkat-berkat yang disediakan-NYA bagi kita, baik segala berkat rohani maupun berkat jasmani. Di satu pihak kita melakukan segala sesuatu yang dikehendaki oleh TUHAN, di sisi yang lain, kita tetap menjadi manusia dengan menikmati segala kesenangan yang TUHAN berikan.

Sebetulnya dalam melakukan kehendak TUHAN itu sendiri kita menikmati kesenangan hidup. Misalnya, TUHAN memerintahkan manusia untuk memenuhi bumi (mandat prokreasi) melalui pernikahan. Di sini ada kenikmatan melakukan rekreasi dalam rangka mencari dan menempati bagian bumi. Kenikmatan hidup itu juga termasuk tidur nyenyak, menikmati makanan yang tersedia, dan segala kebahagiaan bersama dengan orang-orang yang mengasihi TUHAN. Orang yang mau melakukan kehendak TUHAN akan dikenyangkan TUHAN dengan sukacita dan kesenangan, tanpa berbuat salah memberhalakan kesenangan-kesenangan tersebut.

Jadi orang yang benar-benar hidup baru dalam TUHAN tetap memiliki kemanusiaan, tetapi keinginannya tak lagi seperti yang dimiliki oleh anak-anak dunia. Misalnya, jika ia ingin memiliki sesuatu, dasarnya adalah hendak menggunakannya bagi TUHAN. TUHAN lah yang menaruh keinginan itu dalam dirinya (Yohanes 15 :7). Hal ini berbeda anak-anak dunia, yang mengingini atau mau mencapai sesuatu dengan dasar untuk memberi nilai diri lebih atau kebanggaan bagi diri sendiri. Kebanggaan-kebanggaan inilah yang menjerat manusia menjadi gila hormat.

Kalau kita mau melakukan keinginan TUHAN, dasarnya bukan karena harus berbuat demikian atau karena peraturan atau takut dihukum, tetapi karena kita mau menyukakan hati-NYA. Kalau kita diberi kesempatan untuk menyukakan hati TUHAN, bukankah itu suatu anugerah yang luar biasa? Oleh sebab itu hal melakukan keinginan TUHAN dengan terlebih dahulu menanggalkan keinginan kita harus diterima dengan sukacita dan rela sebagai suatu anugerah.

Orang yang mau melakukan keinginan-keinginan TUHAN adalah orang-orang yang menjadikan TUHAN kesukaan atau kegembiraan hidupnya. Orang yang tidak menjadikan TUHAN kegembiraan, hidupnya kotor di mata TUHAN.

Bookmark and Share

0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Lisensi Creative Commons
Renungan Virtue Notes is licensed under a Creative Commons Atribusi-NonKomersial-TanpaTurunan 3.0 Unported License.
Berdasarkan karya di virtuenotes.blogspot.com.
 
Powered By Blogger